Bab 15

4.4K 405 20
                                    

Sora PoV

Kenapa? Kenapa hal ini terjadi padaku?

"Sora sayang, dengerin Mom! Ini anugerah dari Tuhan, kamu ga boleh berpikir untuk menggugurkan janin ini." Mom duduk di sampingku dengan tangan kanannya menyentuh perutku yang masih rata.

"Benar kata auntie, ini anugerah. Kamu ga usah takut dengan kata orang lain, aku yang akan turun tangan jika ada orang yang mengomentari kondisimu!" Kak Brian mengusap kepalaku pelan.

Kakak terus menggenggam tanganku erat. Mungkin dia khawatir jika aku akan merasa depresi atau semacamnya.

Tapi! Aku tidak semiris itu. Aku hanya bingung kenapa ucapan Marl bisa menjadi kenyataan.

Aku mencoba tersenyum pada mereka. "Aku tidak akan menggugurkan janin ini. Aku juga tidak perduli dengan omongan orang lain. Tapi... " Mereka menatapku penasaran.

"Tapi apa Sora?" Kakak tampak begitu penasaran dengan ucapanku.

"Aku hanya tidak menyangka bahwa harapan Marl terwujud." Kulihat Marl tersenyum bahagia padaku.

"Marl, apa kau tau hal ini akan terjadi?", tanya Kak Anna dengan tatapan mata yang tajam.

Marl mengalihkan pandangannya dari kami semua.

"Kak Marl, jawab pertanyaan itu!", ucapku datar.

"Hehe.. Sebenarnya aku punya firasat jika kamu bisa hamil. Yaaaa walaupun aku tidak memeriksa atau mengecek kondisimu langsung, tapi entah kenapa firasatku sangat kuat. Oleh sebab itu aku menceritakan kasus pria yang bisa hamil itu padamu, Manis.", jelas Marl.

Kak Anna menghampiri Marl lalu menarik kerah kemeja yang dipakai Marl. "Dokter gila! Jika kau sudah tau akan terjadi hal ini kenapa tidak kau cek tubuh Sora sejak awal?!"

"Sabar, Kak Anna. Ini bukan salah Marl. Sejak awal aku dan Kevin memang ingin melakukan pengecekkan, tapi kami belum menemukan waktu yang tepat.", jelasku. Kak Anna langsung melepaskan tangannya dari kemeja Marl.

Kak Anna menarik tanganku hingga aku berdiri. Seketika Kak Anna memelukku. "Tenang saja. Aku sendiri yang akan memantau kondisimu dan calon keponakan ku."

"Mom juga akan membantumu. Tidak perlu takut, ada kami semua di sisimu. Kamu dan Sara sudah Mom anggap sebagai anak Mom sendiri. Kamu bisa bergantung pada Mom dan Papa." Mom mencium pucuk kepalaku.

"Kita adalah keluarga, Sora. Bebanmu adalah beban kami juga. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami juga." Kakak ikut memeluk ku.

"Benar kata Sara. Kita adalah keluarga sampai kapanpun. Bergantunglah pada kami. Kami ingin kamu bahagia, Sora.", ujar Kak Brian sembari tersenyum hangat padaku.

"Tentu aku bahagia, Kak!" Kupamerkan senyum terbaikku.

"Sepertinya aku dilupakan di sini.", ujar Marl jutek plus wajah yang merana. Dia melirik kami yang tengah menikmati waktu kebersamaan ini.

Aku tertawa melihat tingkah Marl yang sebenarnya ingin ikut nimbrung di antara kami.

"Terima kasih telah memberi pengertian padaku sejak awal. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Kak Marl tidak meyakinkanku untuk menerima kondisiku saat ini. Mungkin aku akan dilanda depresi berat. Sekali lagi terima kasih." Aku memeluk erat Marl dan Marl membalasnya dengan mengusap-usap rambutku dengan sayang.

"Kamu sudah kuanggap adikku sendiri. Tidak perlu sungkan untuk minta bantuan dariku, Manis." Marl tersenyum padaku.

"Kita harus beritahu berita bahagia ini pada Kevin!", celetuk Mom dengan semangatnya.

MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang