ADT*33 {Tidak Sengaja}

2K 113 0
                                    

"Bersabarlah. Allah mampu mengubah situasi paling terpuruk menjadi momen paling terbaik dalam hidupmu."

----------

"Anisa, aku duluan. Assalamualaikum," Karin melambaikan tangannya dengan ceria seraya melangkah meninggalkanku yang masih berdiri disini.

Aku menatap kepergian Karin sambil melambai kecil. "Waalaikumsalam."

Setelah melihat Karin sudah menghilang di belokan depan sana, aku langsung membalikkan badan. Melangkah gontai menuju luar kampus ini. Karin tadi bilang padaku bahwa ia ada urusan mendadak dengan teman yang berada di jurusan sebelah, jadilah aku disini, merasa sendiri di antara banyaknya orang.

Hari ini pikiranku tidak tentu arah. Selalu saja melayang entah kemana, bahkan di saat aku sedang berjalan sekali pun.

Duk!

Tuh kan. Menabrak orang lagi.

"M-maaf, saya tidak sengaja," aku langsung menunduk, jadi tidak tahu siapa yang kutabrak.

"Jalan tuh liat-liat dong! Punya mata nggak sih?!" Omel orang itu dengan suara meninggi.

Aku mendongak, menatap sekilas orang itu dan meminta maaf kembali. "S-saya minta maaf."

"Ngomong minta maaf emang gampang, tapi liat nih baju gue!" Perempuan itu menunjuk-unjukkan pakaian yang sedang di pakainya kotor terkena tumpahan kopi.

"Mari saya bersihkan," kataku sedikit gemetar karena perempuan itu menatapku tidak bersahabat.

Dan tiba-tiba saja ia memegang lenganku cukup kencang. "Lo tau nggak harga baju ini berapa, huh?!"

"Saya akan ganti, maaf tadi saya benar-benar tidak sengaja."

"Cewek kayak lo yang bikin gue muak! Sok alim! Pakai baju kelebihan bahan gitu, caper!" Tukas perempuan itu.

Tahan, Anisa. Ya Allah ... bantu hamba.

"Gue benci cewek spesies kayak lo gitu. Kalian itu terlalu taat sama agama, harusnya masa muda itu di pakai buat seneng-seneng," ia melepas cengkeramannya. "Gue saranin nih ya, mending lo ganti baju lo sama dress atau celana jeans."

"Seorang perempuan harus menjaga auratnya," muncul suara yang tak asing di pendengaranku ini. "...juga perkataannya."

"Cih," perempuan di depanku ini berdecih lalu membuang muka ke samping.

"Kamu siapa? Apa yang sedang kamu lakukan dengan perempuan ini?" Tanya laki-laki yang baru datang ini dengan suara tegas.

"Lo siapa nya dia? Pacar? Suami?" Perempuan itu menyilangkan tangan di depan dada.

Aku menoleh pada laki-laki di sebelahku ini. Dia Alvar.

"Saya ... temannya," ucap Alvar.

"Temen doang tapi sok jadi pahlawan," decak perempuan itu.

"Alvar, udah nggak apa-apa. Biar aku yang urus," kataku pada Alvar.

"Berasa lagi nonton drama," gumam perempuan di depanku ini, namun suaranya cukup keras sehingga terdengar olehku.

Aku menatap perempuan itu. "Soal baju kamu yang kena kopi tadi, saya minta maaf. Dan saya akan ganti."

"Baju gue mahal, nggak mungkin orang kayak lo mampu beli," katanya.

"Maaf, kamu mau saya ganti berapa?" Tanyaku berusaha tidak termakan emosi.

"Tiga ratus. Tiga ratus ribu, ada?"

Aku dan Dia Ta'aruf?!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang