Persiapan

316 19 0
                                    

Zeuz Pov

Sialan kenapa dia mengatakan hal seperti itu pada Emma? Bisa-bisa aku kehilangan kepercayaan yang sudah susah payah kudapatkan darinya. Terlalu lebay yah itu memang sikapku. Emma tidak mungkin bisa pergi karena hidupnya bergantung padaku.

“Jangan membuat dia berpikir yang aneh-aneh, lupakan apa yang Uta katakan karena semuanya adalah bohong.” Aku menarik kerah baju Uta ke belakang berusaha agar dewa licik itu tidak lagi mempengaruhi Emma.

“Hah tidak menarik dasar petir tua.” Uta mencibir lalu duduk di depan meja kerjanya. Menulis semua data yang tadi telah kami berikan untuk identitas baru Emma. Untuk memenuhi keinginannya, aku akan memasukkan dia ke sekolah yang sama dengan pemuda yang dicintainya.

Bukan tanpa alasan aku melakukan hal ini, aku ingin melihat bagaimana perkembangan jiwanya jika dia dekat dengan pemuda itu. Mungkin saja hal itu nantinya akan bisa menghiburku di dunia yang semakin tua dan membosankan ini.

“Sudah selesai, aku akan mengurus semua berkasnya dan besok kalian sudah bisa mengambilnya. Oh ya jangan lupa dengan bayaranku.” Uta tersenyum mengeluarkan gigi taringnya yang tajam dan berkilauan. Dasar licik, dalam dunia kami semua tindakan harus ada bayarannya, tidak berbeda dengan dunia manusia.

“Besok akan kuberikan padamu, baiklah kami pergi dulu, ayo Emma.” Aku langsung menarik tangan Emma tanpa memberikan penghormatan pada Uta. Ayolah dia hanya dewa yang berada di bawah levelku, tidak perlu terlalu sopan padanya.

Dari tempat Uta, aku membawa Emma ke pusat perbelanjaan yang besar. Tujuanku adalah untuk membelikannya perlengkapan yang layak, karena dia akan menjalani hidup sebagai menusia nantinya. Aku adalah dewa Zeus dan aku tidak suka melihat pelayanku dianggap remeh soal penampilan.

Perhentian pertama, aku membawanya ke tempat pakaian wanita dan memilih beberapa pakaian yang cocok untuknya. Tak lupa seragam khusus sekolahnya. Emma sendiri hanya mengikutiku dengan antusias dan tidak protes dengan pilihanku. Pelayan yang baik adalah yang selalu menuruti perintah tuannya bukan?!

“Wah ini apa tuan?”

Sekarang kami berada di tempat yang menjual peralatan sekolah. Emma tengah melihat beberapa buku dan alat tulis.

“Itu adalah buku dan ballpoint yang akan kau gunakan ketika pergi ke sekolah, kita akan membeli ini.” Aku mengambil beberapa pack buku dan alat tulis lainnya lalu memasukkannya ke troli belanjaan kami.

“Kalau ini tuan? Warnanya cantik sekali.” Mata Emma berbinar melihat sebuah tas berwarna biru langit yang cerah.

“Itu tas untuk mengisi semua ini nantinya, warnanya cocok untukmu jadi kita akan membelinya.” Aku tersenyum lalu mengambil tas itu dan memasukkannya ke troli.

“Wuahh tempat ini menakjubkan sekali tuan.” Setelah kami membayar semua barang itu, aku mengajak Emma untuk pergi ke tempat selanjutnya. Kami mungkin akan sangat lama di sini, jadi aku memilih untuk mendatanginya paling akhir.

“Tentu saja Emma selama kau mempunyai uang, tempat ini akan memberikan segalanya untukmu.”

Emma mengangguk paham mendengar penjelasan dariku. Dia membawa kantong berisi barang-barang yang tadi kami beli. Terlihat sangat banyak dan berat tapi dia tidak terlihat kesusahan saat membawanya. Sepertinya kekuatannya tidak seperti manusia biasa kebanyakan, jadi aku harus mengajarinya untuk menahan kekuatannya.

“Kita sampai, titipkan barang-barang itu di sini.” Menuruti perkataanku, Emma menaruh semua kantung itu di tempat penitipan barang. “Kita akan membuatmu jadi cantik di sini.” Aku memegang bahunya membuat Emma menatapku bingung. “Ba ... baik tuan.”

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang