Mari mengenal Mba Sekar.

14.8K 431 5
                                    

Derap langkah kaki orang-orang yang berlalu lalang di sebuah gedung yang di desain khusus ini sudah terlihat sangat ramai pengunjung. Gedung dengan tiga pintu masuk utama ini di lantai bawahnya yang di kenal Rinka Collection. Sebuah butik dan toko yang menjual berbagai segala pakaian beserta aksesorisnya.
Terletak di sebuah kota yang berlokasikan sangat strategis dan nyaman. Rinka Collection didirikan oleh seorang wanita cantik nan ayu berusia 25 tahun bernama Sekar Rinka Tahir.

Suasaana di butik dan toko ini siang ini nampak begitu ramai. Sementara sang empunya butik baru keluar dari kamar pribadinya yang berada di ruangan kerjanya. Terlihat baru selesai menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Sholat Dzuhur. Nampak rambut di ubun-ubunnya masih basah kerena terkena basuhan air wudhu.

Ia berderap melangkah menuju meja kerjanya, setelah duduk di kursi kebesarannya, menarik nafasnnya dalam-dalam kemudian ia hembuskan perlahan guna merilekskan tubuhnya sejenak.
Bibirnya terangkat membentuk senyuman manis. Lalu meraih segelas air putih yang berada di ujung mejanya menyesapnya setengahnya. Tak lama pandangannya jatuh pada layar laptopnya dan kembali pada aktivitasnya.

15 menit berselang pintu koneksi ruangannya terbuka. Menampilkan seorang wanita berseragam syar'i lengkap dengan hijab biru tuannya senada dengan pakaiannya berjalan menghampiri Sekar.
"Assalamualaikum, Maaf Mba mengganggu sejenak," ucap wanita itu lembut ketika sudah sampai di depan meja kerja Sekar.
Sekar pun mendongak dan senyum hangatnya terbit karena dia sudah sangat hapal dengan suara ini.

"Wa'alaikumsalam, iya ada apa Ais?" balasnya tak kalah lembut.

"Seperti yang sudah terjadwalkan Mba di agenda saya.Mba Zulfa tidak hadir dan Mba memiliki jadwal hari ini untuk mewawancarai satu calon pegawai baru," gadis itu Aisyah, menjeda kalimatnya Tapi Sekar yang sudah paham maksud asisten pribadinya ini ia langsung mengangguk.

"Apa dia sudah datang Ais?" tanya sekar.

Aisyah mengangguk, "Ada di ruangan interview Mba," balas Aisyah.

Sekar mengangguk lalu bangkit dari duduknya "Saya segera menemuinya, nanti kalau ada yang mencari saya tolong katakan saya sedang menginterview calon pegawai baru ya Ais!" ucap Sekar kepada Aisyah sembari berjalan beriringan ke luar ruangannya. "Itu pun kalau ada yang mencari saya Ais." lanjut Sekar.

Aisyah yang mendengar itu spontan mengangguk diiringi kekehan pelannya mendengar gurauan dari bos cantiknya ini. Bagi Aisyah Sekar adalah panutannya di sini, bagaimana tidak, dengan segalanya yang Sekar punya nyaris sempurna sebagai wanita tapi ia tak pernah memandang orang lain dengan sebelah mata. Ia memperlakukan semua pegawainya sama rata tidak berlaku pilih kasih jauh dari kata Bos angkuh dan kejam. Justru malah membuat semua pegawainya kagum. Termasuk Aisyah yang merasa sangat beruntung memiliki atasan seperti Sekar.

Sapaan juga tatapan kagum langsung di arahkan kepada Sekar ketika ia keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ruangan interview. Yang kerap di balas dengan senyuman hangat dan anggukan pelan oleh Sekar. Gedung ini memiliki empat lantai, lantai tiga ini di khusukan untuk pekerja di balik layar butik dan toko ini. Sementara lantai dua untuk para pegawainya yang menangani audit barang-barang yang ada di lantai satu. dan lantai satu adalah lantai utama untuk kegiatan pemasaran.
Sekar membuka pintu ruangan interview lalu segera berderap masuk. Kerutan di dahinya terpatri jelas ketika sekar tak melihat wajah calon pegawai barunya, yang Sekar dapat lihat adalah gadis berusia sekitar 19 tahun dengan pakaian rapi khas seperti pelamar kerja pada umumnya. Tapi sekar masih tak bisa melihat dengan jelas sebab wajahnya di tutupi dengan map biru muda yang terbuka. Sekar semakin mengernyit bingung membatin apa yang sedang ia baca .... CV nya sendiri? Lalu ia tersenyum geli.

Berselang dua menit Sekar sudah berdiri di hadapan gadis ini namun ia masih belum juga menyadari kehadiran Sekar. Sekali lagi Sekar tersenyum samar lalu ia sengaja berdehem cukup keras. Dan barulah ia bisa melihat dengan jelas wajah gadis ini.
Mendengar suara deheman yang cukup keras membuat gadis itu tersentak kaget bukan main dan langsung menutup mapnya spontan ia mendongak menatap Sekar dan menampilkan cengirannya yang di balas dengan senyuman hangat oleh Sekar.

Chandra BhayaSingkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang