Sekar nampak tengah berkutat dengan lembaran-lembaran kertas yang tersusun rapi pada setiap map-map yang ada kini berada di atas meja kerjanya. Dan tepat saat Sekar telah selesai membubuhkan tanda tangannya pada dokumen terakhir yang berada di map bersampul batik itu. Saat itulah nampak Aisyah tengah berjalan masuk ke dalam ruangannya.
Sekar yang mendengar suara langkah berirama akibat ketukan sepatu yang beradu dengan garnit seketika mendongak. Pasalnya ia sudah hapal, hanya tiga orang di RC yang dapat leluasa masuk ke dalam ruangannya. Adalah kedua sahabatnya yang juga menjabat sebagai petinggi RC dan satunya lagi adalah sekretaris tersayang boss besar RC itu.
Senyum Sekar tersungging manis menyambut kehadiran Aisyah yang saat ini sudah berdiri di depan meja kerjanya, "Mba sudah selesai?" tanya Aisyah.
Sekar mengangguk, "Sudah Ais, ini ...," Sekar menyodorkan beberapa map yang ada di atas mejanya tadi.
"Mba butuh sesuatu yang lainnya?" Aisyah bertanya tepat ketika sudah selesai menerima beberapa map yang di berikan Sekar tadi.
Membuat Sekar yang mendengar itu refleks menggeleng pelan sambil tetap mempertahankan senyum hangatnya, "Belum deh kayaknya." Aisyah mengangguk sekilas.
"Kalau begitu Ais kembali ke meja dulu ya Mba," ucapnya dan langsung di angguki Sekar namun seolah teringat akan satu hal Aisyah mengurungkan niatnya sejenak untuk membalikkan tubuhnya membuat Sekar refleks mengernyitkan dahinya samar. "Mba ada yang ingin bertemu?"
"Siapa Ais?" Sekar semakin mengerutkan dahinya bingung. "Bukannya hari ini di 'jadwal tidak ada pertemuan dengan klien manapun!" sambung Sekar.
Aisyah mengangguk membenarkan lalu kembali berujar, "Memang bukan klien Mba, Ais lupa namanya tapi yang jelas beliau wanita cantik, tadi masuknya juga bareng Ais Mba."
"Lantas ke mana dia Ais kalau tadi masuknya dengan kamu?"
"Ponselnya tiba-tiba saja berdering tadi Mba, jadi kemungkinan besar beliau sedang mengangkat sambungan telepon terlebih dulu, tapi sudah masuk ke dalam kok Mba."
"Siapa sih Aisyah?" Aisyah refleks menggelengkan kepalanya lagi sambil menahan senyum geli di bibirnya. Bossnya ini benar-benar menggemaskan. Batin Aisyah. Ketika melihat ekspresi Sekar saat ini.
Namun tak lama kebingungan Sekar terjawab ketika ia mendengar suara hentak sepatu kembali menghentak lantai ruangannya yang berlantai granit itu. Lalu suara merdu ini mengambil alih. "Assalamualikum My Lady!" Sekar lantas mengembangkan senyumnya pada sang pemilik suara yang amat ia kenali. Dan tepat saat sosok itu terlihat sempurna di ujung lorong pintu koneksinya Sekar bangkit dari duduknya lalu berderap untuk menyongsong kehadiran si cantik dari kerajaan Retraga itu.
Namun saat ia hendak melewati Aisyah yang saat ini hanya mampu menyengir pada bossnya. Sekar refleks menggelengkan kepalanya lalu terkekeh geli. "Kamu ya Ais." Aisyah semakin meringis kuat ke arah Sekar.
"Susah memang Mba kalau menjadi penjaga mutiara seperti Ais begini, serba salah yang di-jaga mutiara limitied edition sedangkan yang mengajak berkonspirasi mutiara langka dari kerajaan Retraga jadi Ais-nya-kan serba salah." ucapnya polos membuat Sekar tergelak lalu dengan gemas mencubit hidung mancung sekretarisnya itu yang setelahnya ikut tertawa lalu segera pamit undur diri namun saat berpapasan dengan wanita yang menjadi tamu bossnya itu Aisyah kembali memberikan senyum terbaiknya saat wanita itu mengerlingkan matanya sebagai isyarat terima kasih sebab telah sudi bekerja sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra BhayaSingka
ChickLit-Based On True story- Ayo berpetualangan bersama Lettu Langit. Dan Ayo belajar sabar, tabah, ikhlas dan kuat bersama calon ibu persit cantik. Sekar Rinka Tahir. Sebuah kisah klasik, nan sederhana. Rindu. Adalah perasaan menyiksa ketika jarak membent...