CBS 42. 💧

1.6K 138 22
                                    

CBS Update lagi.
Mumpung lagi baek hati authornya.
Atau anggap aja ini sebagai bonus untuk temen-temen sekalian yang sudah ikutan sayang sama cerita ini. Menemani kisah ini hingga sampai di titik seperti ini.
Terimakasih untuk semua apresiasinya.
Untuk dukungannya, Vote dan komentar kalian.
Tanpa kalian CBS tak akan bisa sampai di titik seperti ini.

Jujur aja saya sangat-sangat gak menyangka CBS bisa mendapatkan tempat tersendiri.
Speechles, karena dari awal memutuskan untuk berkarya di sini niatnya ya lurus aja hanya ingin mengibur sekaligus bermanfaat untuk orang lain dengan menghasilkan karya yang tidak hanya menghibur readers tapi juga bisa menangkap pesan yang coba saya ingin sampaikan melalui karya-karya saya begitupun juga di cerita ini.

Dahlah gak tau lagi harus ngomong apa.
Intinya, sarangheo, Ailofyou more Kak Via sayang kalian semua.

Kalian-------adalah bagian terpenting dari perjalanan kisah ini.

Baiklah...

Cuss di eksekusi.

Happy Reading, Hope You enjoy guys.

Vote if you thing this stroy deserved get your star ⭐⭐👇👇

Chandra BhayaSingka❄

Saat pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan satu sosok pria berbadan tambun tengah berdiri di ambang pintu yang hanya setengah terbuka. Dahi pria berjaket jeans itu mengernyit bingung ketika melihat orang yang sedang di carinya tidak ada dalam jangkauan matanya.

"Ke mana dia?" tanyanya ntah pada siapa sambil melangkah masuk lebih ke dalam lagi namun belum sempat ia mendapat jawaban atas pertanyaannya yang tadi  batang leher pria itu sudah menjadi korban kesadisan nona direktur berparas ayu nan anggun itu namun tidak berlaku untuk malam ini.

Si nona baik hati itu rupanya sudah merencanakan ini dengan apik dengan bersembunyi di balik pintu.

Tepat ketika pria itu hendak bangkit dengan susah payah Sekar sudah lebih dulu menghantam wajahnya dengan sekuatnya hingga pria itu roboh seketika nyaris tanpa perlawanan.

Namun Sekar yang menyadari bahwa pria ini tidak sendiri dengan cepat ia berlari kecil menuju pintu dan menahan handel pintu itu tepat ketika indra pendengaran menyadari ada derap langkah kaki yang mendekat. Maka terjadilah adegan saling tarik menarik untuk beberapa detik lalu setelahnya Sekar melepaskan dengan santai handel pintu yang tadi ia tahan tadi dan di tarik dari luar oleh sang musuh sehingga satu pria lagi jatuh tersungkur tepat di hadapannya.

Membuat Sekar yang melihat itu hanya berdiri seraya menaikkan kedua alisnya sambil menahan tawa gelinya.

"Kenapa bang, sakit ya?" Sekar berucap dengan nada mengejek saat melihat pria itu bangkit dan bersiap memasang kuda-kuda sebagai antisipasi.

"Aku tidak akan mentolelir apalagi kasihan hanya kau seorang wanita," ucapnya dengan penuh emosi.

Sementara Sekar refleks tersenyum tipis lalu membalas ucapan pria berjaket kulit itu. "Silahkan bang, lagian tak seru kalau kau bermain dengan lembut juga. Malu dengan badanmu yang tegap itu." sahut Sekar.

Chandra BhayaSingkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang