Sora PoV
Dua hari telah berlalu sejak kejadian memalukan itu. Pulang dari pesta, aku menceritakan kejadian itu pada kakak. Yang kudapat malah ejekan darinya, tak lupa dia mentertawakanku tanpa henti. Dengan santainya Sara bilang,
"Kalau begitu ceritanya bisa-bisa aku memiliki adik ipar laki-laki."
Dasar kakak bodoh!!! Kalau begitu, nanti aku jadi gay dong. Aku masih normal, kak!!!
Lupakan dia. Aku juga bingung kenapa bisa aku memiliki kakak seperti dia.
Ting tong. Ting tong.
"Sora, tolong bukakan pintu."
Siapa sih yang bertamu? Inikan masih jam 7 pagi. Untungnya hari libur, tapi ganggu aku belajar aja. Ga tau apa dia kalau sebentar lagi aku ulangan?!
Aku berjalan menuju pintu dengan malas-malasan. Kubuka pintu dan mendapati seorang laki-laki yang seusia dengan kakak.
"Maaf, anda cari siapa?", tanyaku sopan.
Laki-laki terdiam sejenak. "Kamu Sora, ya?"
Aku mengguk mengiyakan. Lalu datanglah kakak yang baru selesai membuat sarapan.
"Oh, Brian. Silahkan masuk. Pas banget aku dan Sora baru mau sarapan. Ayo sarapan bareng.", ajak kakak.
Kami masuk ke dalam rumah bersama laki-laki bernama Brian itu. Sesuai yang kakak bilang, kami segera sarapan bersama.
"Sora, kenalkan dia teman kakak di kampus.", ujar kakak setelah kami selesai sarapan.
"Hai Sora. Aku Brian Geolis, teman kakakmu.", ujarnya sembari menampilkan senyum terbaik(?) di wajahnya.
"Sora, Seto Sora."
Plak!
Sara, si kakak kurang ajar itu menampar kepalaku. "Selalu irit bicara.", cibir kakak. Membuatku hanya mendengus kesal.
"Sara, aku baru tahu kalau adik yang sering kau ceritakan semanis dia.", puji Brian–lebih terdengar ejekan bagiku.
"Maaf Kak Brian, Aku. Tidak. Manis!", ralatku.
Mereka berdua malah mentertawakan ucapanku tadi. Karena kesal, aku tinggalkan mereka berdua dan menuju ruang tamu serbaguna.
Apartemen-kos kosan yang kami sewa tidaklah besar. Hanya ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dan dapur. Untungnya kakak pernah membeli meja makan minimalis yang bisa diletakkan di dapur kos kosan kami.
Kakak kerja paruh waktu. Dan tempatnya kerja adalah toko pakaian milik Mrs. Ellen.
Sebelumnya aku juga kerja paruh waktu, tapi aku cuti karena sebentar lagi aku akan menghadapi ujian. Aku kerja sebagai waiters di sebuah kafe terkenal di kota London.
Di ruang tamu, aku sedang berkutik dengan buku pelajaran. Karena sebentar lagi ulangan nasional yang menentukan masa depanku, aku harus belajar semaksimal mungkin untuk mendapatkan posisi pertama. Itung-itung memudahkanku nanti dalam memasuki bangku perkuliahan. Kali saja aku mendapat beasiswa lagi...
"Sora, selama mendekati ujian Brian dan aku akan mengajarimu dalam belajar. Itung-itung merubah otakmu menjadi lebih pintar.", ujar plus ejek kakak saat sudah duduk di depanku bersama Kak Brian.
Aku belajar di meja pendek yang ada di ruang tamu beralaskan karpet sambil bersandar ke sofa.
"Maaf saja ya kak, memangnya siapa yang mendapat beasiswa selama 3 tahun penuh di SMA nya? Dia mendapat beasiswa itu berkat tes masuk yang sangat sulit loh...", balasku. Tentu saja aku tengah membicarakan tentang diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√
Ficção Adolescente"Manis, seperti karamel." -Kevin "Siapa sih dia?! Dasar tidak sopan!" -Sora <><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><> INI CERITA GAY, HOMO, YAOI, APA LAH ITU. POKOKNYA SEJENIS ITU. PLUS MPREG HOMOPHOBIC MENJAUH SAJA(tidak maksud untuk ngusir. Dem...