Bab 18

4K 374 1
                                    

Sora Pov

Aku menatap Kevin yang masih setia duduk di sofa di ruang inapku. Dia masih berkutat dengan beberapa tumpuk dokumen dan laptopnya.

Sudah dua hari aku di rawat dan aku masih bisa merasakan aura kemarahan Kevin. "Kev..."

Kevin menoleh padaku, dia meninggalkan pekerjaannya dan menghampiriku. Tangannya mengusap rambutku. Walau ekspresinya masih datar, tapi sikapnya masih sama seperti biasa.

"Apa kamu memerlukan sesuatu?"

Aku menggeleng. "Aku mau ke makam anak kita."

Kevin duduk di kursi yang ada di samping bangsalku. Tangannya menggenggam salah satu tanganku dan mencium tiap ruas jariku. Bibir nya sedikit tertarik, menampilkan senyum tipis di wajah tampannya yang tampak tidak semangat. "Ketika kondisimu sudah pulih kita akan ke tempat Baby. Dia pasti senang dikunjungi ibunya."

Aku terkekeh pelan, lalu mengaduh. Karena kekehan itu, jahitan di perutku sedikit terasa sakit. "Aku cowo, masa aku dipanggil Ibu."

"Lalu apa? Papa? Tidak cocok untukmu sayang." Kevin tersenyum lebar. Semua aura tidak mengenakkan yang sedari tadi ditunjukkannya lenyap.

Tok. Tok. Sreek!

"Sepertinya kita datang di saat yang tidak tepat." Mom datang membawa sebuah totebag di tangan kanannya. Di belakang Mom ada Kakak, Kak Anna, dan Kak Marl yang mengekori.

Kakak menghampiriku dan mengusap pucuk kepalaku. "Bagaimana kondisimu?" Aku tersenyum lebar hingga kurasakan bibirku sedikit terbuka.

"Aku baik. Tinggal sedikit rasa sakit di perutku." Aku menatap Kak Marl. "Kapan aku bisa keluar dari sini, Kak Marl?"

Kak Marl terkekeh. "Jika obatmu diminum rutin dan makan dengan teratur, kuyakin kamu akan segera diizinkan pulang."

"Cepat sembuh sayang." Kak Anna mengusap tanganku. Aku balas senyuman atas perhatian yang diberikan Kak Anna.

"Vin, mending kamu istirahat. Sejak di sini kamu terlalu fokus pada pekerjaan, lihat kantung matamu!", ujar Mom.

"Nanti aku akan istirahat. Apa mom membawakan apa yang kuminta?" Senyum di wajah cantik Mom menghilang dan tergantikan dengan ekspresi serius. Mom mengangguk menjawab pertanyaan Kevin.

Apa yang Kevin minta?

"Kamu mau makan buah ga? Tadi kita beli beberapa buah untukmu." Kak Anna mengeluarkan beberapa macam buah-buahan dari dalam totebag yang dibawa.

Belum sempat aku menjawab, Kak Anna sudah menyodorkan sebuah apel untukku. Karena aku tidak menolaknya, Kak Anna terus memberiku buah-buahan lainnya walau hanya setengah porsi.

.
.
.

"Hallo, baby. Dad dan Mommy datang mengunjungimu. Maaf agak lama, Mommy-mu tidak mengizinkan Dad untuk mengunjungimu seorang diri."

Hari ini, tepat di hari ke lima aku diizinkan pulang. Kevin langsung membawaku ke makam baby atas permintaanku. Hanya aku dan Kevin, Kevin meminta yang lain untuk pulang duluan ke kediaman Arthur.

"Hai baby, ini emmm.. ini M-Mom..?" Aku menatap Kevin. "Apa tidak ada sebutan lain selain itu?"

Kevin memasang wajah dingin. "Ini hukuman karena kamu tidak memberi tahu keberadaan baby lebih cepat! Dan kamu ingat, dalam waktu dekat ini kita akan segera menikah."

Uuuhh... Apa Kevin masih marah padaku karena terlambat memberi tahu tentang kehamilanku? Tapi kan aku sudah meminta maaf padanya.

"Baiklah...", ujarku lesu. Aku tidak tahu kalo Kevin akan semarah ini.

MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang