CBS 66. ➰

1.3K 108 11
                                    


Happy Sunday💕💕

Happy Reading Hope You Enjoy it guys

Langkah Sekar terhenti saat melihat Aisyah muncul dari belokan menuju ke arah bagian inti dari ruangan kerjanya.

"Mba sudah selesai di ruangan desain? Mereka pingsan tidak mendapat sidak dadakan?" celetuk Aisyah membuat Sekar tertawa merdu sembari menggelengkan kepalanya.

"Hanya tersedak minuman yang mereka minum Ais," Sekar menyahut sambil memasang cengiran anggunnya.

"Syukurlah Mba setidaknya mereka hanya tersedak tidak sampai pingsan apalagi terbaring di ruangan unit kesehatan di lantai satu." balas Aisyah sembari mengelus dadanya yang terbungkus hijab hijau muda itu.

Tawa Sekar semakin terdengar menguar tak lupa kebiasaannya mencubit hidung mancung gadis itu saat ia tengah gemas dengan sekretaris pendiamnya ini namun jika sudah bersama dirinya sangat hobi sekali menggoda Sekar.

"Ah, iya apa ada yang harus Mba tangani Ais, e-mail atau dokumen?" tanya Sekar sedetik setelah tawanya mereda.

Aisyah menggeleng membuat dahi Sekar berkerut samar. Mengerti arti dari tatapan bingung boss besarnya itu Aisyah kembali bersuara, "Yang pertama kembali ingin mengingatkan jangan lupa jadwal wawancara dengan-

"Demi Allah Aisyah saya Alhamdulillah belum pikun." Sekar menyelak dengan nada gemas.

Aisyah meringis.

"Lantas, selanjutnya apa Ais?" Sekar menyipitkan matanya saat mendapati ada gerak gerik yang tak beres dari Sekretarisnya ini namun belum sempat Sekar lebih dalam mengamati gadis cantik berparas teduh itu Sekar dengan cepat sudah menemukan jawabannya.

Bola matanya seketika melebar saat indra pendengarannya tiba-tiba saja menangkap suara gelak tawa dari suara-suara yang amat Sekar kenali. Sekar lalu mengalihkan pandangannya lagi untuk menatap Aisyah yang saat ini hanya menyunggingkan senyum santai.

"Ais mereka-

Sekar kehilangan kalimatnya saat melihat Aisyah mengangguk tanpa rasa dosa.

Allahhu akbar.

"Ais'kan sudah pernah katakan Mba, posisi Ais ini serba salah yang sedang Ais jaga adalah mutiaranya RC sementara sewaktu-waktu datang mutiara dari kerajaan lain mengajak Ais kerja sama jadi Ais bisa apa Mba." tuturnya lugas.

Sekar refleks mendesah pelan dan menggaruk sekilas hujung hidung mungilnya yang runcing itu. "Sepertinya saya salah masuk ruangan ya Ais," sang lawan bicara refleks menggeleng kecil sambil memasang senyum lucu lalu sedetik kemudian ia terkikik geli melihat ekspresi suram bossnya.

"Mereka rindu berat dengan Mba loh, Mba tak merindukan mereka?"

Mendengkus pelan, Sekar lalu menyahut lagi "Dusta sekali kalau saya katakan tidak Ais." dan tawa ringan Aisyah sukses berderai.

Kemudian ia melanjutkan langkahnya sebelum orang-orang itu benar-benar membuat ruangan kerjanya menjadi porak poranda seperti di terpa badai tornado.

Tapi ya memang benar seperti itu.

Lihat saja di sana.

Meja tamunya sudah terpenuhi dengan minum-minuman berwarna-warni tak lupa dengan jejeran kotak-kotak cemilan yang amat tak asing untuk Sekar. Sekar mendengkus pelan seraya berkacak pinggang dengan jarak lima meter saja dari set sofa tamu di ruangan kerjanya.

Chandra BhayaSingkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang