ADT*1 {Perkenalan}

17.4K 445 7
                                    

[Aku dan Dia Ta'aruf!?]
-2018-

|||

Assalamualaikum.

Cerita ini akan aku revisi sedikit demi sedikit. Alur ceritanya masih sama kayak sebelumnya, paling cuma penambahan adegan atau pengurangan adegan yang nggak perlu.

Mohon dukungannya semua...
Aku akan revisi satu hari satu chapter /eh tapi nggak janji sih😶

Yah, intinya aku akan buat cerita ADT ini semakin menarik di mata kalian.

Dah, baibai.

HAPPY READING!

•DinaN•

------------

"Perjodohan ini merubah segalanya."

-Anisa-

-----------


Bayangan diriku tergambar jelas di cermin di depanku. Aku menatap diriku sendiri lewat pantulan cermin ini. Gamis berwarna biru cerah sudah melekat di tubuhku, lengkap dengan jilbab panjang yang berwarna senada.

Aku memejamkan mata sambil mengatur hembusan napasku yang kian berderu cepat seiring waktu.

Suara berat milik pemimpin keluarga di rumah ini terus bergaung di telingaku. Aku tidak siap untuk itu, tetapi aku tidak berani menolak titahnya.

"Sebentar lagi akan ada teman Ayah yang akan berkunjung kesini. Ayah sudah sepakat akan menjodohkan kamu dengan anak teman Ayah."

Ya, kata-kata itu sejak selepas salat subuh tadi terus menghantui pikiranku.

Aku yang jarang berinteraksi dengan laki-laki, tentunya merasa sangat tertekan dengan semua ini.

Tok tok tok.

"Kak...?"

"Masuk aja, Bun," ujarku.

Kemudian pintu kamarku terbuka, dan masuk seorang wanita dengan gurat-gurat di wajahnya--pertanda bahwa usianya sudah hampir menginjak setengah abad.

Bunda mendekat ke arahku, mengusap punggungku dengan tangan lembutnya.

"Kamu siap?" tanya Bunda, suaranya seperti tercekat menahan sesuatu.

Aku mengangguk. "InsyaAllah, Anisa siap."

Aku menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berjalan keluar dari kamarku. Aku berjalan dengan langkah yang gemetar hebat, namun berusaha kututupi dengan senyuman kecilku.

Dari pertengahan anak tangga, aku dapat melihat tiga orang asing yang sedang duduk bersama Ayah. Dua orang sepertinya merupakan sepasang kekasih seperti Ayah dan Bunda, serta satu orang lagi adalah laki-laki yang memiliki paras seperti Ayahnya.

Mereka semua berdiri begitu langkahku semakin mendekat kesana. Ya Allah, aku sangat gugup.

"Nah, ini adalah putri pertama saya, Anisa Alfateeh Khoirun," ujar Ayahku.

Aku menunduk sambil berujar kaku. "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab satu kepala keluarga itu secara bersamaan.

***

Aku hanya diam, duduk terapit oleh Ayah dan Bundaku. Kedua orang tuaku sedari tadi berbincang-bincang dengan kedua orang tua laki-laki yang akan dijodohkan padaku.

Aku dan Dia Ta'aruf?!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang