Hope you enjoy it, Vomment jangan lupa ya guys🙏 Happy Reading.
🌷
"Selamat datang calon ibu Persit yang cantik-cantik," sapa Pelda Eka ramah, ketika mereka sudah sampai di tengah lapangan.
Sekar dan Ista spontan mengulas senyum hangat, tapi tidak dengan Fatma yang nampak memaksakan senyum canggungnya. "Kok mendadak lebay Pelda Eka, wajahmu tak cocok menjadi seorang pelawak kasihan kang Sule nanti sepi job, jadi seperti ini saja lebih baik, menjadi prajurit mengabdi pada negara," balas Ista. Dan di sambut ledakan tawa oleh Pelda Eka dan Sekar.
Ketiga Pria yang berdiri di belakang Sekar, Ista dan Fatma itu pun juga ikut tertawa. Sersan Yoga, Letda Bumi dan Letda Rafi yang sudah selesai dengan aktivitas menembaknya pun ikut mendekat ke arah mereka. Sementara ketiga Prajurit yang lain memilih bersantai di Gazebo yang berada di pinggir lapangan. Terdapat ada empat gazebo yang berada di sisi kiri dan kanan pinggir lapangan.
Setelah berbincang dan menyapa singkat dengan yang lainnya, Sekar, Ista dan Fatma memutusakan untuk bergabung dengan para ibu persit dan calon ibu persit sama sepertinya dirinya, Ista dan Fatma di gazebo seberang di pinggir kanan lapangan. Sementara Pria-pria gagah tadi, memisahkan diri berkumpul di Gazebo di sisi kiri seberang lapangan.
"Antee,,," teriakan mungil itu Sekar dapatkan dari bocah menggemaskan siapa lagi kalau bukan Wira.
Sekar spontan menghentikan langkahnya. Begitupula dengan Ista dan Fatma. Keduanya refleks mengulas senyum hangat. Ketika melihat Wira berlari ke arahnya seraya merentangkan tangannya ke arah Sekar yang juga refleks berjongkok bersiap menangkap tubuh mungil Wira seraya terkekeh. Dan ....
Bup, tubuh Wira berakhir manis dalam dekapan Sekar. "Ante kenapa lama sekali?" tanya Wira setelah selesai menciumi pipi kanan Sekar dan di balas dengan hal yang sama oleh Sekar.
"Maafkan Ante sayang, tadi Ante dan pamanmu tercebak macet," jawab Sekar seraya memasang ekspresi memohonnya.
Bocah bernama lengkap Wiragamanta Al-Fatih Ahadiatama itu mengangguk sedetik kemudian bocah dengan pipi gembil itu mendongak. Senyumnya semakin lebar ketika mendapati Ista juga berdiri di samping kiri Sekar. "Ante saja yang di peluk jagoan, Aunty tidak?" ucap Ista sengaja memasang ekspresi merajuknya.
Wira beralih menatap Sekar yang masih tersenyum manis seraya menaikkan kedua alisnya. "Aunty Ista ngambek Ante, ayo kita bilang Paman Rada Ante biar di belikan Es krim vanila," ucap Wira polos.
Membuat tawa Ista dan Sekar langsung menguar di udara lihatlah betapa cerdasnya putra Letda Bumi ini. Dan tanpa mereka sadari Fatma juga ikut terkekeh melihat tingkah menggemaskan Wira. Mendengar ada suara asing di sisi kanan Sekar, bocah itu langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya bingung.
Sedangkan Fatma senyum manisnya langsung lenyap ketika mendapati tatapan Wira mengarah kepadanya. Percis seperti seseorang stalker yang ketahuan sedang menguntit Fatma nyaris tersedak salivahnya sendiri ketika mendengar celetukan Wira seperti ini, "Tante ini siapa Ante, Aunty? Kenapa dia ketakutan begini melihatku, Antakan bukan monster," tanya Wira pada Sekar dan Ista.
Kan bijak banget kan emak lu waktu hamil elu nyidam apa sih cah bagus.
Ista dan Sekar kompak mengulas senyum. Lalu Sekar spontan menoel gemas hidung Wira. "Tante ini tante baru Wira, jadi Aunty Wira nambah satu, dia kesayangannya Paman Ardi, Wira ajak kenalan dong Aunty-nya gih?" titah Sekar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra BhayaSingka
ChickLit-Based On True story- Ayo berpetualangan bersama Lettu Langit. Dan Ayo belajar sabar, tabah, ikhlas dan kuat bersama calon ibu persit cantik. Sekar Rinka Tahir. Sebuah kisah klasik, nan sederhana. Rindu. Adalah perasaan menyiksa ketika jarak membent...