Pengertian

2.2K 266 9
                                    



  Sudah lebih dari satu Minggu dari kejadian di apartemen Saint. Kini pemuda manis itu tidak lagi banyak bicara seperti biasanya, dia hanya diam meskipun Tee dan Copter mencoba untuk menjahilinya seperti biasanya. Meskipun mencoba berfikir positif, Saint tetap tidak bisa merelakan Perth begitu saja. Yah.. mungkin dia dekat dengan Perth saat ini. Namun kedekatan itu tak bisa ia gapai.
Sebelum ini Saint sering mengunjungi rumah Copter, sekedar belajar atau ngumpul bareng. Tapi setelah kejadian itu Saint lebih memilih mengurung dirinya di kamar apartemennya.
Kedua orang tuanya sempat heran dengan sikap Saint yang biasanya ceria menjadi pendiam, saat pulang ke rumahnya.
Saint memilih tinggal sendiri karena ia ingin mandiri. Dan ayahnya memberikan kebebasan untuknya.
Dan suatu ketika, Saint sedang duduk bersama dengan ayahnya di teras belakang rumahnya.

  "Apakah ayah pernah jatuh cinta?" Tanya Saint pada ayahnya. Ayah Saint tersenyum menepuk kepala putranya itu.

  "Tentu saja. Jadi.. apa ini yang membuat anak ayah jadi pendiam? Apa anak ayah yang tampan ini di tolak oleh seorang gadis?" Tanya ayah Saint dengan tersenyum.

  "Bukan gadis." Jawab Saint.
Seketika senyuman di wajah ayahnya menghilang.

  "Apa kau menyukai laki-laki?" Tanya ayah Saint.
Saint mengangguk tanpa melihat kearah ayahnya.

  "Tapi itu semua sudah berakhir, aku sudah berpisah dengannya sebelum memulai apapun." Ujar Saint lagi. Ayah Saint mengangguk kemudian merangkul bahu putranya itu.

  "Cinta memang tidak bisa memilih, ayah tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Tapi ayah hanya akan kecewa padamu kalau kau menikah dengan seorang pria nantinya." Ayah Saint menghela nafas panjang. Saint menatap tak percaya dengan apa yang ayahnya ucapkan.

  "Ayah juga pernah mengalaminya, ayah bahkan sangat mencintainya.. namun karena ancaman dari ayahnya kepada nenekmu, ayah terpaksa meninggalkannya, dan menyakiti perasaan orang sangat ayah cintai. Saat itu Ayah bukan siapa-siapa, dan ayah hanya tinggal berdua dengan nenekmu, saat itu terjadi, nenekmu menyuruh ayah untuk menikahi ibumu, ibumu gadis yang cantik dan sangat baik, dia sahabat terdekat ayah kala itu." Tutur ayah Saint, matanya menatap kearah langit yang cerah. Sesekali tersenyum, namun senyuman itu menyimpan sebuah luka.

  "Apa dia laki-laki?" Tanya Saint.

  "Yah.. dia laki-laki, dan dia sangat mencintai ayah waktu itu." Ayah Saint tersenyum lebar padanya. Seraya menepuk kepala putranya itu.

  "Sudahlah jangan terlalu di pikirkan.. jika dia benar-benar mencintaimu dan begitu pula sebaliknya. Mungkin akan ada kesempatan lagi untuk hubungan kalian. Tapi ayah masih berharap kau bisa bersama dengan seorang gadis, bukan pria." Ujar ayah Saint, kemudian pergi meninggalkan Saint sendiri dengan pikirannya.

  Entah kenapa setelah mendengar ucapan ayahnya Saint merasa sedikit lega dan nyaman. Mungkin yang di katakan ayah benar, jika kita masih saling mencintai, akan ada kesempatan yang datang untuk membangun hubungan itu lagi.










  Saint mencoba untuk tetap fokus pada kehidupan kampusnya. Menahan rasa rindu tak semudah yang dibayangkan.
Dia benar-benar merindukan sosok itu, meskipun ia bisa saja bertanya pada sahabatnya Copter, tapi Saint sangat gengsi untuk sekedar bertanya.
Sebenarnya setiap hari tanpa di sadari Saint, Copter selalu memberi tau keadaan adiknya itu pada Saint. Namun karena Saint sering melamun, jadi dia tidak pernah fokus dengan ucapan Copter.

  "Cop.. apa dia baik-baik saja?"
Tanya Saint tiba-tiba, saat mereka bertiga sedang berkumpul untuk mengerjakan tugas kuliah di rumah Tee.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang