"Jika memang dia, maka sejauh apapun pergi melangkah, pasti akan kembali juga. Bukan hanya sekedar singgah, tapi untuk menetap hingga menua bersama."
----------
"Kamu mau makan apa?" Tanya Fatur saat kami berada di sebuah tempat tongkrongan anak-anak muda.
"Jagung bakar kayaknya enak."
"Mau itu aja? Aku pesenin nih."
"Terserah."
"Ya udah, ayo." Fatur menggenggam tanganku.
Aku berusaha melepas genggaman itu. Tapi, semakin aku mencoba melepas, semakin kuat Fatur menggenggamku.
"Lepas," kataku.
"Nggak."
"Lepas. Aku nggak akan kemana-mana."
"Nanti ada yang berusaha nyelakain kamu."
"Kamu terlalu paranoid."
"Aku begini karena aku peduli sama kamu."
"Tapi kan aku masih ada di depan mata kamu sekarang."
"Udah, diam."
Aku pasrah. Tidak ada yang bisa kulakukan jika Fatur sudah memaksakan kehendaknya.
"Kalau kamu pegangin aku terus, kapan kamu pesan jagung bakarnya?" Tanyaku.
"Oh iya! Ya udah aku lepasin dulu, tapi kamu jangan kemana-mana. Duduk yang tenang disini," antisipasinya.
"Iya, aku nggak akan kemana-mana," aku menunjukkan pose dengan tangan membentuk angka dua.
"Oke, aku pesen dulu."
Fatur berjalan ke arah tukang jagung bakar berada. Sedangkan aku menunggu dengan tenang disini. Sendirian ditengah banyaknya orang malam ini.
"Ini," Fatur memberikan sebuah jagung bakar.
"Kok cepet?"
"Aku minta abangnya biar cepet."
"Emang bisa?"
"Ini buktinya jagung bakarnya udah ada di tangan kamu."
"Oh iya. Kamu apain abangnya sampai dia nurut sama kamu?"
"Tadi aku bilang gini ke abangnya Bang, istri saya lagi hamil, jadi saya minta duluan ya. Kasian istri saya nunggu lama dan abangnya langsung percaya sama kata-kata aku," jelas Fatur sambil tertawa.
"Kamu bohong lagi."
"Demi kamu."
"Kamu nggak boleh bohong lagi. Walaupun demi aku, kamu nggak boleh bohong," tegasku.
"Iya deh, maaf."
Aku dan Fatur menikmati malam dengan memakan jagung bakar.
"Enak nggak jagungnya?" Tanya Fatur.
"Enak kalau lagi lapar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Dia Ta'aruf?!✔
قصص عامة[SELESAI✔] . . . Satu kata yang ada dibenakku sekarang, yaitu bingung. Aku bingung harus bagaimana. Kedua orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman ayahku. Yaa, aku merupakan salah satu dari segelintir gadis yang 'dingin' terhadap lawan jenis, ja...