Cemburu

2.7K 285 13
                                        


  Siang itu di kantin fakultas kedokteran, Saint sudah duduk dengan tenang sambil memakan makanannya. Wajahnya terlihat Cerah secerah cuaca siang ini.
Saint tersenyum melihat kearah ponsel di tangannya, wajahnya bersemu merah, orang-orang di sekitarnya terpesona melihat Saint.

   "Hei.. ada apa dengan wajahmu?" Tegur Tee. Saint memegang kedua pipinya agak sedikit terkejut.

  "Ada apa memangnya?" Tanya Saint heran.

  "Wajahmu memerah bodoh, lihat semua mata memandangmu di sini." Copter dan Tee duduk di depan Saint. Saint mengedarkan pandangannya, dan yaah.. hampir semua orang melihat kearahnya. Terutama para gadis.

  "Sudah sadar? Oih Tee... Jangan lupa bayar ini semua.." wajah Tee muram mendengar ucapan Copter. Sedangkan Copter dengan santai memakan semua makanan yang ia pesan itu sendirian, Copter benar-benar ingin menguras habis dompet Tee.

  "Ada acara apa ini Tee? Kau yang bayar semua makanan si berisik ini?" Tunjuk Saint pada Copter yang sedang makan dengan lahap.
Tee ragu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, jika dia bilang kalau mereka sedang taruhan, dan yang di pertaruhkan adalah Saint dan Perth itu akan membuat si manis ini mengamuk, Dan itu bisa berakibat fatal.

  "Aku menang taruhan dengannya."  Sahut Copter. Saint hanya mengangguk.
Tak ada lagi percakapan diantara mereka, Saint sibuk dengan ponselnya dan kedua orang itu makan dalam diam, Tidak seperti biasanya.

  "Ouh.. Copgy... Sepertinya masalah sedang mendekatimu.." ujar Tee yang melihat sosok Kim dari kejauhan tampak seperti sedang menahan emosinya.
Copter mendongak saat Kim sudah ada di depannya, duduk disebelah Saint, menatapnya dengan tatapan tajam.

  "Apalagi yang perlu dijelaskan phi..? Aku tidak mau menemuimu lagi, atau melihat wajahmu." Copter bangkit dari duduknya, meninggalkan Kim, Saint dan juga Tee.

  "Ada apa dengan kalian?" Tanya Saint.

  "Seseorang yang sedang cemburu buta menghancurkan segalanya." Ujar Tee, membuat Saint semakin bingung.

  "Apa aku salah jika cemburu?" Kim memijit pelipisnya.

  "Tidak salah, hanya cara phi yang salah, phi tau.. bahkan Paman Ming tidak pernah membentaknya, apalagi sampai memukulnya." Tee nampak menahan emosinya.
Saint mendengar ucapan Tee mengepalkan tangannya, tanpa aba-aba Saint memukul Kim tepat di wajahnya, membuat Kim jatuh tersungkur.
Semua orang melihat kearah mereka, Tee segera menarik tangan Saint untuk tidak melakukan tindakan yang membuatnya menjadi bahan tontonan di kantin.

  "Sekali lagi kau membuat sahabatku menangis akan ku patahkan tanganmu yang berani memukulnya. Jauhi dia, jika dia tidak bisa memaafkanmu jangan harap kau bisa menemuinya lagi."
Saint melangkah pergi meninggalkan Kim, yang di ikuti oleh Tee di belakangnya.
Kim memegang dagunya yang terasa sakit akibat pukulan Saint, dan sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah.











  Di dalam kelas, Saint menghampiri Copter yang duduk dengan tatapan matanya yang kosong, Saint memeluk Copter.

  "Jika dia berani menemuimu lagi katakan padaku, akan ku hajar dia." Copter melepaskan pelukannya, menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

  "Apa kau memukulnya tadi?"  Tanya Copter.

  "Tentu saja, dan kenapa kau tidak pernah bilang padaku kalau dia memukulmu? Dimana yang sakit?" Saint melihat wajah Copter dengan khawatir. Meskipun mereka sering bertengkar dengan alasan yang tidak jelas, tapi Saint sangat menyayangi kedua sahabatnya itu. Dulu saat masih duduk di bangku SMP mereka bertiga sering di bully karena berparas agak mirip dengan seorang gadis. Saat itu Copter ataupun Tee tidak ada yang membalas teman-teman yang membuly mereka, sampai saat Saint merasa jengah karena mereka semua sudah keterlaluan mengganti seragam sekolah yang ada di loker ketiganya dengan seragam sekolah perempuan, saat mereka hendak mengganti baju seusai pelajaran olahraga.
Saat itu Saint dengan tatapan emosinya menghajar teman-temanya yang sudah mengganti baju seragam sekolah mereka.
Dan berakhir dengan Saint di skors selama seminggu.
Setelah itu tidak ada yang berani membuly mereka lagi. Dan sampai saat ini Saint masih tetap berada di depan mereka jika ada yang berani menyakiti kedua sahabatnya itu.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang