"Aku akan menikah dengan Sekar mas, InshaAllah secepatnya," mendengar itu mata Bumi membulat dengan sempurna. Mulutnya sudah terbuka ingin mengatakan sesuatu namun Langit lebih dulu bersuara lagi karena ia tahu apa yang ingin di ucapkan Bumi. "InshaAllah setelah aku tidak lagi betugas di luar minimal sudah terlepas dari anggota konga Mas," lanjut Langit.
🌿🌿🌿
Bumi yang mendengar itu sontak saja melotot tajam. Jari telunjuknya sudah mengarah tepat di hadapan Wajah Langit. "Jangan katakan kau berniat ingin mengundurkan diri dari Abdi Negara atau Kau ingin pensiun dini Mr Pramaharja," desis Bumi.
Langit terkekeh dan menggeleng kuat. "Tentu saja tidak, Sekar, Ibu dan Negara ini adalah prioritas hidupku," jawab Langit tegas.
"Lantas?" sambar Bumi.
Pandangan Langit beralih menatap Sekar lagi yang masih asyik mengobrol dengan Mawar. Pria itu tersenyum tipis dan kembali berujar."Selama kami menjalin hubungan, di awali dengan status pacaran sampai Sekar bersedia memakai cincin dariku di jari manis kirinya. Aku sudah sangat sering menyiksannya, membuatnya menangis bahkan membuatnya selalu mengkhawatirkan aku," ada jeda dua detik dari Langit. "Walau dia tidak pernah sekalipun menunjukkan kerapuhan dan perasaan khawatirnya di hadapanku dia selalu tersenyum dan menyemangatiku ketika aku hendak berangkat ke medan perang,"
Lagi-lagi Langit menjeda kalimatnya untuk sekedar menarik nafas sejenak dan menghembuskannya. Dan Bumi masih setia untuk mendengarkan kelanjutan dari kalimat Langit.
"Setidaknya InshaAllah jika cincin itu nanti sudah berpindah di jari manis kanannya Sekar. Setelah aku mengucap janji sehidup semati di hadapan Allah, Papanya dan Penghulu aku ingin menebus semuanya, semua pengorbanannya untukku, dengan sebisa mungkin ada di setiap moment-moment penting dalam hidupnya. Seprti ada saat dia mengalami morning sikness, masa-masa menyidam, menemaninya memeriksa kandungan anak kami, memijit kakinya yang akan membengkak selama masa kehamilannya. Aku ingin menemani dia berjuang sewaktu dia di dalam ruang bersalin, aku ingin mengadzankan anak-anak kami kelak sampai merawatnya bersama tanpa harus meninggalkan profesiku sebagai abdi negara. Aku akan menetap di kantor saja bertugas di dalam satuan komando saja bukan lagi menjadi anggota pasukan khusus PBB, dan ini lah yang sedang kupersiapkan Mas," jelas Langit seraya masih setia menatap Sekar.
Sedangkan Bumi yang mendengarkan pria itu masih terdiam. Ekspresinya tak bisa di jelaskan. Merasa auranya mencengkam Langit spontan menoleh ke arah Bumi. Alisnya terangkat satu ketika mendapati Bumi sedang menatapnya seperti ingin melemparkan granat tepat di hadapannya. "Apa?" ucap Langit sarkas.
"Kau menyindirku Lettu?" balas Bumi sarkas. Membuat Langit spontan mengernyit bingung tapi sedetik kemudian ia sepertinya paham dan langsung terkekeh kuat.
"Aku tidak menyindirmu Mr. Ahadiatama kau saja yang baperan," tungkas Langit. Membuat Bumi mendengus keras dan Langit semakin tertawa. "Tapi untuk keponakanku yang kedua ini InshaAllah kau bisa menemani Mba Mawar di ruang bersalin dan dapat mengadzankan adiknya Wira ya Mas, dengan begitu kau akan menjadi ayah yang sesungguhnya bukan begitukah Letda Bumi!"
Bumi menghela nafasnya sembari melirik Langit sengit. "Kalimat ujungnya masih kurang pedas lagi Lettu, masih bisa kau tambahi level pedasnya kok," sindir Bumi dan langsung di sambut Bumi dengan tawa pelan karena tidak mau Wira terganggu dari tidurnya.
🌿🌿🌿
"Kami pamit ya!" ucap Langit kepada Mawar dan Bumi.
Sekar berderap memeluk Mawar sejenak. "Adek pamit pulang ya Mba!" ucapnya.
Mawar tersenyum lali mengangguk."Sering-sering kunjungi keponakan dan Mbamu ini dong dek," pinta Mawar.
Sekar dan Bumi spontan terkekeh ringan sementara Langit ikut menyunggingkan senyumnya. "Iya inshaAllah Inka akan sering-sering main ke sini, jangan capek-capek ya Mba kerja yang berat-berat juga jangan lagi, banyak istirahat Mba," pesan Sekar lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra BhayaSingka
Chick-Lit-Based On True story- Ayo berpetualangan bersama Lettu Langit. Dan Ayo belajar sabar, tabah, ikhlas dan kuat bersama calon ibu persit cantik. Sekar Rinka Tahir. Sebuah kisah klasik, nan sederhana. Rindu. Adalah perasaan menyiksa ketika jarak membent...