Gop

144 14 0
                                    

Zeus Pov

Sudah sebulan berlalu sejak peristiwa itu, aku terus memantau roh jahat yang berada di dekat Kenji. Seperti dugaanku roh itu tidak dimusnahkan dan dibiarkan begitu saja. Setiap aku ingin memusnahkannya, pasti dewa kematian itu akan datang dan menghalangi.

Semakin lama roh itu semakin besar, Kenji pasti punya banyak pikiran jahat dalam otaknya. Hari ini adalah hari libur, aku sengaja membiarkan Emma menikmati liburannya di rumah.

Aku sendiri harus pergi menemui seseorang, yah seseorang yang mungkin bisa menjawab rasa penasaranku selama ini.

Untuk sampai ke tempat orang itu, aku harus berjalan cukup jauh ke dalam hutan. Kasihan sekali orang tampan sepertiku harus masuk ke tempat terpencil seperti ini. Tapi hanya inilah cara agar bisa mendapatkan informasi yang akurat.

Setelah berjalan menyusuri hutan selama beberapa jam, aku akhirnya menemukan sebuah rumah kayu yang tampak tua. Rumah itu cukup besar untuk ukuran sebuah rumah di dalam hutan. Seluruh bagian rumah itu ditumbuhi oleh lumut dan bagian atasnya ditumbuhi oleh tanaman liar.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu rumah tiga kali dan tak lama kemudian pintu itu terbuka dari dalam. Suasana di dalamnya tampak gelap, aku bisa merasakan aura makhluk lain dari dalam sana, tapi mataku tidak bisa melihat apa-apa.

“Dewa terbuang, aku kedatangan tamu istimewa hari ini.”

Sebuah suara menggema dari dalam rumah. Aku tersenyum tipis mendengarnya. Aku cukup terkenal rupanya, banyak sekali makhluk halus yang tahu tentang diriku.

“Kalau kau sudah tahu, kenapa tidak menunjukkan wujudmu?” Aku melangkahkan kaki perlahan masuk ke dalam rumah itu. Sejauh ini aku masih belum bisa melihat apapun.

Kriet

Pintu dibelakangku tertutup dengan sendiri, hingga sekarang tidak ada lagi cahaya dalam ruangan ini. “Aku merasa tersanjung karena kau mau datang menemui makhluk rendah sepertiku.” Suara berat itu kembali menggema di ruangan.

Lama-lama dia membuatku kesal juga, aku datang ke sini untuk meminta tolong bukan untuk bermain petak umpet seperti anak kecil. “Tunjukkan dirimu sekarang juga.” Aku bersuara lagi, semoga kali ini dia mau menunjukkan wujudnya.

“Tidak secepat itu dewa, aku harus mengetesmu dulu.”

“Baiklah.” Aku menghela napas kasar lalu memejamkan mataku perlahan. Berani sekali makhluk rendahan ini mengajakku bermain-main. Aku memusatkan kekuatanku di seluruh rumah. Nah ketemu juga.

Plak

“Sakit Arghhh, baiklah kau menang.”

Sebuah cahaya dari langit-langit akhirnya menerangi tempat ini. Aku menyeringai melihat seorang pria yang tersungkur di lantai. Ini akibatnya jika membuat kesabaranku habis.

“Rumahmu ternyata lebih bagus bagian dalamnya daripada bagian luar.” Aku berjalan ke arah sofa lalu mendaratkan bokongku di sana.

“Ugh aku lebih tua darimu, seharusnya kau lebih sopan pada orang tua.” Pria itu bangun dari lantai lalu duduk di sofa yang berhadapan denganku. “Wajahmu tidak menunjukkan hal itu, jadi jangan menyuruhku untuk bersikap sopan padamu.”

“Baiklah ada perlu apa kau datang ke tempat ini dan mengganggu pertapaanku?” Pria itu menatapku dengan pandangan serius. “Aku butuh beberapa informasi darimu, ada pergerakkan aneh di sekitarku dan aku merasa hal itu akan berakibat buruk padaku.” Aku mengutarakan apa yang menjadi alasanku datang ke tempat terpencil ini.

“Tentang dewa kematian yang ada di dekatmu?” Aku tidak heran jika dia bisa langsung tahu apa yang aku maksud. Sebagai informasi untuk kalian, pria yang kutemui ini ada Gop seorang dewa pertapa yang mempunyai banyak informasi di kepalanya.

“Benar sekali, kuharap jawaban darimu bisa membantuku.”

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang