ADT*12 {Zafar Ghani Lafath}

3.5K 158 0
                                    

"Mencintaimu dalam DIAM,
dan DOA adalah caraku untuk memintamu kepada Allah."

--------------------

[Zafar pov]

"Far, saya mau main ke rumah kamu. Mau lanjutin main PlayStation yang kemarin tertunda itu." Suara dari sampingku ini tidak ada hentinya.

"Iya, kamu udah berapa kali bilang itu. Saya sampai bosen dengarnya." Kataku sambil menghembuskan nafas kasar karena ulah sahabatku ini.

"Loh? Anisa? Itu Anisa!" Teriak Fatur tiba-tiba.

"Anisa? Siapa?" Tanyaku sebelum dia berlari menghampiri perempuan yang dia sebut Anisa.

"Itu perempuan yang mau nikah sama saya." Jelasnya dengan antusias.

"Oh."  Tanpa menungguku, Fatur langsung berlari menghampiri perempuan itu.

Aku menyusul Fatur. Mataku membulat ketika melihat seorang perempuan dengan gamis panjang berwarna biru yang sedang berdiri disebelah Anisa.

Aku langsung menundukkan kepala ketika netra kami saling bertemu.

Deg deg deg.

Ada apa dengan jantungku? Ya Allah, maafkan hamba.

Nama perempuan itu Karin. Karin. Nama yang cantik seperti orangnya.

"Far, kamu ikut juga ya." Tanya Fatur yang membuatku tersentak sedikit karena terkejut.

"Aku juga ikut?" Tanyaku tak percaya.

"Iya, kamu belum makan kan?" 

"Belum." 

"Ya udah ikut aja. Nanti aku yang traktir deh." 

"Beneran?" 

"Iya." 

"Oke deh kalau gitu." 

Normalkan jantung hamba, Ya Allah.

Selama didalam mobil, detakan jantungku tidak kunjung berhenti. Perempuan itu sukses memikat hatiku setelah sekian lama.

Yaa, dulu aku pernah menyukai seorang perempuan bertanah kelahiran Arab. Namun itu menjadi sangat menyakitkan karena perempuan itu tiba-tiba dijodohkan oleh orang tuanya.

Dan dia pulang ke kampung halamannya, yaitu Arab Saudi. Itu semua membuatku tidak ingin mencintai perempuan lagi. Tapi, perempuan bernama Karin itu sukses membuatku terpikat.

Jika dia memang jodohku tolong dekatkanlah kami.

Sesampainya di tempat makan, aku duduk di sebelah Fatur. Anisa duduk didepan Fatur, dan Karin duduk didepanku. Aku menunduk malu saat Karin menatapku dan tersenyum padaku.

Senyumnya manis banget.
Eh astaghfirullah, sadar Zafar!

Aku segera menghempas jauh-jauh pikiran tentangnya. Setelah semua menghabiskan makanan, akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing.

"Fatur, saya pamit pulang duluan ya." Kataku pada Fatur.

"Iya, hati-hati." Ucap Fatur.

"Oke, assalamualaikum. Anisa, duluan ya." 

"Iya, waalaikumsalam." Jawab Anisa.

"Waalaikumsalam." Susul Fatur.

Aku melihat Karin yang sedang menunggu ojek nya diluar restoran. Aku yang baru saja ingin memesan ojek langsung menghampiri Karin.

Aku dan Dia Ta'aruf?!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang