Bab 5

6.6K 645 38
                                    

Kevin PoV

Setelah si Manis Karamel memperkenalkan namanya. Dia izin–lebih tepatnya melarikan diri ke toilet.

Sepertinya dia mengingatku.

"Baru juga bertemu lagi, sudah membuatnya kabur.", ejek Brian.

"Berisik kau! Mau ku robek mulutmu? ", tanyaku dengan sembari mengacungkan pisau yang seharusnya digunakan untuk memotong steak.

Kesal mendengar ejekan Brian, aku segera pergi menyusul si Manis-ku.

Saat memasuki toilet kulihat Sora tengan melamun di depan cermin wastafel.

Sebuah seriang muncul di wajahku. "Apa yang sedang si manis ini pikirkan, hah?", tanyaku yang masih berdiri di depan pintu.

Sepertinya aku membuyarkan lamunannya.

"Apa maksudmu?!", tanyanya marah, tapi ada semburat merah di kedua pipinya.

Aku menghampirinya. Menatap lekat wajah manisnya itu.

"Apa kau ingin aku pesankan cheesecake terenak untukmu?", tanyaku menggodanya. Lihatlah wajahnya memerah tapi ada raut marah juga. Kucengkram kedua pipinya dan menghadapkannya ke cermin. "Kenapa? Lihatlah ekspresimu. Kau sungguh menggoda. Ekspresi marah bercampur malu yang menggemaskan."

Plak!

"Maaf Tuan muda Arthur, bisa kau tidak menyentuhku seenak jidatmu?", tanyanya setelah menyingkirkan tanganku dari pipi lembutnya.

Sepertinya akan sulit untuk mendapatkan si manis karamel ini. Tapi akan kupastika dia menjadi milikku.

"Tapi aku sungguh tertarik padamu. Aku ingin memilikimu. Maka tanggungjawab lah karena kau telah menarik perhatianku." Kutarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya dan tubuhku saling bersentuhan. "Jadilah milikku."

Kutundukkan badanku. Perlahan bibirku kutempelkan pada bibirnya. Menjilat bibir atasnya lalu pindah ke bibir bawahnya. Melumat, menghisap, hingga menggigit kecil bibirnya. Bibir Sora terasa manis bagiku. Seperti karamel, dan aku suka itu.

Kulihat Sora terdiam tak percaya atas perbuatanku. Melihat wajahnya yang manis itu membuatku ingin terus menggonadanya.

Kulepaskan ciumanku dan menatap Sora tepat di mata ungunya yang indah itu.

Saat Sora membuka mulutnya hendak memarahiku, kutarik lengannya ke luar dari toilet. Aku segera menuju meja Brian dan Sara.

"Sar, aku minjem Sora ya. Selagi besok libur, dia akan menginap di rumahku.", ujarku meminta izin–lebih tepatnya memeberi tahu Sara bahwa Sora akan ku bawa pulang ke rumah.

Sara mengangguk senang. "Bawa saja.", ujarnya senang. Aku yakin dia dan Brian akan bermesraan setelah ini.

"Kakak!" Sora berteriak marah. Wajahnya memerah menahan emosi yang sedari tadi dipendamnya.

"Tenang saja Sora, Kevin orang yang baik kok. Palingan dia akan bersikap BUAS jika kau tak menurutinya. Jadi sebaiknya kau tidak membantahnya jika masih ingin melihat matahari besok." Brian memberi petuah pada Sora, namun Sora tampak kesal dengan apa yang diucapkan Brian.

"Kak Bri! Aku tidak suka diatur! Apa lagi harus menuruti orang yang tak kukenal!"

"Sudahlah Sora. Sebaiknya kau dan Kevin saling mengenal dulu." Bagus Sara. Thanks banget atas dukunganmu!

"Saling mengenal?! Kakak pikir ini acara cari jodoh apa?!", marah Sora dengan meneriaki Sara. Teriakan Sora menarik perhatian orang lain di restoran.

MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang