Jomblo sampai halal?
Siapa takut!------------
Langit telah berubah menjadi kehitaman dengan bintang-bintang yang bertaburan cantik. Jujur, setiap menit berlalu, jantungku semakin berpacu lebih menggila.Beberapa kali aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya perlahan. Terus saja seperti itu sampai pintu kamarku diketuk dari luar.
"Kakak!" panggil suara melengking tentunya milik Hana.
Sekali lagi, aku menarik napas. Kemudian melangkah ke arah pintu dan membukanya. "Ada apa?"
"Disuruh bunda ke bawah," katanya, kedua tangannya sibuk membetulkan letak jarum kecil yang digunakan untuk menyatukan dua belah kain.
"Memangnya Fatur udah datang?"
Hana menggeleng. "Belum sih." Lalu, tatapan aneh muncul sedetik kemudian. "Ciee, kakak nungguin Kak Fatur. EKHEM!"
"Hana..."
"Udah, ah. Ayo, turun!" Ia langsung menarik paksa tanganku, bahkan pintu kamar sampai bedebum karena ditutup agak kencang.
Aku menuruni anak tangga dengan jantung yang masih berdetak kencang dan kaki yang mulai bergetar. Tenang, Anisa...
"Kak, sini bantu Bunda bawa kue ini ke ruang tamu," ujar Bunda dari arah dapur saat aku baru saja menginjak anak tangga terakhir.
"Iya, Bun."
Aku berjalan ke arah Bunda dan mengambil alih semua toples di tangannya. Lalu, meletakkan semua toples-toples ini di meja ruang tamu yang sudah dilapisi alas berwarna biru muda.
Setelah itu, aku kembali lagi ke dapur dan mengambil nampan berisi gelas dengan air sirup berwarna merah yang terlihat menggiurkan.
Kudengar suara derung mesin mobil yang berhenti di depan pagar rumah. Detakan jantungku kembali tidak normal. Padahal ini kali keduanya Fatur dan orang tuanya datang ke rumahku, tetapi rasanya aneh sekali.
Pak Saiful, satpam di rumahku terlihat membukakan pagarnya. Kemudian, masuklah satu mobil hitam dan terparkir di sebelah mobil milik Ayah.
Beberapa saat kemudian, keluarlah dua orang laki-ki dan satu orang perempuan. Orang yang baru saja keluar dari mobil itu tersenyum padaku dan keluargaku yang sudah siap memyambut mereka di teras rumah.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Bunda sedikit menggerakkan tangannya ke udara. "Nah, ayo, masuk," ajaknya, disertai dengan senyum manisnyam
"Anisa." Panggil seorang lelaki muda yang tampan dan kelihatan sangat senang.
Aku menoleh, "Ya?"
"Kamu deg-degan nggak?" Tanyanya.
"Hm? Kenapa aku harus deg-degan?"
Fatur tersenyum lebar, "Karena bakal ada pangeran tampan yang nikahin kamu."
"Tampan? Kamu merasa dirimu tampan?"
"Iya dong, aku memang tampan. Banyak orang-orang yang bilang aku tampan, termasuk kamu."
"Kapan aku bilang gitu?"
"Wahh, pura-pura lupa nih. Kamu pernah bilang sama Hana. Yang waktu itu Hana ngerekam suara kamu diam-diam."
"Ah itu." Aku meremas-remas jilbabku.
"Sekarang aku mau tanya langsung sama kamu--" Fatur menggantungkan kata-katanya. "Menurut kamu aku ganteng nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Dia Ta'aruf?!✔
Ficción General[SELESAI✔] . . . Satu kata yang ada dibenakku sekarang, yaitu bingung. Aku bingung harus bagaimana. Kedua orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman ayahku. Yaa, aku merupakan salah satu dari segelintir gadis yang 'dingin' terhadap lawan jenis, ja...