CBS 50. 🏰

1.9K 123 13
                                    

Khusus minggu ini updatenya di cepetin karena hari minggu hari raya idul Adha takutnya gak sempet update.

Jangan lupa pencet ⭐⭐ 👇👇

Happy Reading. Hope you enjoy this part guys.

# JumatMubaroq.

Chandra BhayaSingka❄

Saat sinar matahari sudah digantikan dengan sinar rembulan yang menyapa indah malam ini. Di kamarnya Sekar nampak tertidur dengan nyaman. Setidaknya ia berada di rumah di kamarnya sendiri bukan di rumah sakit. Walau harus pasrah mengalah di bawah jajahan keluarganya terutama sang ibu.

Memangnya kapan dia bisa menang ketika beradu siapa yang lebih keras kepala di antara dirinya dan sang ibu tercinta. Tetaplah sang permaisuri di istana Tahir adalah pemegang rekor tertinggi sampai kapapanpun lalu setelahnya baru dirinya.

Ck, benar kata pepatah. Buah terjatuh tak pernah jauh dari pohonnya.

"Bagaimana keadaannya Bu?" tanya seorang wanita yang saat ini tengah berbadan dua itu. Di sampingnya berdiri sang suami yang tengah menggendong putranya.

"Alhamdulillah berangsur membaik nak, dia hanya butuh istirahat sepenuhnya saja. Tapi kalian tahu sendiri bagaimana watak adik kalian itu." sahut Nuri.

Mawar refleks mengarahkan pandangannya ke dalam kamar yang memang terlihat sangat luas dengan nuansa putih biru ini. Walau tak melihat sosok yang sedari tadi terus ia khawatirkan Mawar refleks menghela nafasnya.

"Anak itu memang benar-benar ya," gumamnya kesal.

Nuri dan Rayhan yang melihat dengan jelas raut khawatir di wajah Mawar kompak tersenyum. "Kalian masuklah, temani adikmu dia sedang tidur tadi." ucap Nuri seraya mengelus lembut bahu Mawar. Membuat Mawar langsung mengangguk singkat.

"Hey, Jagoan kecil-nya Opa main dengan Opa yuk?" itu suara Rayhan dan semua mata langsung tertuju kepada bocah kecil yang berada di dalam gendongan Bumi yang sedari tadi terus menyembunyikan wajahnya di dekat leher sang ayah. Letda Bumi Ahadiatama.

"Tidak Opa, Anta ingin melihat Ante saja. Walau Anta tak suka melihat Ante sakit." sahut bocah cerdas itu tanpa berniat mengangkat wajahnya.

Bumi dan Mawar beserta Nuri tersenyum mendengar jawaban polos bocah itu. Tangan Nuri terangkat untuk mengelus saya punggung mungil bocah yang bernama Wiragamanta Al-fatih Ahadiatama. "Ante sudah sembuh abang, sekarang Ante sedang tidur jadi Anta tak usah sedih lagi ya, Lihat deh Opa Ray rindu kamu itu, Kamu tidak rindu dengan Opa?" ucap Nuri mencoba membujuk Wira.

Dan benar saja bocah tampan itu dengan perlahan mengangkat kepalanya, menatap satu persatu orang-orang yang ada di hadapannya ini lalu berujar. "Oma tidak rindu dengan abang seperti Opa rindu dengan abang!" tanyanya polos membuat kedua orang tuanya dan Nuri serta Rayhan yang mendengar itu tertawa.

"Tentu saja sayang, Oma rindu dengan abang sama seperti Opa Ray." sahut Nuri lalu mendapat kecupan singkat dari bibir mungil bocah itu.

"Jadi ayo kita main dulu bersama Opa, setelah bermain baru kita lihat Ante," sahut Rayhan lagi namun bocah itu masih diam berada di gendongan Bumi walau Rayhan telah merentangkan tangannya menunggu Wira menyambut uluran tangannya.

Chandra BhayaSingkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang