Kenyataan

96 6 0
                                    

Zeus Pov

“Kenapa kau ada di sini?” Aku terkejut ketika mendengar sebuah suara berat dari belakangku. Dengan tubuh yang bergetar karena ketakutan, aku berbalik dan melihat seorang dewa berjubah hitam menatapku dengan mata merah yang menyala.

“A... aku ingin bertemu dengan kakak.” Aku menjawab dengan terbata-bata, pandanganku beralih ke bawah. Aura mereka sangat kuat, rasanya seluruh tubuhku remuk ketika bertatapan mata dengan mereka.

“Kau seharusnya tidak ada di sini. Apa saja yang sudah kau dengar dan lihat?” Dewa berjubah itu mengangkat daguku agar mata kami kembali bertatapan. Layaknya boneka aku mengikuti setiap perintahnya.

“Kau sudah melihat terlalu banyak. Kau tahu kan harus berbuat apa, kalau masih ingin selamat?”

Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, seluruh tubuhku kaku dan kurasa aku sudah berada di ambang batasku. Tak lama kemudian aku sudah kehilangan kesadaranku.

* * *

“Hah hah hah hah.” Aku membuka mata dan langsung bangun dari tidurku. Kuedarkan pandangan ke seluruh ruangan, ternyata apa yang kulihat barusan hanya mimpi. Sekarang aku berada di rumah kami, di dalam kamar aku dan Emma.

Beberapa hari sejak kejadian itu, setiap aku memejamkan mata pasti potongan ingatan masa lalu terlihat di mataku. Aku ingin sekali melupakan kejadian itu, sudah lama aku mengubur semua ingatan itu dan tidak ingin mengingatnya lagi.

Itu adalah masa-masa paling menyeramkan saat aku menjadi seorang dewa. Kenyataan itulah yang membuatku memutuskan untuk melakukan banyak kesalahan agar bisa pergi dari nirwana.

Aku tidak suka dengan cara mereka bekerja. Kenyataan dari peraturan langit yang akhirnya kuketahui membuat kepercayaanku pada dewa-dewa di nirwana menghilang. Aku bahkan jijik karena menjadi salah satu bagian dari mereka.

Mereka yang kuanggap suci ternyata lebih rendah dan kotor dari penghuni neraka. Mungkin sifat manusia yang kejam tidak ada bedanya dengan mereka.

Aku memegang kepalaku yang terasa sakit. Sejenak aku melihat seluruh tubuhku. Masih bersih seperti saat terakhir kali sebelum aku tidur. Aku dapat bernapas lega sekarang karena sepertinya aku tidak melakukan hal aneh saat tidur.

Aku takut jika kejadian beberapa hari lalu terulang lagi. Aku tidak ingin membunuh manusia tanpa rencana dan menyebabkan keributan di dunia mereka. Seperti halnya berita di salah satu stasiun tv kemarin.

Mungkin mereka akan langsung membunuhku jika tahu bahwa aku adalah pelaku di balik pembunuhan itu.

Aku adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan rapi dan teratur. Aku tidak suka jika pekerjaanku terlihat berantakkan dan meninggalkan jejak dimanapun. Itu sangat tidak keren.

Aku berbalik melihat jam yang ada di dinding. Sudah pukul lima sore, berapa lama aku tidur?

Ke mana Emma? Aku memejamkan mata dan mencari tahu kemana pelayan setiaku pergi.

Ya ampun anak muda, apa mereka tengah bermain kucing kaleng?

Aku melihat Emma tengah berjalan membuntuti kekasihnya sendiri dari belakang. Permainan apa yang tengah mereka mainkan sekarang? Lucu sekali.

“Emma apa kau mendengarku?” Aku akhirnya mengirimkan telepati pada Emma.

Gadis itu tampak sedikit terkejut karena mendengar suaraku di pikirannya. “Ehh tuan? Apa tuan baik-baik saja? Aku meninggalkan tuan karena tuan tidurnya sangat pulas tadi.” Emma langsung mengeluarkan semua isi pikirannya padaku.

Hah kebiasaan dia yang selalu mengkhawatirkan keadaanku, padahal seharusnya dia yang harus dikhawatirkan sekarang.

“Itu tidak penting, sekarang apa yang sedang kau lakukan? Kenapa mengikuti Kenji seperti itu?”

“Tuan jika terjadi apa-apa denganku, tolong selamatkan aku yah.”

Aku mengangkat sebelah alisku mendengar permintaan Emma.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang