Bab 30

3.7K 298 20
                                    

Sora PoV

"..ra!"

Siapa itu?

"Sora!"

Suara ini.. Sepertinya tidak asing bagiku.

"Sora! Bertahanlah! Jangan tinggalkan aku!"

Ugh! Silau sekali! Cahaya apa ini?

"Sora, kumohon buka matamu!"

Mataku berat sekali untuk terbuka. Semuanya buram. Aku dimana ini?

"Sora!!"

Ke..vin? Kenapa dia ada di sini?

"Syukurlah kamu sadar! Aku..hiks..aku takut sekali kamu akan meninggalkan ku. Hiks."

Aku menatapnya heran. Kepalaku terasa sakit sekali. Kucoba untuk berbicara, namun kerongkonganku terasa sakit dan suaraku tidak dapat keluar.

Kulihat Kevin mengambil gelas berisikan air minum. Dia meminumkan air itu padaku dengan cara dia menuguk air itu dan memberinya melalui ciuman.

"Syukurlah kamu kembali padaku. Aku.. Aku tidak tahu lagi apa yang akan kulakukan tanpamu."

Mataku melirik sekeliling ruangan. Selang infus di tangan kiriku, ruangan dengan nuansa warna putih, dan bau obat-obatan yang sangat menyengat sudah membuktikan bahwa aku berada di rumah sakit.

Kevin menggenggam tangan kiriku. "Aku telah memanggil dokter, sebentar lagi dia akan sampai dan memeriksa kondisimu. Apa yang kamu rasakan?"

Aku menatap wajah Kevin dengan seksama. Seketika aku teringat dengan putraku, Jean. Dia mendatangiku di alam bawah sadarku.

Bahkan aku tak pernah mengunjungi makam putraku lagi. Apa saja yang telah kulakukan selama ini? Aku ingin bertemu Jean.

Aku mencoba menggerakkan tubuhku, namun tenagaku seakan-akan lenyap. Untuk mengangkat tangan saja sulit. Tunggu!

Kenapa tubuhku sulit merespon apa yang otakku perintahkan? Tubuhku sulit bergerak. Kenapa ini?

"Emmm!! Anngg!! Eeevviiiin!! Loong! To..loooonngg!"

"Sayang, jangan banyak bergerak dulu. Kamu baru saja sadar dari koma." Kevin menahan tubuhku yang terus bergerak tak bisa diam. Aku semakin histeris akan kondisi tubuhku.

"Viin! Aauu, tlloong auu!!"

"Tenang sayang, dokter akan segera datang. Kumohon tenanglah." Kevin membawaku ke dalam dekapannya. Sementara air mata tak henti-hentinya keluar dari mataku. Bahkan isak tangis dan raungan terdengar di seluruh penjuru kamar.

KRIIIEET!

"Dokter! Tolong, ada apa dengan Sora? Ia terus meronta-ronta dan berteriak tak jelas!"

"Tenanglah, Tuan Arthur. Kami akan memeriksa kondisi pasien. Sebaiknya anda tenang dan tidak panik, biarkan kami melakukan tugas kami."

Beberapa perawat dan seorang dokter laki-laki yang sudah berumur menghampiriku. Dia mulai melakukan beberapa pengecekan. "Apa yang anda rasakan saat ini, Tuan Seto?"

"Aaauu suu..it berrgeak! Uubuhuu ga melauuukan apa ang ootaaku iniingkan!" (aku sulit bergerak! Tubuhku ga melakukan apa yang otakku inginkan!)

Dokter menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Beliau menghela napas panjang. "Sepertinya kita harus melakukan pengecekan otak dan saraf."

"Apa maksudmu, dok?!", tanya Kevin kaget. "Apa yang terjadi pada Sora-ku?!"

"Begini Tuan Arthur, berdasarkan gejalanya saya berasumsi terjadi sesuatu dengan saraf di otak Tuan Sora yang menyebabkan terjadinya ketidak sinkronan antara apa yang otak perintahkan dengan respon tubuh. Itu pasti karena benturan keras saat insiden kecelakaan itu terjadi.", jelas dokter itu.

MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang