"Jika saat ini kamu tengah menjaga hati, percayalah bahwa jodohmu juga akan terjaga. Jika sekarang kamu berusaha memperbaiki diri, maka percayalah jodohmu pasti orang yang baik."
----------
"Dek, ayo bangun. Udah siang loh, mau tidur sampai jam berapa?" Suara berat nan lembut membangunkanku.
"Ng?" Aku membuka mata perlahan, dan bangun dari tidurku.
Langit-langit kamar yang tampak asing dimataku. Kasur yang tampak asing juga. Dan aroma lavender yang tercium di ruangan ini. Ini bukan kamarku. Aku... dimana?
"Hey! Nyawanya belum kumpul ya?" Suara itu kembali terdengar, sekarang si pemilik suara menepuk-nepuk pipiku.
"F-Fatur?" Aku speecless. Di hadapanku Fatur sedang memperhatikanku dengan raut wajah yang-- entahlah. Sepertinya dia juga habis bangun tidur. Eh, tunggu dulu, habis bangun tidur? Be-berarti...
Aku sekarang dimana? Tolong, siapapun bangunkan aku!
"Kenapa?" Tanya Fatur.
"A-aku nggak apa-apa." Oke, jantungku sekarang tidak normal.
"Cek Zayyan sana. Sepuluh menit yang lalu sih Mas liat masih tidur, coba sekarang kamu cek lagi."
"Za-Zayyan? Siapa?"
"Hm? Kamu aneh." Fatur mengacak puncuk jilbabku sambil tertawa garing. "Jangan bercanda gitu deh, ini masih pagi."
"Bercanda apa? Aku dimana? Dan... Zayyan siapa?"
"Udah bercandanya, Adek cek Zayyan ya. Mas mau mandi dulu." Fatur beranjak dari duduknya, dan pergi ke toilet yang ada didalam kamar ini.
Aku masih terdiam. Tidak mengerti dengan situasi ini.
Akhirnya, aku memberanikan diri keluar dari kamar ini. Aku membuka knop pintu secara perlahan. Mengintip dahulu sebelum akhirnya mencari keberadaan Zayyan yang tidak kuketahui itu siapa.
'Dedek Zayyan'
Salah satu pintu bercat hijau bertuliskan nama Zayyan itu menarik perhatianku. Aku membuka pintu. Kulihat diatas ranjang, ada anak kecil kira-kira berumur lima tahun sedang nyenyak tertidur dengan posisi yang berantakan, seperti bantal di kakinya, selimut yang hampir jatuh, dan posisi tidur telentang dengan kaki terbuka lebar.
"Anak ini." Aku merasa pernah melihat anak ini. "Anak aku dan Fatur?"
Seingatku, aku pernah bertemu anak ini di dalam mimpiku sebelumnya. Yang kulihat waktu itu anak ini masih terlalu kecil. Dan sekarang, anak ini sudah cukup besar.
Kenapa mimpiku seperti ini? Ya Allah, bangunkan aku dari mimpi ini.
Aku duduk ditepi ranjang. Fokus melihat anak itu. Zayyan, nama yang bagus. Hm, setelah kuperhatikan lebih jelas, ternyata anak ini mirip Fatur, dan juga... mirip aku.
Aku menggeleng-gelenggkan kepala. Tidak mungkin kan? Ini hanya mimpi.
"Ummi?" Suara lembut khas bangun tidur terdengar dari belakangku.
Anak itu memanggilku Ummi?
"Sayang, udah bangun? Gimana tidurnya? Nyenyak?" Tanyaku senatural mungkin.
Zayyan langsung bangun dengan semangat, "Tadi Ayyan mimpi ngalahin monster jelek. Terus Ayyan jadi pahlawan."
"Wahh, anak Ummi jadi pahlawan. Hebat!" Aku mengacungkan dua jempol.
"Abi mana?" Tanya Zayyan.
"Abi? Um-- lagi mandi."
"Ayyan mau mandi sama Abi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Dia Ta'aruf?!✔
Ficção Geral[SELESAI✔] . . . Satu kata yang ada dibenakku sekarang, yaitu bingung. Aku bingung harus bagaimana. Kedua orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman ayahku. Yaa, aku merupakan salah satu dari segelintir gadis yang 'dingin' terhadap lawan jenis, ja...