ADT*8 {Perasaan}

4.2K 193 4
                                    

Haruskah aku menjadi,

- Fatimah (mencintaimu dalam
  diam)

                         Atau

- Khadijah (datang padamu
  untuk menyatakan rasa)
                           ???

-----------

Besoknya.

Aku sudah bersiap untuk berangkat kuliah. Hari ini ada mata kuliah pada jam delapan pagi. Aku keluar kamar dan berjalan menuruni tangga.

"Kak, selai stroberi ada dimana?" Tanya Hana yang sedang mengoprek-ngoprek dapur.

"Hm? Di kulkas nggak ada?" 

"Nggak ada, Kak." 

"Kan biasanya ditaruh di meja makan, masa bisa hilang." Aku berjalan menghampiri Hana.

"Nggak tau atuh, Kak. Kalau Hana tau, Hana nggak bakal nanya ke kakak." Ocehnya.

"Pakai selai coklat aja, enak." Saranku.

"Nggak enak, enakan stroberi." 

"Ya udah kan selai stroberi nya nggak ada." 

"Selai bluberi ada nggak, Kak?" 

"Nggak tau." Aku duduk di kursi meja makan dan mengambil roti kemudian mengoleskan selai coklat diatasnya.

Hana menjatuhkan tubuhnya ke lantai dengan lebaynya dan terus mengoceh, "Ih terus Hana makan sama apa?" 

"Kan ada selai coklat, makan aja yang ada." 

"Hana nggak suka pake selai coklat." 

"Tapi kenapa kamu suka coklat batang? Aneh, padahal sama-sama coklat." 

"Nggak tau, selai coklat menurut Hana aneh rasanya." 

"Lah? Bener-bener anak aneh. Ya udah kamu mau roti panggang? Kakak buatin nih mumpung lagi baik."

"Wah, mau mau." Hana berdiri dari pose jatuhnya dan mengambil bahan-bahan yang ada di kulkas. "Hana mau pake telur sama beef aja ah." 

"Terserah, mana bawa sini." 

Aku memasak telur dan beef nya. Dan memanggang roti dalam alat panggangan roti. Roti panggang telah siap, lalu aku memasukkan telur dan beef tadi kedalamnya.

"Kak, jangan lupa pake saus tomat." Teriak Hana dari meja makan.

"Iya."  Aku menekan-nekan botol saos. Kemudian menaruh roti satunya diatasnya.

"Nih." Aku memberikan roti tadi pada Hana. "Gimana? Enak nggak?"

"Hm, lumayan." Kata Hana sambil mengunyah.

"Masa lumayan sih." 

"Iya iya enak kok, kalau gini kakak bisa masakin buat kak Fatur." 

Wajahku memerah.

"Ciee, wajahnya merah lagi." Hana tersenyum jahil.

"Apa sih! Udah cepet habisin nanti telat." 

"Iya."

Aku berjalan keluar dan membuka gerbang rumah.

"Assalamualaikum." 

"Astaghfirullah! Waalaikumsalam." Aku hampir terloncat karena terkejut.

Aku dan Dia Ta'aruf?!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang