Hai..
Saya datang lagi..
Mumpung idenya lagi numpuk jadi cepet updatenya..
Selamat membaca.. 😘😘******
Malam itu setelah selesai makan, semua orang berkumpul di ruang keluarga seperti biasa saat sudah tak ada lagi kesibukan masing-masing.
Beruntungnya Tin dan Perth sampai di rumah sebelum ayah mereka sampai. Jika tidak entah apa yang akan terjadi.
Di ruangan itu Perth sedang bermain dengan adik perempuannya. Tin sedang sibuk dengan ponselnya, sedangkan orang tua mereka tengah menonton berita di televisi."Bagaimana keadaan Jane Tin?"
Tanya kepala keluarga itu, tanpa melihat kearah Tin. Sedangkan semua yang ada di sana terdiam.
Tin membenarkan duduknya."Apa maksud Pa?" Tin bertanya seolah-olah tak mengerti pertanyaan ayah tirinya itu.
"Aku tau kau tadi pagi kesana dengan adikmu." Kini Perth merasa tegang, mendengar ucapan ayahnya.
"Aku tidak akan marah. Setidaknya Perth bisa bertemu dengan Jane untuk yang terakhir kalinya." Ucapnya lagi. Tin menegang. Ibu Tin kini hanya diam saja tanpa bisa menyuarakan pendapatnya. Karena suaminya itu sangat keras kepala.
"Tapi Pa.." belum sempat Perth menyelesaikan ucapannya ayahnya sudah bicara kembali.
"Diamlah. Pa tidak ingin ada lagi penolakan darimu. Sudah cukup aku diam saja selama ini, kau pikir Pa tak tau apa yang terjadi padamu akhir-akhir ini?
Kau kemana saja, berteman dengan siapa saja, aku tau semuanya." Perth meneguk ludahnya. Dia tidak bisa lagi menjawab ucapan ayahnya."Perth.. ayah sangat menyayangimu.. pikirkan baik-baik, hubungan seperti itu tidak akan pernah berhasil, kau masih muda.. jangan terjerumus akan hal-hal seperti itu. Minggu depan kau akan berangkat bersama phimu, Itu keputusan terakhir Pa."
Kemudian tuan Tawan pergi meninggalkan ruangan itu, tanpa mau mendengarkan keluhan kedua putranya.
Tin melihat kearah Perth yang sudah menunduk dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dia tau bahwa ini semua berat untuk adiknya itu.
Dan kini ibu Tin menghampiri Perth untuk menenangkan Putra dari suaminya itu.Isak tangis masih terdengar dari mulut Perth. Tin yang ada di sampingnya pun tidak bisa berbuat apa-apa, keputusan ayahnya tidak bisa di ubah lagi.
Sejak masuk kedalam kamarnya Perth tak berhenti menangis, baru tadi pagi dia resmi menjadi kekasih orang yang dia cintai. Dan seminggu kemudian mereka akan berpisah dan entah kapan akan bisa bertemu lagi."Nong.. sudah jangan menangis lagi.. dengan menangis tidak akan merubah apapun. Phi sudah memberi tahu Mae Jane tentang keputusan Pa. Istirahatlah.. besok kau masih harus sekolah."
Tin mengusap rambut adiknya itu. Dan pergi dari kamar Perth.Derrtt Derrtt Derrtt
Ponsel Perth bergetar, tanda ada yang sedang menelfonnya. Namun Perth tak ingin mengangkatnya, ia hanya ingin sendiri saat ini. Tapi ponsel itu tak henti-hentinya berbunyi, membuat Perth mau tak mau harus mengangkatnya.
Dengan isakan yang masih tersisa ia mengangkat telepon itu."Ha_hallo?"
"Perth.. apa kau baik-baik saja?" Tanya seseorang di sana. Dan suara itu yang membuat Perth malah tidak bisa menjawabnya, air matanya jatuh lagi.. dan kini lebih parah dari sebelumnya. Terdengar lagi isakan dari mulut Perth.
"Jangan menangis sayang.. kau tak sendiri.. pliiss.. phi sudah tau semuanya.. bersabarlah.. phi akan cari solusinya.. sekarang berhentilah menangis.. kau membuat ku khawatir."
Setelah agak lama akhirnya Perth mulai bersuara.
"Phi.. maafkan aku.. mungkin keputusan Pa tidak akan bisa di ubah lagi.. aku sangat mencintaimu.. aku tidak ingin ke sana.. itu terlalu jauh.. aku_aku.. tak ingin berpisah darimu phi.."
Perth memejamkan matanya, rasa sakit di dadanya membuatnya tidak bisa bernafas dengan benar."Jangan berbicara seperti itu.. kau tak akan kemana-mana. Phi pastikan itu.. jadi.. sekarang tidurlah.. besok phi akan menemuimu di sekolah mu."
"Hemb."
"Selamat malam sayang.. "
"Selamat malam juga phi.."
Perth menutup teleponnya, ia merebahkan tubuhnya kembali, karena terlalu banyak menangis ia jadi kelelahan dan tertidur.
Di sisi lain. Tuan Tawan dan istrinya sedang membicarakan tentang kejadian tadi di ruang keluarga.
"Tay.. apa ini tak keterlaluan? Seharusnya kau bilang dulu pada putramu.. dan keputusan ini Jane harus tau juga, dia ibunya.."
"Aku tidak ingin berdebat dengamu Fon. Biarkan Jane jadi urusanku."
"Tapi Tay.. kau tak bisa lihat kesedihan putramu? Memang bukan aku yang melahirkannya.. tapi kau tau aku sangat menyayanginya.. pikirkan lagi keputusanmu." Bujuk Fon..
"Tidak ada lagi yang harus di pikirkan ulang. Itu keputusan terakhirku. Sudahlah.. aku tau yang terbaik untuk putraku."
"Kau memang egois."
Mereka berdua terdiam, tak lama kemudian Tay kembali bersuara."Aku sudah berpikir untuk menyerahkan Perth baik-baik pada Jane, karena aku tau Jane pasti bisa merawatnya dengan baik, dan aku tau Perth juga ingin tinggal bersama ibunya. Tapi.. yang ku dapatkan dari orang suruhanku membuatku tak bisa lagi membiarkan kejadian ini berlanjut."
"Lalu.. kenapa keputusanmu tiba-tiba berubah?" Tanya Fon..
"Orang suruhanku mengirimkan beberapa foto Perth sedang berciuman dengan seorang pria di depan rumah Ming. Aku tak habis pikir, kenapa Jane hanya diam saja melihat itu? Menjadi istri dari laki-laki gay itu membuatnya menjadi buta."
Tay memijit pelipisnya.
Sedangkan istrinya mengusap punggungnya untuk menenangkan."Meskipun sekarang hubungan sesama jenis sudah di legalkan, tapi aku tidak ingin putraku menderita di kemudian hari. Aku sudah pernah merasakannya."
Fon memeluk suaminya."Aku tau apa yang kau pikirkan.. tapi setidaknya pikirkan tentang putramu.. berikan sedikit kepercayaanmu padanya.. dia juga tidak pernah mengecewakan mu.. dia selalu menuruti semua ucapanmu. Bahkan dia mengubur impiannya hanya demi dirimu. Agar kau tak kecewa padanya."
"Akan ku pikirkan lagi. Lebih baik kita istirahat. Aku sudah pusing dengan masalah ini."
Kemudian mereka berdua pergi tidur.
Di kediaman keluarga Mingkwan.
Jane sangat gelisah, dia tak habis pikir kenapa mantan suaminya itu memutuskan masalah ini secara sepihak.
Bahkan tadinya dia juga sudah berbicara padanya bahwa keputusan akan ada di tangan Perth, tidak perlu lagi ke pengadilan, karena putra mereka sudah dewasa dan bisa memilih.
Namun apa yang di katakannya berbanding terbalik dengan tindakannya."Jane.. sudahlah.. besok kita pergi ke tempat Tay.. kita bicarakan ini baik-baik. Sebaiknya kita istirahat saja."
Ming mencoba menenangkan istrinya. Jane menggangguk menuruti ucapan suaminya.
Di apartemen Saint..
Pemuda manis itu kini tengah gelisah, setelah Copter menelfonnya, mengatakan bahwa Perth akan di kirim ke luar negeri oleh ayahnya, ia segera menghubungi kekasihnya itu. Dan benar sekali.. kekasihnya itu sedang menangis. Sekarang Saint benar-benar tidak tau harus berbuat apa.
Sampai tengah malampun Saint tetap tak bisa memejamkan matanya.
Ia bertekad untuk menemui kekasihnya itu besok. Dan mencoba untuk memejamkan matanya.
________________________
____________________
________________

KAMU SEDANG MEMBACA
You are my world (End)
FanfictionRank #1 Saint 30/01/19 Rank #1 SonPin 30/01/19 Rank #1 Perth 06/02/19 "Bertemu denganmu merubah ke hidupkanku yg tadinya biasa saja berubah menjadi lebih berwarna, ke ceriaanmu yang menyimpan banyak luka, telah membuatku sadar.. bahwa aku tak hanya...