Seorang Manusia

596 35 3
                                    

Emma Pov

Rasanya aku ingin menangis ketika melihat tubuhku bisa bergerak layaknya manusia. Semua ini bagaikan mimpi di siang bolong, aku masih tidak percaya dengan semua yang terjadi padaku. Saking bahagianya, aku bahkan melupakan kehadiran pria itu di sampingku. Aku berbalik menatapnya yang kini mengatakan bahwa aku harus membayar semua ini dengan menjadi pelayan.

“Emma?” Aku memiringkan wajah menatapnya bingung.

“Namamu Emma, mulai sekarang kau adalah milikku.” Pria itu tersenyum bangga lalu duduk di kursi yang tadi kududuki. “Oh ya sebelum melakukan tugasmu, kau harus memakai pakaian itu, dan jangan lupa memanggilku tuan.” Dia menunjuk setumpuk pakaian yang ada di atas tempat tidur, tak jauh dari tempat kami berada.

“Pakaian?” Aku terdiam beberapa saat hingga akhirnya aku tersadar dengan apa yang dia maksud. Pandanganku turun ke bawah, melihat tubuhku yang ternyata tidak menggunakan apapun dari tadi. Wajahku memanas, rasanya malu sekali membiarkan pria itu melihat seluruh tubuhku dalam keadaan polos.

“Baik tuan.”

Tanpa menungu lama, aku langsung berlari ke tempat tidur dan mengenakan pakaian yang menurutku cocok untuk tubuhku. “Cantik sekali,” kata pria itu err tuan sambil menarik tubuhku ke depan cermin besar yang ada dalam kamar. Kini aku bisa meihat seluruh tubuhku dengan jelas.

Aku menatap penampilanku di cermin, masih tidak percaya jika wujudku dalam rupa manusia terlihat sangat cantik dibandingkan saat menjadi boneka. Pakaian maid yang kupakai juga terlihat sangat pas ditubuhku. Aku merasakan sesuatu yang hangat menerpa leherku dan ternyata itu adalah hembusan napas tuanku.

Aku baru sadar kalau dia tengah memelukku dari belakang dan menyandarkan wajahnya di bahuku. Wajahku kembali memanas, aku dapat melihat semburat merah menjalar dari telinga hingga  pipiku. Sedangkan tuan masih memejamkan matanya, sepertinya dia tidak akan melepasku dalam waktu dekat.

“Tu... tuan.” Tubuhku kaku, aku belum pernah mengalami situasi seperti ini dan tidak tahu apa yang harus kulakukan.

“Aroma jiwamu sangat menenangkan, pilihan tepat untuk menyelamatkanmu, katakan apa yang kau inginkan dan aku akan mengabulkannya.” Aku bergidik ketika mendengar bisikkan tuan di telingaku, sepertinya aku harus membiasakan diri dengan situasi seperti ini mulai sekarang.

“Tuan akan mengabulkannya?”

“Tentu saja, mungkin ini bisa sedikit mengurangi rasa bosanku.” Dia tetap tidak merubah posisinya.

“Boleh aku bertanya satu hal tuan?”

Aku merasakan pergerakan di leherku, tuan sudah mengangkat wajahnya dari bahuku. “Apa yang ingin kau tanyakan?” Manik hitamnya menatapku tajam dan aku bisa melihat hal itu dari cermin. “Tuan sebenarnya makhluk apa? Tidak mungkin seorang manusia biasa bisa melakukan hal ini padaku.”

Dia tertawa pelan hingga giginya yang panjang dapat terlihat olehku. “Aku hanyalah seorang dewa yang sedang menjalani hukuman di bumi. Tugasmu adalah melakukan apa yang aku perintahkan. Selain itu kau bebas melakukan apapun asal itu masih berada di dalam pengawasanku, mengerti?”

Aku mengangguk tanda mengerti, dia lalu melepaskan pelukannya dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Aku hanya menatapnya dalam diam.

“Aku memakai cukup banyak energi untuk menghidupkanmu, jadi sekarang aku harus istirahat. Kau boleh memakai semua pakaian yang ada di sini, tapi pindahkan ini ke lemarimu.”

Tak lama kemudian ruangan ini menjadi hening. Samar-samar aku dapat mendengar dengkuran halus dari tuanku yang tengah tertidur. Aku berjalan ke tempat tidur, berniat membereskan pakaian yang dia berikan padaku. Aku menatap wajahnya yang memang terlihat sangat tampan meski tengah tertidur, tapi apakah benar orang seperti dia adalah seorang dewa?

Aku memandangnya dengan seksama, mulai dari rambut hitamnya yang menutupi sebagian mata. Turun ke bulu matanya yang tebal, serta hidung mancungnya yang menambah kesan menarik pada dirinya. Kalau dilihat lagi dia bahkan lebih tampan dari pria yang kusukai.

Aku menggeleng cepat berusaha mengusir pikiran yang ada di otakku. Aku tidak boleh plin-plan, sudah menjadi manusia seperti ini, aku harus menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Setelah merapikan pakaian yang tidak banyak, aku memilih untuk mengelilingi rumah dan melihat tempat ini.

Tempat ini ternyata adalah sebuah studio yang sudah lama ditinggalkan. Tepatnya berada di lantai tiga sebuah gedung lama. Aku menatap ke bawah melihat orang-orang yang tengah berjalan di sana. Hari masih pagi, waktunya untuk pergi ke sekolah dan tempat kerja. Aku menatap kumpulan anak berseragam yang tengah berjalan bersama di bawah.

Mereka tampak gembira saling bercanda satu sama lain, aku ingin sekali seperti mereka. Sebentar salah satu dari mereka ternyata adalah pria yang kusukai, senangnya bisa melihat dia lagi pagi ini.

“Kau ingin seperti mereka?”

Aku berbalik ketika mendengar suara dari sampingku. “Tuan, aku ingin bisa hidup seperti mereka.”

“Kau akan mendapatkannya.”

“Benarkah, terima kasih tuan.” Aku tersenyum menatapnya, sepertinya dia adalah makhluk yang baik.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang