"Zayyan!"
Seorang anak laki-laki berusia lima tahun sedang berlari-lari di halaman rumah Neneknya sambil menendang sebuah bola. Tawanya menyebar luas di sekitarnya.
"Zayyan, makan dulu sini," seseorang berteriak sambil mengejar anak laki-laki itu.
"Nggak mau! Ayyan udah kenyang, Ummi!"
"Memangnya Zayyan udah makan apa tadi? Ummi lihat Zayyan baru makan kue yang tadi Nenek kasih, kan?"
Anak laki-laki itu berbalik. "Enggak," ia menggeleng. "Tadi Ayyan udah beli es krim sama Abi."
Orang yang mengejar anak laki-laki itu menghela napasnya, lalu duduk di kursi dengan payung yang menaunginya di atas.
"Kenapa, Dek?" tanya seseorang yang baru datang dan duduk di sampingnya.
Anisa--Ummi dari Zayyan yang tadi mengejar anak laki-laki itu hingga kelelahan--menolehkan kepalanya, menatap kesal ke orang yang berada di sampingnya.
"Mas kenapa tadi Zayyan dibeliin es krim? Dia kan belum makan apa-apa, Mas," ucapnya kesal.
Fatur tampak terkejut. "Siapa yang bilang?"
"Zayyan sendiri yang tadi bilang ke Adek."
"Astaghfirullah, udah Mas kasih tahu juga jangan bilang ke Ummi-nya, masih aja bilang."
"Apa!?" Anisa mencubit pinggang Fatur pelan. "Kalau Zayyan sampai sakit gimana? Dari kemarin dia minum es terus, Mas."
"Aw aw aw! I-iya, maaf. Lepas dong, sakit~"
Anisa melepaskan cubitannya itu, lalu mengalihkan pandangannya menatap Zayyan yang masih berlarian mengejar bola.
Fatur berdiri, kemudian mengejar Zayyan dan menangkap anak laki-lakinya itu dalam gendongannya.
"Abi, lepas ih! Ayyan masih mau main. Lepas!" Zayyan meronta-ronta.
"Ssttt," Fatur berjongkok dan meletakkan telunjuknya di atas mulut Zayyan. "Makan dulu, ya? Nanti lanjutin mainnya sama Abi, oke?"
Zayyan menggeleng keras, masih dengan meronta-ronta. "Enggak mau!"
"Eh, nanti Kakek marah loh. Zayyan mau jadi anak baik, kan? Makanya turuti apa kata Abi sama Ummi, kalau disuruh makan, yaa makan," kata Fatur, tangannya memegang kedua pundak Zayyan.
"Kalau Ayyan jadi anak nakal gimana?" tanyanya dengan wajah polosnya itu.
"Nanti Zayyan bakal masuk ke neraka nya Allah, yang ada di buku-buku yang waktu itu Zayyan baca itu loh, yang banyak apinya. Zayyan mau masuk kesitu?"
"Enggak," gelengnya. "Zayyan mau nya masuk ke syurga bareng Ummi, Abi, Nenek, Kakek, Tante Fisda, Tante Hana, sama semuanya," tangannya membentuk sebuah lingkaran besar.
Fatur tertawa, ia mencubit pipi Zayyan gemas. "Makanya turuti apa kata Ummi sama Abi, ya?"
"Ya udah, Zayyan mau makan. Tapi sambil main bola sama Abi."
"Siap!" Fatur berdiri dan berjalan ke arah Anisa duduk dengan Zayyan yang di gandengnya.
"Gimana? Mau makan?" tanya Anisa pada Fatur.
"Udah mau nih, tapi katanya sambil main bola sama Mas," jelas Fatur.
"Oke deh," Anisa merapikan rambut Zayyan yang sedikit berantakan, lalu menyuapkan makanan yang telah berada di atas sendok. "Kalau mulutnya udah kosong, langsung ke Ummi ya."
"Iya, Ummi," kata Zayyan dan langsung berlari ke halaman rumah yang penuh dengan rumput hijau itu.
"Dek," panggil Fatur. "Mas juga suapi dong~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Dia Ta'aruf?!✔
Ficção Geral[SELESAI✔] . . . Satu kata yang ada dibenakku sekarang, yaitu bingung. Aku bingung harus bagaimana. Kedua orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman ayahku. Yaa, aku merupakan salah satu dari segelintir gadis yang 'dingin' terhadap lawan jenis, ja...