Contac📱

3.2K 312 15
                                    

#Perth POV

Setelah selesai memainkan beberapa lagu, Perth turun dan menghampiri seseorang yang dari tadi selalu mengamatinya.
Seseorang yang akhir-akhir ini selalu ada di dalam pikirannya.

"Swade Khab phi.. " Perth berdiri di depan Saint.

"Wade!! Duduklah nong.."

Perth duduk di kursi berseberangan dengan Saint.
Suasana canggung menyelimuti mereka. Entah dari pihak Saint atau Perth tak ada yang memulai untuk bicara. Saint hanya menatapnya dengan lekat, membuat Perth jadi agak gugup.

"Err.. phi..!! Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh dengan wajahku?"
Saint tersenyum dan menggeleng. Namun dia tak melepaskan tatapannya dari Perth, dan sesekali menyesap kopinya.

"Kau mau minum apa nong?"
Tanya Saint. Lalu ia melambaikan tangan kepada pelayan.

"Milk tea"

"Milk tea satu."  Ucap Saint pada pelayan tersebut. Setelah pelayan itu pergi Saint kembali melihat kearah Perth.

"Apa kau selalu datang ke sini dan bernyanyi seperti tadi?" Saint memulai pembicaraan.

"Khab phi.. setiap akhir pekan. Dan aku baru dua kali menyanyi disini, karena cafe ini baru buka 2 Minggu yang lalu." Jawab Perth.
Saint hanya mengangguk. Tak lama kemudian pelayan datang membawa pesanan Perth.

"Trimakasih..."
Setelah pelayan itu pergi Saint mulai bertanya lagi.

"Bagaimana lukamu nong?"

"Sudah sembuh phi.. trimakasih atas bantuan phi waktu itu."

"Tak perlu berterimakasih lagi."

"Apa phi tinggal di sekitar sini?"

"Hemb. Aku tinggal di sekitar sini. Kapan-kapan mampirlah.. aku weekend selalu ada di rumah."

"Apa boleh?"

"Tentu. Setelah kedua sahabatku memiliki kekasih. Aku jadi tidak ada kegiatan lagi, selain menonton TV dan tidur di rumah." Jelas Saint. Perth hanya mengangguk mendengar ucapan Saint.

"Apa phi tak punya kekasih juga?" Tanya Perth penasaran.
Saint menggeleng.

"Aku baru putus dengan pacarku 2 Minggu yang lalu."

"Kenapa phi?" Perth masih antusias mendengarkan keluhan Saint.

"Karena aku menolak untuk tidur dengannya." Jawab Saint santai.

"Uhuk uhuk..Apaa!!" Perth tersedak minumannya setelah mendengar jawaban Saint.

"Auh nong.. kau tak apa?"  Tanya Saint agak panik. Perth menggeleng dan mengelap mulutnya dengan tisu yang Saint berikan.

"Apa semua wanita yang berkecan dengan phi selalu seperti itu?" Tanya Perth lagi.

"Nggak semuanya seperti itu. Ada juga yang benar-benar tulus.
Tapi phi merasa bersalah saat tau bahwa dia tulus." Saint menghelakan nafasnya dengan berat. Seolah menyesali perbuatannya.

"Lalu.. phi memutuskannya?" Saint mengangguk.

"Kenapa? Bukankah yang tulus itu lebih baik?" Tanya Perth heran.

"Justru itu aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengannya, karena dia terlalu baik untukku. Dia gadis yang baik. Aku tak mau hanya karena dia mencintaiku dia mengorbankan harga dirinya.
Karena itu aku menolak untuk tidur dengannya. Dan memutuskannya. Dan... aku malah membuatnya menangis."
Saint menopang dagunya dengan tangannya kirinya. Matanya menatap ke arah Perth yang sibuk dengan handphonenya. Sesekali ia tersenyum melihat Perth.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang