Mulmed 'nya juga masih sama Ya.
Happy Reading.
Hope You enjoy it guys.---
"Lapor Upacara Pemakaman Jenazah siap Untuk Di Laksanakan." suara sang inspektur upacara menggema lantang kala melapor 'kan kepada komandan upacara yang di pimpin langsung oleh Komandan Besar Batallyon Chandra BhayaSingka, Yonif 112. Mayor Jenderal TNI. S. Fadhillah.
"Lanjutkan."
"Laksanakan."
"Pembacaan Apel Persada." suara dari pembawa acara menyambut.
Salah satu pemuda berseragam loreng dengan sigap menghentak kakinya ke arah komandan upacara guna menyerahkan map yang berisi pidato persada.
Dengan suasana hikmat dan duka kental memayungi orang-orang yang mengenal baik sosok yang telah gugur itu. Suara komandan upacara kembali memecah kedukaan di sana.
"Apel Persada. Saya selaku Komandan Batallyon Chandra BhayaSingka Yonif 112 dengan ini memepersembahkan kepada ibu pertiwi jiwa dan raga serta jasa-jasa Almarhum. Nama; Eka Ganandi. Pangkat/Jabatan; Perwira Pertama/Pembantu Letnan Dua. Putra dari Bapak Kolonel (Inf) Yudha Ramansyah Ganandi selaku Dandim 02/01 dan Ibu Persit Ganandi. Dok Pol. Dr. Elmaida Nasution. Sp. F. (K). DFM. Yang akan mendapat kenaikan jabatan yaitu Peltu Anumerta Eka Ganandi. Yang telah meninggal dunia demi kepentingan dan keutuhan negara serta jiwa persaudaraan yang erat. Pada tanggal 5-November. Gugur dalam tugas mulia yaitu misi kemanusiaan di perbatasan Kivu Utara dan Urganda, Negara Demokratik Kongo. Semoga jalan Darma Bakti yang di tempuhnya dapat menjadi suri tauladan untuk kita semua serta arwahnya mendapat tempat yang paling indah dan mulia di pangkuan Tuhan Yang Maha Esa."
"Penghormatan Terakhir kepada Jenazah."
Dan kini berganti pasukan Salvo yang memang sejak tadi mengelilingi peti jenazah Pelda Eka Ganandi segera mengambil ancang-ancang untuk memberikan penghormatan terakhirnya.
Dan mereka siap ketika suara inspektur upacara menginstruksi.
"KEPADA ... JENAZAH PELTU ANUMERTA EKA GANANDI. HORMAT SENJATA .... GRAK!"
DORRR ....
Desingan peluru itu meluncur kompak dari muncung senapan laras panjang yang saat ini tengah mengepulkan asap, seolah benar-benar menghantarkan kepergian Pelda Eka Ganandi.
Kemudian Bendera Merah Putih yang menyelimuti peti jenazah Eka perlahan tersingkap dan bagian tutup peti itu mulai terbuka. Kedua adik Eka 'lah yang turun ke liang lahat untuk bersiap menerima serta menggendong tubuh kaku sang kakak yang di bungkus kain kafan itu untuk pertama dan terakhir kalinya.
Lalu sosok lain 'nya ikut bergabung dan dia adalah sosok yang gemar sekali membuat dunia Sekar jatuh bangun. Pria itu ikut turun ke dalam liang lahat.
Ya. Dia di sana.
Itu dia nyata di sana.
Lettu Langit Pramaharja.Tanpa di sangka melompat turun ke dalam liang lahat. Bergabung bersama ke 'dua adik Eka.
Sekar kontan meremas tangan Samuel dan Sonya ketika melihat calon suaminya itu dari tempatnya berdiri di antara kerumunan pelayat umum dan keluarga Eka.
Ada letupan kelegaan bersama dengan letupan kepedihan yang saling tumpang tindih di dalam sanubarinya saat jenazah Eka mulai di angkat dan di serahkan kepada dua adik 'nya dan Langit untuk di masukan ke dalam peristirahatan terakhir.
Langit benar-benar ingin memberikan penghormatan untuk terakhir kalinya kepada bawahan 'nya itu.
Sementara di sisi lain pasukan upacara serempak melakukan hormat saat jenazah telah masuk ke dalam liang lahat. Hingga empat menit kemudian Langit beserta dua adik Eka satu persatu di tarik naik ke atas. Saat telah usai, membuka kain kafan bagian atas, mengadzankan serta akhirnya harus benar-benar menutup jenazah sang kakak serta rekan terbaik mereka itu menggunakan papan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra BhayaSingka
ChickLit-Based On True story- Ayo berpetualangan bersama Lettu Langit. Dan Ayo belajar sabar, tabah, ikhlas dan kuat bersama calon ibu persit cantik. Sekar Rinka Tahir. Sebuah kisah klasik, nan sederhana. Rindu. Adalah perasaan menyiksa ketika jarak membent...