Kejutan

2.5K 287 19
                                    

 

Hari-hari Saint berlalu seperti biasanya, namun ada perubahan dengan tingkahnya. Saint memang tetap pendiam, tapi kali ini dia lebih rajin, Saint akan mengulangi semua mata pelajaran kuliahnya yang mendapatkan nilai C/B-.
Padahal biasanya dia tidak terlalu peduli dengan nilai-nilainya.

  "Waah.. jika kau serajin ini posisiku bisa terancam." Ujar Tee.

  "Aku sih tidak peduli, tapi aneh saja melihat si pemalas ini tiba-tiba jadi bersemangat." Copter juga mulai bersuara.
Saint tetap tak bergeming, ia mengacuhkan ucapan kedua sahabatnya itu.

  "Aku punya kabar untukmu." Ujar Copter lagi, kali ini raut wajahnya agak serius.

  "Apa!!?" Jawab Saint, tanpa melihat kearah Copter.

  "Nong Perth akan pergi ke Prancis setelah akhir semester ini. Katanya sih dia akan tinggal di sana selamanya, karena ayahnya dan ibu P,Tin akan menetap di sana. Apa kau tidak ingin bertemu dengannya?" Copter melihat kearah Saint dengan antusias.
Saint menghtikan fokusnya terhadap buku jurnalnya.

  "Apa dia bilang ingin bertemu denganku?" Tanya Saint.

  "Entahlah.. tapi.. aku yakin dia sangat ingin bertemu denganmu."

  "Kalau dia tidak mengatakan apapun sebaiknya aku tidak menemuinya." Ujar Saint, dan kembali fokus ke buku jurnalnya.
Copter dan Tee menghela nafas berat secara bersamaan.
Saint benar-benar keras kepala.










  "Tin apa yang kau katakan ini benar?" Tanya wanita paruh baya yang masih berparas cantik itu. Matanya memancarkan kebahagiaan.

  "Tentu saja Mae.. tapi jangan katakan ini padanya. Biar Pa sendiri yang menghubunginya nanti." Ujar Tin.

  "Hoo.. baiklah.. aku akan menelfonnya nanti untuk berterimakasih." Mae Jane tersenyum. Membayangkan bagaimana ekspresi putranya nanti.

  "Oh.. Tin.. kapan kau akan menikah?" Tanya Mae Jane tiba-tiba, dan sukses membuat Tin tersedak kopi yang ia minum.

  "Kenapa Mae tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tin membersihkan kemejanya yang terkena kopi. Sedangkan Mae Jane tersenyum melihat Tin.

  "Kenapa kau kaget? Bukankah sudah waktunya? Tidak mungkin kau tinggal sendirian terus di rumah besar itu. Kau harus segera menikah dan memberikanku cucu yang manis." Ujar Mae Jane lagi. Tin terlihat gugup.

  "Hahh.. aku belum mikirkannya Mae.. aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. Sejak kepindahan Pa dan Ma. Aku juga jarang sekali pulang, karena banyaknya pekerjaan di kantor." Tin menghembuskan nafasnya berat. Mae Jane menggeleng.

  "Dia meninggalkanmu dengan banyaknya pekerjaan. Apa dia berniat membuatmu tua lebih cepat sebelum menikah? Isshh.. sekali-sekali pergilah bersenang-senang. Apa perlu Mae kenalkan beberapa artis cantik dari agensi yang sama dengan Copter?" Tanya Mae Jane sambil tersenyum menggoda kearah Tin.

  "Tidak perlu Mae.. aku sudah menyukai seseorang, tapi.. aku tidak yakin apa dia juga menyukaiku." Wajah Tin kini agak merona, mengingat orang yang selalu membuat hatinya berdebar kencang.

  "Au.. dimana kau bertemu dengannya?"

  "Aku hanya sekali berpapasan dengannya. Dia sangat cantik dan imut. Haah.. benar saja adikku seperti orang gila saat jatuh cinta, jadi ini yang dia rasakan selama ini saat tidak bisa bertemu dengan orang yang dia cintai." Gumam Tin.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang