Oke.
Pagi ini gue buru-buru mandi dan menyuruh Jinyoung bergegas plus gue suruh pinjem bajunya kak Woojin, soalnya ini sudah setengah tujuh. Nanti keburu om gue berangkat ke-kantornya. Rumahnya lumayan jauh. tiga puluh menitan kalau naik motor, itu saja kalau ngebut dan tidak ada macet.
Tapi gue menyuruh Jinyoung ngebut dan untungnya dia tau rumah mana yang gue maksud, jadi selama dijalan gue cuma tutup mata merasakan angin pagi yang masih dingin dan kencang menghantam tubuh gue. Sampai disana Tante netta menyambut ramah dan saat bertemu om Jun, kami juga disambut baik.
Oke, begitu duduk gue tidak mau berbasa basi. Kami menceritakan semua kejadian soal papah lanjut ke papahnya Jinyoung, memang dasar keparat tuh om-om gila.
Reaksi om gue tidak kalah terkejut, emosinya jelas terpancar ketika tahu kalau sebenernya adik kandungnya meninggal bukan murni kecelakaan, tapi karena rencana otak busuknya si om psikopat gila bedebah itu.
Sorry, kasar. Tapi memang gue emosi, gua tidak akan membiarkan orang itu hidup dalam ketenangan. Masalahnya ini adalah nyawa yang sudah dibuat mainan.
Jadi om Jun yang sebenernya dari tadi sudah pake baju dinas, sekarang minta kami untuk ke kantor polisi dimana dua kasus ini akan diselidiki. Sebelum berangkat, Tante Netta juga berusaha menenangkan suaminya agar tidak marah-marah nanti.
Oke. Contoh Istri yang baik. \(^o^)/
"Om, nanti kalau mereka males-malesan kerjanya gimana?" Sebelum masuk kantor polisi gue bertanya yang sebenarnya tidaj perlu, dan si om dengan santainya bilang "kalau mereka males-malesan nanti om marahin, dan kamu sama temen kamu ini yang bakalan mantau mereka, kalau hasil kerjanya ga maksimal marahin aja, atau ga telfon om. Ngerti!?"
Gue mah iya-iya saja, jadi liburan gue kali ini adalah memantau polisi. Seru juga kalau difikir. Begitu kami semua sudah masuk dan om Jun juga sudah memberikan perintah, semua diam dan mengiyakan perintah. Seberapa besar sih kekuasaannya om Jun ini?? Heran saja, semua orang pada kicep dan menurut saja, padahal kalau dirumah orangnya kelewat humoris bahkan bisa dibilang bobrok. Jadi inget papah yang biasanya suka bercandaan sama si om.
Dan yhap! setelah itu om pergi ke kantornya buta mengurus kasus pembegalan katanya, sedangkan gue sama Jinyoung anteng disini, masih ditanya-tanyain dan pakpol yang bakal kmai pantau ini namanya pak Wonwoo dari wajahnya saja galak tapi sebenernya cukup humble.
"Oke, jadi siang itu papah kamu perjalanan mau kemana sebenernya?"
"Kata mamah, papah mau ke perusahaan papahnya dia" gue menunjuk Jinyoung yang masih saja murung.
"Mau ikut meeting apa tidak tahu. Yang jelas baru jalan lima puluh meter dari kantor, papah kecelakaan" sambung gue dengan wajah meredam amarah.
"Papah kamu parkir mobil di basement?"
"Akh, iya selalu di basement!"
"Ada CCTV?"
Gue binggung dan tidam gue jawab, tapi om Wonwoo menyuruh gue untuk tanya ke mamah, dan mamah juga kurang tahu jadinya mamah tanya ke staf keamanan terlebih dahulu dan yup's ternyata ada!! dan lebih jelasnya itu tersembunyi. Tidak ada yang tahu kecuali yang memasang.
Gotcha! Gue, Jinyoung plus pakpol menemukan file rekaman hari dimana papah kecelakaan. Dan bener saja ada yang mengutak atik mesin mobil papah tapi bukan cuma itu. Gue masih curiga sama kondisi papah waktu itu. Iya karena ketika gue lihat papah untuk terakhir kalinya, baunya itu seperti apa itu masih mencurigakan, tapi pak Wonwoo juga curiga karena bibir papah berubah warna putih padahal papah tidam punya riwayat penyakit apapun.