Pagi menjelang siang matahari menyapa dengan cerah menyinari kota ini di hari senin ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi sebuah mobil sedan hitam memasuki pelantara Butik Rinka Collection dan berhenti tepat di parkiran khusus di butik itu.
Seorang pemuda berkemeja hijau tosca serta mengenakan celana bahan panjang turun dari mobil tersebut. Matanya melirik ke arah samping kanannya terlihat sebuah CRV berwarna putih juga sudah terpakir manis di samping mobilnya. Seulas senyum terbit di bibirnya.
Pandangannya beralih menatap lurus ke depan. Terlihat sebuah Pajero putih berhenti tepat di hadapannya. Tiga detik kemudian seorang pria tampan menggunakan kaos oblong berwarna hitam polos dan celana jeans pendek turun dari kursi pengemudinya. Senyumnya tercetak jelas.
"Assalamualaikum selamat pagi Pak Manager Keuangan!" sapa pria itu.
Prastya spontan terkekeh sebelum ia menjawab salam Enggar Rasya Tahir. "Walaikumsalam Wr,Wb selamat pagi juga Tuan Muda," jawabnya.
Lalu berhigh five ria bersama Enggar. Pandangan Prastya beralih pada pintu penumpang di sebelah kursi pengemudi mobil Enggar. Enggar yang tersadar spontan menepuk dahinya dramatis. "Astaghfirllah lupa ada tuan putri di dalam," celetuk Enggar. lalu ia segera berlari kecil dan membuka pintu mobilnya. Turunlah Sekar sembari melirik sinis adiknya itu.
"Gak usah sok-sok-an jadi adek yang romantis, jatuhnya malah jadi begini. Tau gitu tadi turun aja sendiri kalau gak di ancam sama kamu," cerocos Sekar.
Enggar nyengir. "Ya maaf lupa Lottie, habisnya di sapa Viscounth of Wikramatunggadewa tadi," Sekar memutar bola matanya lalu beralih menatap Pras yang masih setia memperhatikan interaksi romantis kakak-adik itu.
"Kok Enggar yang ngantar?" tanya Prastya yang sudah berdiri lebih dekat kepada Sekar.
"Motor aku tapi sabtu kemarin di tinggal di sini kau lupa? Malas nyetir yasudah minta antar pangerannya daddy saja deh," jawab Sekar seraya mengulas senyum lebar ke arah Prastya.
Prastya yang mendengar itu hanya manggut-manggut sembari tertawa. "Langit sudah kembali bertugas Nka?" tanyanya lagi di sela-sela kekehannya.
Sekar mengangguk lalu melirik ke arah parkiran khusus di.reksi butik lalu kembali menatap Prastya. "Zulfa sudah datang Pras?" tanyanya.
Prastya mengangguk lalu merasa tak ada suara Sekar refleks menoleh ke samping dahinya berkerut ketika mendapati Enggar tak ada di sampingnya. "Lah bocahnya kemana? Cepat banget ilangnya mirip ultramen aja," gumam Sekar yang masih bisa di dengar oleh Prastya.
"Tadi dia mengeluarkan ponselnya mungkin sedang menelpon seseorang Nka!" jawab Prastya.
Dan benar saja satu menit kemudian Enggar muncul dari balik mobilnya dan berjalan mendekati Sekar. "Yasudah aku pamit ya Lottie, Graf?" ucap Enggar. Dan diangguki oleh Sekar.
"Buru-buru banget Nggar?" Enggar beralih menatap Prastya dia mengulas senyum. "Ingin ke Kafe Graf udah," kata Enggar.
Prastya mengangguk paham lalu pria itu pamit kepada Sekar tak lupa mengecup pipi kanan Sekar sekilas dan bertos ria dengan Prastya. "Enggar Rasya Zsulvan Tahir!" panggil Sekar, membuat pergerakan Enggar yang ingin membuka pintu pengemudi tertahan.
"Yes Lottie!" sahut Enggar.
"Lihat kantor juga lah kasihan Lottie Melsa sendiri," Enggar menghela nafasnya.
"Ada Ayah Ari dan juga Paman Frans Lottie!" balas Enggar.Wajah Sekar berubah murung sembari menggembungkan pipinya. Melihat kakaknya seperti itu membuat Enggar refleks memijit pelipisnya namun sedetik kemudian ia mengulas senyum dan mengangguk kepada Sekar. "Ba'da Dzuhur aku ke kantor setelah urusan kafe selesai jangan cemberut seperti itu lagi," ucap Enggar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra BhayaSingka
Chick-Lit-Based On True story- Ayo berpetualangan bersama Lettu Langit. Dan Ayo belajar sabar, tabah, ikhlas dan kuat bersama calon ibu persit cantik. Sekar Rinka Tahir. Sebuah kisah klasik, nan sederhana. Rindu. Adalah perasaan menyiksa ketika jarak membent...