Hari Pertama Sekolah

271 17 0
                                    

Emma Pov

“Wah.” Aku ternganga melihat pantulan bayanganku di cermin. Siapa gadis cantik yang sedang menatapku dari balik cermin itu? Ahh terlalu lebay. Sejak kembali dari tempat itu beberapa hari lalu, aku memang seperti tidak mengenal diriku sendiri.

Di sana mereka memberiku benda-benda yang aneh, mereka juga memotong rambutku. Sewaktu menjadi manekin aku memang tidak tahu bagaimana rupaku, tapi yang jelas aku yang sekarang sangat berbeda dengan aku yang lama. Bahkan tuan saja mengakui kalau aku sangat cantik.

Hal itu membuatnya selalu menggodaku beberapa hari ini, dan aku tidak suka karena pasti hal itu akan membuat wajahku memanas. Ahh mari kita lupakan pesona tuan yang selalu terpancar karena itu akan membuat wajahku memerah lagi. Aku tidak tahu apa penyebabnya.

Aku kembali fokus pada penampilanku yang telah berseragam lengkap. Mengambil napas dalam, aku berusaha menyemangati diriku sendiri agar tidak gugup saat hari pertama sekolah. Aku sangat ingin mencicipi saat-saat itu.

“Emma ayo cepat kita bisa terlambat.” Itu suara tuan. Kenapa dia yang terlihat paling semangat saat mendaftarkanku ke sekolah? Dasar tuan yang aneh.

“Hati-hati dengan pikiranmu aku mendengar semuanya.”

“Maaf tuan, aku akan segera ke sana.” Aku mengambil tas ransel yang sudah kusiapkan di atas tempat tidur lalu keluar untuk menemui tuan. Aku terkejut melihat penampilan tuan yang lebih rapi dari biasanya, dia memakai jas.

“Tuan kenapa penampilannya seperti itu?” Aku bertanya karena penasaran dengan apa yang akan tuan lakukan. Dia memang dewa yang penuh kejutan terlepas dari sikapnya yang terkesan dingin. Beberapa hari melayaninya di sini aku jadi tahu dirinya yang sebenarnya.

Tuan adalah tipe dewa yang tidak ingin mendapat pujian, dia akan melakukan apapun yang disukainya tanpa memikirkan akibatnya terlebih dahulu. Meskipun begitu, aku merasa bahwa dia adalah dewa yang baik. Satu lagi, seluruh luka yang ada di wajahku telah sembuh total karena mendapat kekuatan dari tuan, sekarang aku telah menjadi manusia seutuhnya.

“Tuan akan mengantarkanku ke sana?”

“Tentu saja, bagaimana aku ini majikan yang tampan dan baik kan?”

Aku hanya tersenyum dan mengangguk padanya, nah ini salah satu sifat yang paling jarang ditunjukkan oleh tuan yaitu narsis.

Kami sampai di sekolah tepat saat bel masuk berbunyi. Aku tidak perlu terburu-buru karena aku adalah murid baru di sana. Sekolahku bernama Tokugawa gakuen, sebuah sekolah swasta di prefekture Tokugawa. Kata tuan di sekolah ini banyak sekali manusia yang memiliki darah campuran hingga mereka terlihat sama sepertiku. Aku bisa berbaur dengan mudah.

Setelah melaporkan diri ke kepala sekolah dan wali kelas, aku dibawa menuju ke kelas tempatku akan belajar seperti para manusia pada umumnya.

“Salam kenal semuanya panggil saja Emma, semoga kita bisa berteman dengan baik.” Aku menuliskan namaku di papan tulis dan memperkenalkan diri di depan teman-teman baruku. Sekedar informasi, berkat kekuatan dari tuan, kepintaran otakku meningkat dengan cepat hingga aku bisa langsung duduk di bangku SMA kelas tiga seperti ini.

“Baiklah Emma selamat datang, kau boleh duduk di bangku paling belakang yang kosong.”

Senangnya aku dapat tempat paling belakang yang berada di dekat jendela. Dengan semangat aku duduk di sana.

“Hei perkenalkan namaku Kenji Matsumoto kau boleh memanggilku Kenji.” Seorang pemuda yang duduk di depanku berbalik lalu memperkenalkan dirinya padaku.

DEG

Aku terdiam melihat wajah pemuda itu, jantungku kembali berpacu dengan kencang. Kebahagiaanku semakin sempurna ketika tahu bahwa pemuda yang kusuka ternyata duduk di depanku.

“Baiklah semuanya kita mulai pelajarannya, kali ini bapak akan memperkenalkan guru baru untuk kalian. Guru ini akan mengajar mata pelajaran bahasa inggris silakan masuk pak.”

“Wah.” Aku mendengar suara murid perempuan yang bergema dalam kelas ketika guru baru itu melewati pintu.

“Dia tampan sekali.”

“Wajahnya seperti dewa.”

Aku menatap para murid perempuan yang terlihat sangat bahagia dengan kedatangan guru baru itu. Lalu aku beralih ke guru baru yang kini berdiri di depan kelas.

“Halo semuanya, kalian bisa memanggil saya dengan nama Kevin.”

“Tuan?!”

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang