l love you 💗

2.9K 263 14
                                    

  

   Saint berjalan menuju ke arah motornya dia marah juga kecewa, merasa di permainankan, merasa bodoh karena terlalu khawatir pada pemuda yang jelas-jelas tak peduli padanya. Dia sampai membolos di jam kedua hanya karena menghawatirkan Perth dan mencarinya sampai ke sekolahnya.

Isshh...

Saint mengacak-acak rambutnya, merutuki ke bodohannya.
Setelah sampai di depan motornya, ada tangan  yang memeluknya dari belakang.

  "Maaf. Aku minta maaf.. aku tak bermaksud membuat P, Saint hawatir padaku. Aku_ aku hanya harus segera pulang, jika tidak Pa akan mencariku. Maaf phi.."

  "Bukankah seharusnya kau membangunkanku? Apa kau tau.. tadi pagi aku bingung harus mencarimu kemana hah?"  Saint melepaskan tangan Perth yang memeluknya, dan berbalik menghadap kearah Perth.

   "Ish.. seharusnya aku tak perlu khawatir padamu. Tapi bagaimana mungkin aku tak khawatir, semalam kau menangis dan tak mau menceritakan apa masalahmu. Aku takut terjadi sesuatu padamu, aku takut kau di pukuli seperti waktu itu, dan aku takut tidak bisa bertemu dengan mu lagi. Aku_aku.."
Saint menunduk, air matanya jatuh membasahi pipinya.
Perth kembali memeluknya.

  "Maafkan aku phi.. jangan menangis.." Perth mengusap punggung Saint untuk menenangkannya.

  "Kau benar-benar bodoh. Seharusnya kau membangunkanku, aku bisa mengantarmu pulang."

  "Hemb, aku memang bodoh. Phi boleh memarahiku atau memukulku."
Kemudian Perth melepaskan pelukannya, dan menghapus air mata Saint.

   "Phi sangat menggemaskan saat menangis, lihat pipimu memerah." Perth mencubit kedua pipi Saint gemas.

   "Ish. Singkirkan tanganmu."
Saint menepis tangan Perth pelan.

   "Phi.. a_aku.. aku suka.. "
Belum sempat Perth menyelesaikan ucapannya Saint menarik tengkuknya kemudian menciumnya.

Cup

  "Aku mencintaimu." Ucap Saint setelah melepaskan ciumannya.
Perth mengedipkan matanya tak percaya, apa benar Saint mengatakan cinta padanya.
Kini wajah Saint memerah karena malu.

  "Aku juga mencintaimu."
Kini Perth yang mencium Saint, bukan hanya sekedar kecupan, Perth mulai melumat bibir Saint secara bergantian, dan di balas oleh Saint.

  Tanpa mereka berdua sadari dari tempat yang tak jauh dari mereka, ada tiga pasang mata yang menyaksikan pernyataan cinta mereka.

  "Uh.. romantisnya.." itu Mae Jane yang berkomentar sambil tersenyum. (Ibunya fujosi kayak gw. 😁)

  "Ternyata adikku sudah dewasa Mae.." ujar Tin. Dan sesekali melirik ke arah pemuda manis di sampingnya.

  "Mereka manis sekali.." Copter melihat kearah Saint dan Perth tanpa berkedip.

  "Yaah.. sangat manis." Tin menimpali ucapan Copter dengan senyuman yang tak bisa di artikan.

  "Apa kalian akan terus di sini mengintip mereka berdua?"
Tanya seseorang di belakang mereka bertiga. Kemudian ketiganya menoleh ke sumber suara. Mata Copter berbinar, sedangkan Mae Jane tersenyum manis, dan Tin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

   "Daddy..?"

   "Hemb. Apa kau tak merindukan Daddymu ini?"  Kemudian pria paruh baya itu merentangkan kedua tangannya agar Copter memeluknya.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang