Buku Harian

84 6 0
                                    

Emma Pov

Aku dan tuan mulai membongkar isi kamar Hanna dengan perlahan. Kami tidak ingin aksi kami diketahui oleh orang tuaku. Tuan sudah terlalu banyak menghabiskan kekuatannya dan aku tidak ingin tubuhnya lemah karena mengeluarkan kekuatan lebih banyak lagi.

Tuan memeriksa lemari Hanna sedangkan aku memeriksa meja belajar Hanna yang penuh dengan buku. Aku ternyata adalah orang yang sangat menyukai buku. Bibirku tersenyum senang mengetahui kenyataan ini.

Aku sudah membuka buku dan laci bagian atas meja itu tapi tidak menemukan apapun. Terakhir aku membuka laci paling bawah meja itu dan menemukan buku harian milik Hanna. Ini dia, pasti ada petunjuk penting tertulis di sini.

Aku mulai membuka buku berwarna hijau muda itu dan membaca isinya dalam hati. Tidak ada yang special, hanya keseharian seorang remaja yang terlalu bersemangat untuk mengejar impiannya. Aku tersenyum membaca tulisanku sendiri. Tulisan itu sangat rapi dan cocok untuk kepribadianku.

Aku akhirnya sampai di beberapa halaman terakhir. Di sana tertulis bahwa aku sedang tertarik dengan seseorang

“Aku menyukai pemuda itu, meski sosoknya terlalu jauh dengan diriku yang hina ini. Sosoknya seperti matahari, selalu menyinari hari-hariku yang kelam. Dengan hanya memandangnya saja, hatiku sudah mendapatkan ketentraman yang tak terhingga. Andai dia tahu kalau aku menyukainya, mungkin hal itu akan terjadi suatu hari nanti.”

Tulisan ini jelas sekali menunjukkan kekagumanku pada seseorang. Aku kembali membuka lembar berikutnya dan membaca apa yang ditulis oleh Hanna di sana.

“Hari ini dia datang lagi, sebelum keluar dari pintu kelas, entah kenapa dia berbalik dan tersenyum padaku.”

Srek

“Dia memintaku untuk jadi kekasihnya, ahh impian yang mustahil tapi sekarang bisa terwujud. Terima kasih Tuhan.”

Srek

“Sikapnya perlahan berubah menjadi aneh. Apa dia sudah tidak suka padaku lagi? Atau dia sengaja melakukan hal itu agar aku tidak curiga kalau dia punya selingkuhan di belakangku.”

Srek

“Malam ini aku akan mengakhiri semuanya...”

Pandanganku terpaku pada sebaris kata yang tertulis di halaman terakhir buku harian itu. Berarti sebelum menghilang Hanna pergi untuk menemui seseorang yang merupakan kekasihnya.

Jika orang itu kekasihnya berarti mereka seumuran. Kekasih yang didapat di sekolah pasti seumuran kan?

“Apa yang kau dapatkan?” Sebuah bisikkan terdengar di telingaku dan ternyata tuan sudah ada di belakangku. Dia mengambil buku harian yang ada di tanganku lalu membacanya.

“Ini adalah petunjuk penting yang kita butuhkan. Tapi di sini tidak tertulis nama pujaan hatinya. Disini juga tidak tertulis di mana tempat mereka akan bertemu.” Tuan membolak-balikkan kertas itu, berharap dapat menemukan petunjuk lain tapi hasilnya nihil.

Hanna mungkin adalah gadis yang sangat merahasiakan kehidupan pribadinya. Selain petunjuk itu kami tidak menemukan apapun. Tuan mengambil buku harian itu lalu membawanya pergi bersama kami.

Aku sempat melihat ayah dan ibuku sebelum meninggalkan tempat itu. Mereka sepertinya sangat terpukul dengan kepergianku. Lihat saja mereka tidak mengurus diri mereka dan terlihat bagai orang yang bosan hidup.

Aku ingin menunjukkan sosokku pada mereka tapi tuan melarang. Dia tidak berhak mencampuri takdir kehidupan seseorang. Aku harus bersabar dan menjaga diri agar tidak melanggar peraturan langit.

Meski sampai sekarang aku tidak tahu peraturan langit yang sebenarnya seperti apa. Aku hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh tuan. Dan kuharap dengan begitu aku tidak menjadi beban untuk tuan. Yah semoga saja.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang