"Jadilah yang terbaik di mata Allah. Jadilah yang terburuk di mata diri sendiri. Jadilah yang sederhana di antara manusia."
-Ali bin Abi Thalib-
------------
"Assalamuaikum, Anisa. Kamu dimana? Udah pulang belum? Kok kamu nggak tungguin aku dulu tadi? Kamu ada masalah? Kamu marah sama aku?"
Begitu aku menempelkan ponselku ke telinga, aku langsung diserbu banyak pertanyaan oleh orang di seberang sana.
"Waalaikumsalam. Tanya-nya satu-satu dong, Fatur."
"Ah iya, maaf. Kamu sekarang dimana?"
"Aku di rumah."
"Tadi pulang sama siapa?"
"Sama abang Ahjek."
"Loh, kenapa nggak tungguin aku aja tadi?"
"Maaf."
"Kamu marah ya sama aku? Tadi juga kamu gitu ke aku."
"Enggak. Gitu gimana?"
"Dingin. Enggak kayak Anisa yang biasanya."
"Maaf."
Hening. Fatur tidak kembali memberikan pertanyaan kepadaku. Aku mengecek ponselku. Ternyata masih terhubung dengan Fatur.
"Fatur?" Kataku.
"Anisa, tadi itu siapa?" Fatur kembali bertanya. Tunggu, dia yang Fatur maksud siapa?
"Maksud kamu?"
"Laki-laki yang tadi siang nyamperin kamu di depan aku."
"Oh, itu Alvar."
"Alvar? Dia siapa?"
"Yaa dia Alvar, kan tadi aku sudah bilang."
"Maksud aku, dia siapa kamu?"
"Dia teman sejurusan sama aku, aku sama Alvar udah kenal lama kok."
"Kenal sebelum aku ketemu ... kamu?"
"I-iya."
Fatur kembali diam di ujung telepon sana. Ada apa?
"Anisa," ia kembali bersuara.
"Ya?"
"Jangan dekat-dekat laki-laki tadi lagi. Aku cemburu tau!"
"Cemburu? Kamu? Kamu cemburu?!"
"I-iya. Makanya jangan dekat-dekat dia lagi, aku nggak kuat atasi rasa cemburu ini."
Aku tersenyum kecil.
"Kalau aku masih dekat sama dia, kamu bakal apa?"
"Aku bakal ... um-- nikahin kamu besok juga."
"HAH?!"
"Biar dia nggak dekat-dekat kamu lagi, karena kamu sudah di-klaim oleh Fatur, hehe."
Pipiku memanas. Fatur, kenapa dia begini? Ah, tiba-tiba saja aku teringat kejadian kemarin.
"Fatur, aku mau tanya."
"Tanya apa?"
"Kemarin--" aku meneguk saliva.
"Kenapa, Anisa? Tanya aja."
"Kemarin di cafetaria kamu lagi sama siapa?" Fyuh, akhirnya aku mengeluarkan kata-kata itu.
Fatur diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Dia Ta'aruf?!✔
General Fiction[SELESAI✔] . . . Satu kata yang ada dibenakku sekarang, yaitu bingung. Aku bingung harus bagaimana. Kedua orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman ayahku. Yaa, aku merupakan salah satu dari segelintir gadis yang 'dingin' terhadap lawan jenis, ja...