Milikku

2.5K 269 20
                                    

Perth POV

  Semua ini membuatku pusing, menangis memang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalahku, tapi dengan menangis setidaknya aku bisa merasa lega.
Dan pagi ini aku terlihat sangat kacau, mata sembab, dan kepalaku terasa sangat berat. Tapi aku harus tetap pergi ke sekolah, P,Saint sudah bilang akan menemuiku nanti di sekolah.
Di saat seperti ini aku benar-benar ingin memeluknya.
Meskipun baru kemarin aku bertemu dengannya, tapi aku sangat merindukannya.

  Kenapa Pa bisa tau tentang hubunganku dengan P, Saint?
Aku tak menyangka bahwa akan secepat ini hubunganku dengan P Saint akan berakhir.
Aku hanya bisa berharap Pa mau membatalkan keputusannya,
Aku sudah melepas impianku demi Pa.. agar dia tidak kecewa padaku, tapi untuk melepaskan orang yang kucintai.. aku benar-benar tidak bisa.
  Entah sejak kapan aku menyukai laki-laki, aku yakin kalau aku bukan gay.. tapi saat pertama kali melihat P Saint.. aku benar-benar tidak ingin melepaskan pandanganku padanya. Untuk seorang laki-laki dia begitu manis, tapi lebih seperti perempuan.. dia cantik. Melihatnya marah, cemberut, bahkan menangis karenaku.. itu semakin membuatku gemas. Dia selalu mengejutkanku dengan tindakannya.

Oh Tuhan...

  Aku sangat merindukannya..
Dia menciumku dan menyatakan bahwa dia mencintaiku..
Rasanya ada banyak kupu-kupu terbang dalam perutku.
Aku bahagia dia mengatakan itu.. dan perasaanku terbalas.
  Dan.. lihatlah sekarang.. hanya dengan membayangkan dia menciumku, si kecil ini sudah bangun.
Haaah.. kenapa aku jadi semesum ini sekarang? Bahkan saat Pond melihat video pornonya di apartemenku, aku tidak pernah bereaksi seperti ini.
Aku harus membereskan ini dulu.

Perth POV end

  Sesampainya di sekolah, Perth Secara tidak sengaja melihat sahabatnya turun dari mobil seseorang. Melihat itu Perth mengernyitkan dahinya heran. Sejak kapan sahabatnya itu tersenyum semanis itu. Padahal biasanya tidak ada expresi di wajahnya, bahkan ketika senang atau sedih semua orang tidak bisa membedakannya.

  "Mark" panggil Pond, yang sedari tadi berada di samping Perth. Dan Perth juga menoleh kearah Pond, karena tidak menyadari adanya sahabat keponya itu.
  Mark terlihat tegang, seolah sedang ketahuan mencuri sesuatu. Dia menoleh kearah Perth dan Pond yang berdiri tak jauh dari tempat Mark berdiri sekarang. Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian berjalan menghampiri kedua sahabatnya itu.

  "Ha_hai.. sejak kapan kalian berdiri di sini?" Tanya Mark agak gugup.

  "Sejak kau turun dari mobil tadi, dan tersenyum manis pada si pemilik mobil." Jawab Pond. Sedangkan Perth hanya diam saja.

  "O_oh.. syukurlah.." ucap Mark lirih. Masih dengan wajah kikuknya.

  "Kau di antara siapa? Dan kenapa kau tersenyum seperti itu? Hoo.. aku harus tau.. siapa yang bisa membuat wajah datarmu itu tersenyum." Pond mulai kepo. Perth hanya menggeleng dan merangkul pundak Mark mengajaknya masuk kedalam kelas, meninggalkan Pond dengan sejuta pertanyaannya.

  "Hoi... Jangan tinggalkan aku."
Pond segera berlari mengikuti kedua sahabatnya itu.

  Perth duduk di bangkunya, melipat kedua tangannya di atas meja, kemudian meletakkan kepalanya di atasnya.
Dia benar-benar tidak bersemangat hari ini. Dan sekarang dua orang kepo di belakangnya tengah berisik dengan banyak pertanyaan untuk Mark.

  "Ai Pond.. bisakah kau diam? Aku pusing mendengar ocehanmu. Kalau Mark tidak ingin bercerita padamu jangan memaksanya. Dan kau Bass.. jangan ikutan kepo seperti Pond."
Perth mulai geram, dengan tingkah kedua temannya itu.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang