Sora PoV
"Ke..vin.. Kamu dimanaaa?" Tangisku pecah. Kenapa dia meninggalkan ku. Aku takut. Aku ingin pulang.
Clang!
"Su-suara apa i..tu?"
Clang!
Clang!"Kev.. Ka..mu dimana?"
"Aku disini, sayang."
Eh?
"SURPRISE!!!"
"Ke..vin..? Ka..kak? Mom? Se..mua.nya?" Apa ini? Kenapa ada banyak orang di sini? Bahkan Kak Jeil dan Kak Marl ada di sini. Kenapa juga tiba-tiba semua lampu menyala? Sebenarnya ada apa ini?
"Aaahh.. Adik iparku sampai menangis seperti ini, ini semua salahmu, Vin!"
"Tapi Sora jadi manis 'kan, Anna."
"Iya sih Mom, tapi kasiankan adik iparku jadi ketakutan begini."
Kakak menghampiriku dan memelukku. Air mataku masih mengalir. Bahkan aku masih sesenggukan di pelukan Kak Sara. "Sshhh.. Jangan nagis lagi. Kami minta maaf, kami hanya ingin memberi kejutan untukmu."
"Keju..tan?"
Kevin menghampiri aku dan Kakak dengan segelas minuman. Tanganku ditariknya perlahan menuju pelukkannya. "Maafkan aku, sayang. Aku tak bermaksud membuatmu ketakutan, aku sungguh minta maaf." Kevin memberikan minuman yang dibawanya padaku, aku meminum minuman itu perlahan-lahan. Setelah minumannya abis, gelasnya kukembalikan pada Kevin.
Aku menatap Kevin kesal. "Apa kamu butuh sesuatu yang lain, sayang?"
Dengan kesalnya aku memukul dada bidang Kevin bertubi-tubi. "Kamu jahat! Kamu meninggalkan aku sendirian! Aku benci kamu! Benci!! Benci!!"
"Iya, iya. Aku juga cinta, cinta mati sama kamu, Sora." Kevin memelukku erat, sangat erat. Dia berbisik di telingaku. "Melihat wajahmu saat ini membuatku terangsang. Aku ingin dirimu, So~ra~"
"Aaa!! Lepaskan aku!!" Aku mendorong dada Kevin sekuat tenaga hingga pelukannya terlepas. Aku menatapnya tajam. "MESUM!!"
Semua orang yang ada di sini tertawa, mungkin karena ucapanku.
Aaaa!! Malu!!! Kenapa aku mengucapkan kata itu dengan kecang?! Kuyakin wajahku sudah memerah sepenuhnya.
Papa menghampiriku dan mengusap pucuk kepalaku. "Sabar ya, Sora sayang. Kevin itu emang suka iseng, tapi sepertinya isengnya hanya ke kamu aja deh. Iya kan Vin?"
Kevin menyeringai. Tatapan matanya seperti orang yang penuh ambisi. Tapi ambisinya dalam hal kemesuman.
Kak Anna mengaitkan lengannya di lenganku. "Ayo ikut aku!"
"E-eh?! Kita mau ke mana, Kak?!"
"Ra~ha~sia" Mom mendorong punggungku pelan agar aku bergerak mengikuti Kak Anna.
Aku dibawa menuju sebuah ruangan yang terdapat sebuah meja rias indah dan satu set sofa di pojok ruangan. Kak Anna mendudukkan ku di kursi meja rias.
"Oke! Saatnya mulai bermake-up ria!!"
"A-apa!? Make-up?" Siapa yang dimake-up? Aku? Ga! Aku ga mau dimake-up.
Mom menghampiriku dari belakang dan menepuk pundakku. "Tenang sayang, Anna hanya akan memberi sedikit sentuhan di wajahmu agar menjadi lebih segar. Dia tidak akan berbuat macam-macam dengan wajahmu."
Aku menatap tajam Kak Anna untuk memastikan perkataan Mom benar. Kak Anna mengangguk pasti. "Aku hanya akan mengaplikasikan make-up natural."
Aku menghela napas. Aku pasrah dengan apa yang akan Kak Anna lakukan dengan wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√
Dla nastolatków"Manis, seperti karamel." -Kevin "Siapa sih dia?! Dasar tidak sopan!" -Sora <><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><> INI CERITA GAY, HOMO, YAOI, APA LAH ITU. POKOKNYA SEJENIS ITU. PLUS MPREG HOMOPHOBIC MENJAUH SAJA(tidak maksud untuk ngusir. Dem...