Dewa Kematian

158 13 0
                                    

Emma Pov

Aku masih menatap wajah teman baruku dengan pandangan tidak percaya. Sosok Kenji yang selama ini ada di pikiranku adalah orang yang baik, tidak mungkin dia seperti itu.

Tapi jika dilihat dari ekspresi yang ditunjukkan oleh teman-temannya kemarin, bisa saja apa yang dikatakan oleh Hiyori benar.

“Emma, Pak Kevin pingsan di lantai bawah.” Tiba-tiba seorang murid datang dengan tergesa-gesa padaku. “Tu... eh pak guru pingsan?” Aku menatap murid itu dengan pandangan bingung. Sejak kapan dewa bisa pingsan?

“Teman-teman sudah membawanya ke klinik sekolah kau bisa melihatnya di sana.”

“Baiklah aku akan segera ke sana, terima kasih.” Aku tersenyum lalu beranjak dari tempat dudukku. Hiyori mengantarku ke klinik sekolah karena aku belum hapal dengan baik jalan di sekolah ini.

Kami berjalan sambil bercerita soal keluarganya. Aku suka berbicara dengannya, dia adalah gadis yang baik meski sepertinya dia mudah marah.

“Eh?”

Ketika berjalan melewati lorong, aku melihat tuan sedang berbicara dengan seorang wanita yang tidak kukenal. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Aneh bukankah mereka berkata bahwa tuan sekarang sedang berada di klinik, lalu ini apa?

“Hiyori sepertinya sampai di sini saja, aku baru ingat kalau aku harus mengambil sesuatu sebelum menemui pak guru.” Aku berbalik melihat Hiyori membuat langkah kakinya terhenti. “Terima kasih.”

Gadis itu menatapku bingung lalu memilih untuk kembali ke kelas. Setelah merasa tidak ada anak lain di sekitarku aku berjalan menghampiri Tuan dan wanita itu. Mereka tampaknya sedang berada dalam pembicaraan yang serius. Buktinya tidak ada yang menyadari kehadiranku di sana.

“Dia siapa tuan?” Aku berjalan pelan hingga kini berada di belakang tuan. Setelah wanita itu menghilang aku langsung melontarkan pertanyaan pada tuan. “Salah satu dari dewa kematian, ingat ini Emma, jangan pernah berurusan dengannya. Jika dia menemuimu segera lari dan kabari aku.” Tuan langsung menjawab tanpa berbalik, sepertinya dia menyadari keberadaanku sejak tadi.

“Kenapa tuan ada di sini? Kata teman-teman mereka membawa tuan ke klinik sekolah.” Aku bertanya lagi pada tuan. Ini juga pertama kalinya aku melihat penampilan tuan yang berbeda dari biasanya, aura di sekitarnya juga terlihat berbeda.

“Ya ampun aku lupa, ayo kita harus cepat melihat tubuh manusiaku sebelum mereka menguburkannya karena dikira sudah mati.” Tuan menepuk dahinya dengan ekspresi terkejut yang terkesan dibuat-buat. Hah sifat narsisnya kambuh.

“Aku pergi duluan, kau menyusul dan jelaskan pada mereka agar tidak curiga dengan kondisi tubuhku ya Emma.” Tuan berbalik lalu menepuk kedua pipiku pelan. Dalam sekejap dia menghilang dari pandanganku.
Aku menghela napas pelan, ternyata dia meninggalkan tubuh manusianya. Tapi penampilannya dalam wujud dewa juga terlihat keren, mungkin dia memang ditakdirkan seperti itu.

Tanpa menarik waktu lagi, aku berjalan ke arah klinik sekolah. Di sana penuh dengan murid perempuan yang mengelilingi tubuh tuan. Guru yang bertugas di sana sudah meminta mereka untuk keluar tapi mereka masih berada di sana.

“Apa dia dewa, dalam keadaan seperti ini pun masih terlihat tampan.”

“Kyaaa aku ingin sekali tidur di sampingnya.”

Dan beberapa pujian yang vulgar terus dikeluarkan oleh para gadis itu. Aku masuk ke dalam kerumunan itu hingga akhirnya berada di samping tempat tidur.

“Teman-teman terima kasih karena telah menjaga pak guru, pelajaran akan segera dimulai kalian bisa kembali ke kelas. Aku akan menjaganya di sini.” Aku tersenyum kaku. Jika aku yang menyuruh mereka pergi mereka pasti mendengarkanku. Tuan kan waliku. Hah sebaiknya kami harus lebih berhati-hati agar kejadian ini tidak terulang lagi.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang