Pertemuan

5.7K 395 10
                                    

  Pagi itu seperti biasa Saint bersiap untuk berangkat ke kampusnya. Setelah selesai sarapan dia mengambil kunci motor sport kesayangannya, dan bergegas pergi meninggalkan apartemennya.
Sebenarnya pagi ini dia tak ada kelas pagi, namun karena dia merasa bosan jadi lebih baik dia pergi ke kampus, yah walaupun kelas pertamanya masih 4 jam lagi.












  Bug bug bug!!

"Hei culun beraninya kau pukuli adikku hah?"

"Hajar saja phi dia kemarin tak mau menyerahkan uangnya padaku dan malah menghajar ku."

Perkelahian di sebuah gang yg melibatkan seorang remaja dan beberapa mahasiswa. Remaja itu tak bisa melawan karena dia sendirian, dan yg ia lawan ada 4 orang. Banyak luka lebam di wajahnya, di sudut bibir dan pelipisnya mengalir darah.

"Cih!! Dasar pengecut. Kau tak bisa melawanku yg hanya seorang anak SMA, dan membalasku dengan membawa orang-orang ini untuk mengeroyokku?" 

Meskipun sudah babak belur remaja itu masih tak terlihat ketakutan. Malah dia tersenyum mengejek pada para mahasiswa itu.
Karena geram mereka kembali memukuli remaja itu dan pergi meninggalkannya di gang itu.

"Sial!! Kenapa harus pagi-pagi begini. Dasar pengecut, bagaimana aku bisa pergi ke sekolah kalau ke adaanku seperti ini. Seharusnya tadi aku menumpang di mobil Mark, hari ini juga ada ujian. Haahh.. sialnya aku.."

Remaja itu masih duduk termenung di gang itu, merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. meratapi kesialannya pagi ini. Dan sesekali menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Dia mencoba untuk berdiri dan berjalan keluar dari sana dengan tangannya yang memegangi perutnya yang sakit karena di tendang beberapa kali.






Saint melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dari kejauhan dia melihat seorang remaja yang masih memakai seragam sekolahnya, duduk di pinggir jalan dengan beberapa luka lebam di wajahnya. Karena merasa prihatin Saint membawa motornya mendekati remaja itu.

"Nong.. kau kenapa?"
Turun dari motornya Saint berjongkok di depan remaja itu.
Remaja itu mendongakkan kepalanya melihat orang yg berada di depannya dengan pipinya yang basah oleh air mata, Dan menghapusnya dengan kasar.

"Tak apa phi.. ini sudah biasa, sebentar lagi aku baik-baik saja."
Remaja itu mencoba tersenyum pada Saint.

"Kau bilang tak apa-apa, tapi kenapa wajahmu bisa seperti ini?"  Saint mencoba menyentuh wajah yg penuh luka lebam itu, namun tangannya segera di tepis.

"Tak apa phi.. nanti aku bersihkan lukaku. Tak perlu khawatir, aku hanya butuh istirahat sebentar sebelum pulang."

Saint menggelengkan kepalanya mendengar ucapan remaja di depannya itu yg jelas-jelas tak bisa bergerak lagi.

"Mari aku bantu, dan ku antar kau pulang. Di jalan ini tak ada bus yang akan lewat, lebih baik aku yang mengantarmu."

Tanpa menunggu jawaban Saint langsung meletakkan tangan remaja itu di pundaknya untuk membantunya berjalan menuju motor Saint.

"Tapi phi..!!"

" Sstt diam. Kau sudah seperti ini masih bisa bilang tidak apa-apa. Aku bisa mengantarmu."

"Bukankah phi akan pergi ke kampus? Apa aku tidak merepotkanmu?"

"Tidak. Lagi pula aku tak ada kelas pagi ini. Jadi jangan menolak bantuanku, dan kau ini masih pagi sudah babak belur. Kau bisa naik kan?"

Remaja itu mengangguk, dan naik ke atas motor. Saint meletakkan tangan remaja itu di pinggangnya.

"Pegangan nong.. aku tak mau kau sampai jatuh, dan menambah luka di tubuhmu."

Saint melajukan motornya menuju alamat yg di tunjukan remaja tersebut.
Sesampainya di depan sebuah apartemen yg sederhana, Saint memarkirkan motornya. Dan membantu remaja itu memasuki apartemennya yg ada di lantai dua. Saint mendudukkannya di sofa yg ada di ruangan itu.

"Apa kau ada kotak obat?"

  "Di sana phi."

Saint melihat kearah yang di tunjukan remaja itu dan mengambil kotak obat yg ada di sana.

"Siapa namamu nong?
Apa kau tinggal sendirian di sini?"
Saint menuangkan alkohol pada kapas dan mulai membersihkan luka remaja itu.

"Auh phi!! Pelan-pelan. Namaku Perth, dan ya aku tinggal di sini sendirian."

Setelah selesai mengobati luka Perth, Saint mendudukan dirinya samping Perth.

"Dan kenapa kau bisa berakhir di pinggir jalan dengan semua luka itu? Dan ini masih pagi, seharusnya kau sudah ada di sekolahmu sekarang."

"Heemmbb.. aku tadi juga sedang berangkat ke sekolah dengan sepedahku. Tp para mahasiswa itu menghadangku dan berakhir seperti ini."

"Ya sudahlah.. sekarang lebih baik kau istirahat saja. Dan lain kali kau harus berhati-hati, kalau kau tak bisa melawan mereka lebih baik kau lari."

"Hemb!! Terimakasih phi.."

"Yeah.. jaga dirimu baik-baik, aku pergi dulu."

Saint mengusak rambut Perth, dan pergi dari apartemen itu. Sebelum keluar dari sana Perth sempat menanyakan siapa namanya.

"Namaku Saint."

"Sekali lagi terimakasih phi Saint."

"Hemb. By nong Perth.."

Saint melambaikan tangannya setalah itu menutup pintu apartemen Perth. Dan bergegas pergi ke kampusnya.

            _____________________
               _________________
                  ______________

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang