75. Gugur Bunga. 🍃🌹

2.1K 172 61
                                    


----


❄Chandra BhayaSingka❄

Seorang wanita muda terlihat baru keluar dari kamar pribadi di ruangan kerjanya. Hari ini ia terpaksa datang ke RC karena ada beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangan 'nya langsung serta tak hanya itu juga, ada beberapa klien yang memang mesti ia jamu secara langsung.

Ya. Dia, Sekar Rinka Zsulvan Tahir.

Setidaknya kondisi Sekar saat ini sudah sedikit lebih manusiawi, dalam artian tidak sekacau tiga hari sebelumnya. Ia juga tak lagi meraung. Hanya saja masih sesekali meratap dan merintih dalam diam di tengah pondasi harapan yang coba kembali ia bangun.

Kekuatan itu ia dapatkan saat keluarga Pramaharja menyambangi dirinya di rumah sakit malam itu. Tentu saja Risa dan Sonya semakin meraung pilut saat melihat betapa kacau balaunya Sekar saat itu.

Dan pada akhirnya malam itu mereka merintih bersama dalam kepedihan seutuhnya.

Tetapi, hari itu juga Sekar mendapatkan kekuatannya kembali. Saat melihat sendiri bagaiman Risa meyakini kalau putra 'nya tetap akan baik-baik saja.

Sekar bahkan sampai terhenyak, kala tak mendapati sedikit saja keraguan di dalam sepasang iris mata bening milik Risa pada waktu itu. Membuat Sekar benar-benar merasa mendapat tamparan yang begitu hebat.

Jika Risa saja bisa memiliki keyakinan sepenuhnya seperti itu.

Kenapa Sekar tak bisa berkeyakinan kuat seperti ibunda Langit tersebut. Seharusnya, sebagai calon istri Langit ia mampu menggenggam keyakinan penuh seperti Risa menggenggam hal tersebut untuk putranya.

Jadi, pada malam itu juga Sekar mencoba menasbihkan dirinya untuk menggenggam keyakinan, bahwa Langitnya akan baik-baik saja.

Ya. Langit mereka akan pulang suatu hari nanti. Di sini.

Lalu mengenai Mawar, adalah hal yang saat ini tak pernah lelah untuk Sekar mengucap syukur atas keajaiban-Nya. Mawar sudah sadar dari masa kritis yang berhasil ia lalui nyaris lima belas jam lamanya. Saat ini kondisinya sudah berangsur pulih perlahan begitupula dengan bayi cantik 'nya yang terus menunjukkan perkembangan yang baik.

Keluarga dari Bumi juga sudah datang dan untuk beberapa waktu ke depan akan menetap untuk menemani Mawar dan dua anak Mawar dan Bumi. Sementara keluarga Mawar kemungkinan lusa baru sampai di  Medan setelah pulang dari Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umroh.

"Mba pasrah dek, Mba dan anak-anak punya cinta yang besar sekali untuk Mas Bumi, tapi Mba bisa apa kalau yang berhak sepenuhnya atas Mas Bumi, menginginkan Mas Bumi kembali kepada-Nya secepat ini," lalu tangis Mawar benar-benar pecah saat melafalkan nama sang suami tercinta dan Langit. "Mas Bumi dek .... Mas Bumi Nka, Langit!" rintih Mawar kemudian tercekat kuat oleh airmata kepedihan 'nya sendiri.

Sekar refleks mencengkram ujung meja kerjanya saat mengingat kembali betapa hancurnya Mawar saat pertama kali membuka mata dan benar-benar tak mendapati suaminya berada di sampingnya.

Ibu dua anak itu hancur kemudian ia menangis kesakitan bersama Sekar pada malam itu.

Airmata Sekar kembali menetes saat mengingat kepedihan kakaknya itu. Namun Sekar paham wanita itu berusaha untuk tetap tegar dan waras di hadapan putra tercintanya yang sampai sekarang hanya mengetahui kalau Ayah dan paman 'nya masih menjalankan tugas negara.

Chandra BhayaSingkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang