CBS Specially II ❤

84 9 2
                                    

Mercedes-Benz GLS 450 itu berhenti di pelantaran parkir khusus rumah sakit Kencana. Namun yang ada di dalam mobil type SUV berwarna hitam belum kunjung keluar dari dalam kuda besinya.

Langit diam untuk beberapa saat kemudian ia menoleh kepada sang istri yang sudah membingkai wajahnya dengan senyuman terteduh yang wanita itu miliki.

Nyonya Pramaharja nya.

Sekar Rinka Zsulvan Tahir.

Menarik napas panjang seraya menghembuskan kasar dan tepat saat itu ia merasakan kehangatan dari telapak tangan halus menggenggam telapak tangan lebarnya. Tak berniat memudarkan senyumnya Sekar lantas menepuk pelan telapak tangan Langit, "Ayo cepat Kapten, aku sudah rindu dengan pangeranku yang itu." ucap Sekar sedikit berseru.

Mendengar itu Langit lantas terkekeh seraya mengangguk, "Saya juga Honey." balasnya "Tapi tunggu dulu ...," Sekar sontak mengernyit namun belum sempat membuka mulutnya lagi sang suami sudah beringsut mencuri kecupan di bibirnya.

Hanya beberapa saat tapi Langit benar-benar melumat bibir candu istrinya itu membawa begitu banyak makna.

Dan Ya Sekar juga.

Ibu satu anak itu juga tak jauh berbeda dengan Langit untuk itu ia hanya diam menikmati lumatan bibir sang suami dengan tatapan tak terbaca lurus menatap setir mobil.

"Sudah Mommy, ayo," seru Langit tersenyum puas ketika telah selesai menjahili istrinya.

Ia terkekeh saat melihat Sekar mengerjap dan menipiskan bibirnya tetapi dirinya sudah keluar dari pintu kemudi dan berlari kecil menuju pintu mobil di sisi Sekar.

"Dasar Kau ya Kapten!" desis Sekar seraya melirik Langit kejam. "Tidak memiliki serangan tiba-tiba bukan Daddy Faurin namanya." cetus Sekar saat telah keluar dari dalam mobil mengabaikan kekehan Langit seraya menutup pintu mobilnya kembali namun ia sendiri juga telah terkekeh merdu.

Sekar berjalan mendahului Langit membuat pria itu dengan cepat menyusul sang istri, Langit segera meraih telapak tangan kanan sang istri lalu menggenggamnya dengan lembut, "Dan dimana saja tentunya Honey hmm dalam kesempatan sekecil apapun." bisik Langit tak kalah penuh arti.

Membuat Sekar mendelik saat menoleh dengan cepat kearah sang suami yang sudah menampilkan ekspresi jumawa, namun kemudian ia tertawa merdu tak kuat di goda dengan ekspresi lucu suaminya itu, "Gombalnya Suamiku ya Tuhan." serunya pada Langit yang sudah tertawa lalu berlari kecil menuju salah satu petugas keamanan di rumah sakit ini yang memang sudah mengenal baik mereka.

Melihat Langit menyapa ramah pria setengah baya itu lalu suaminya itu merogoh saku jaketnya yang memang sudah menjadi kebiasaan Langit mempersiapkan itu lebih dulu jadi Sekar tidak lagi kaget saat melihat sang suami mengangsurkan beberapa lembar uang kepada pria berseragam security tersebut.

Dalam langkahnya Sekar tersenyum lembut tak mengalihkan pandangannya kepada dua orang laki-laki yang masih terlihat berbincang tersebut.

Namun malam ini senyum Sekar membawa satu denyut di dadanya.

"Malam Pak," sapah Sekar ramah saat sudah berdiri di samping sang suami dan Langit segera kembali menggenggam lembut telapak tangan sang istri.

Pria setengah baya itu mengangguk sopan sedikit membungkukkan punggung nya,"Malam Your Grace, Tuan tadi it--" pria setengah baya itu tak menyelesaikan ucapannya saat melihat Sekar tersenyum lembut sambil mengangguk pelan.

"Rezeki anak istri di rumah Pak, terima ya" sahutnya lembut. "Kami masuk dulu." pamit Sekar.

"Mari Pak," Langit menimpali seraya tersenyum hangat dan menepuk pelan bahu salah satu security tersebut.

Chandra BhayaSingkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang