Sweetest Coffie ☕

3.3K 335 21
                                    

  Sudah seminggu sejak Saint bertemu dengan Perth, dan setelah pertemuan itu Saint selalu melewati jalan yang sama selama seminggu ini. Berharap bisa bertemu dengan nong Perth lagi. Tapi sayangnya ia tak pernah sekalipun bertemu atau sekedar melihatnya melewati jalan itu lagi.

  Saint memasuki kelas dengan wajahnya yang lesu, hari ini pun dia tak bisa melihat nongnya yang tampan itu lagi. Kedua sahabatnya yang melihat Saint agak sedikit kacau karena bermuka masam dan pakaian yg agak sedikit berantakan, menjadi heran. Padahal biasanya dia adalah orang yang selalu mengutamakan penampilan.
Saint duduk di kursinya dan meletakkan kepalanya di atas meja. Tee yang duduk di sebelahnya menjadi khawatir.

"Ada apa denganmu man.. kenapa kau kacau sekali pagi ini?" Tanya Tee seraya mengusak rambut Saint. Saint hanya menggeleng tanpa mengakat kepalanya dari atas meja. Sedangkan Copter hanya diam melihat kearah Saint. Dia tau kalau akhir-akhir ini Saint selalu bangun pagi dan mencari keberadaan bocah yang ia tolong seminggu yang lalu.

"kau bisa bercerita pada kami.. apa masalah mu.." Tee masih mencoba membujuk Saint.
Saint mengangkat kepalanya dan menopang dagunya dengan kedua tangannya. Bibirnya mengerucut tanda ia sangat sebal. Tapi orang-orang di sekitarnya melihatnya cemberut malah tersenyum gemas.

  "Ai Tee.. aku harus mencarinya kemana lagi? Gara-gara terus mengingatnya aku jadi kurang tidur dan selalu bangun pagi uuhhh..."
Saint mengacak-acak rambutnya seolah di sudah menyerah mencari bocah itu.
Copter terkekeh geli mendengar ucapan Saint. Karena tanpa Saint sadari sebenarnya dia telah jatuh cinta pada bocah itu.
Tee tersenyum dan mencubit kedua pipi Saint, orang jatuh cinta memang terlihat menggemaskan. Menurut Tee.

"Auh!! Tee!! Kenapa kau mencubit pipiku? Dan apa yang lucu sampai kalian menertawakanku? Ishh.. kalian sama sekali tidak membantu."
Saint menggerutu sebal, karena kedua sahabatnya itu malah menertawakannya. Tee dan Copter saling pandang, Tee menaikan sebelah alisnya. Seolah bertanya pada Copter apa yang harus ia lakukan. Namun Copter malah mengangkat kedua bahunya. Pertanda ia juga tidak mengerti harus berbuat apa. Mana mungkin bisa, hanya berbekal nama saja mereka bisa menemukan orang yang bernama Perth itu di seluruh kota ini? Bukankah yang mempunyai nama itu juga banyak. Itu pikir Copter.
Namun sebuah ide muncul di kepala Copter. Karena Saint pernah bercerita kalau dia mengantar bocah itu sampai apartemennya.

"Bukankah kau pernah mengantarnya sampai ke apartemennya? Kenapa tak kau datangi saja dia di apartemennya?" Copter memberikan idenya. Seketika itu mata Saint berbinar-binar mendengar ide dari sahabatnya. Dan juga langsung berubah lesu lagi. Dia melihat kearah kedua sahabatnya itu seolah meminta saran yang lebih baik.
Tee hanya mengangguk dan tersenyum manis ke arah Saint.

"Kenapa kau terlihat ragu? Bukankah seorang SEME itu selalu mengejar bukan di kejar, seperti kami."
Copter mencoba menggoda Saint dengan menekan kata "SEME" dan tersenyum mengejek.

"Ai Copgy..!! Kau tak perlu menjelaskan hal itu, lagi pula aku sedang tak jatuh cinta padanya." Sangkal Saint.

"Yeah.. kau tak jatuh cinta padanya, hanya saja kau sedang tergila-gila padanya." Jawab Copter lagi.

"Heii.. sudah-sudah.. jangan ribut lagi. Sebentar lagi profesor datang. Saint fokuslah untuk kuis hari ini. Jangan memikirkan hal lain. Masalah nong itu nanti aku akan membantumu mencarinya."
Saint tersenyum mendengar ucapan Tee. Dan mencoba memfokuskan diri pada buku jurnalnya.









  "Haaaahh.. melelahkan!! Kepalaku pusing." Gerutu Copter saat keluar dari dalam kelas. Di ikuti Tee dan Saint di belakangnya.

"Ai Tee.. bukankah kau bilang akan membantuku?" Tanya Saint.
Dan di angguki oleh Tee.

"Laluu.. kenapa kau malah meminta phi Tae menjemputmu?"
Tee yang kaget dengan ucapan Saint segera melihat kearah yang di tunjukan Copter dengan dagunya.
Tae melambaikan tangan kearah Tee dan tersenyum. Tee yang melihat kedatangan kekasihnya itu menoleh ke arah Saint dengan wajah imutnya seperti memohon agar di lepaskan.

"Hemb!! Pergilah.. aku bisa mencarinya sendiri." Jawab Saint sebelum mendengar ucapan memohon Tee.
Tee mencubit pipi Saint dengan gemas dan segera berlari menuju kekasihnya.

"Semoga berhasil Saint.." teriak Tee sebelum memasuki mobilnya.
Saint menoleh melihat kearah satu sahabatnya, menanti jawaban penolakan dari pria berisik itu.

"Apaa!!  Aku tak bisa membantumu. Hari ini aku ada pemotretan." Copter bicara tanpa melihat kearah Saint.

"Sudah ku duga. Kalian sama saja. Ya sudahlah.. sampaikan salamku pada phi Kim."
Saint menepuk pundak Copter dan berjalan menuju parkiran.
Mempunyai teman seorang model memang tak bisa diandalkan. Ingatkan Saint bahwa dia dan Copter sudah berteman dari SMP. Dan untuk Tee yang selalu mengutamakan kekasihnya itu. Meskipun begitu Tee tetap bisa membuat Saint selalu berfikir positif dan tidak marah-marah lagi.

Saint menaiki motornya menuju ke apartemennya. Ia ingin segera melepaskan penatnya.
Namun di seberang jalan yang tak jauh dari apartemennya ada sebuah cave yang baru saja di buka Minggu lalu dan terlihat sangat ramai. Karena penasaran Saint berhenti di depan cave itu dan memarkirkan motornya. Dan kebetulan siang ini Saint belum makan. Tapi tujuannya ke sini bukan untuk makan melainkan hanya untuk minum kopi, saat sedang suntuk Saint memilih meminum kopi tanpa gula.
Saint memilih duduk di kursi dekat dengan sebuah panggung kecil di cave itu. Pengunjung mulai ramai dan Saint terpaksa duduk sendiri di sebuah meja dengan 2 kursi.
Setelah memesan kopi dan cake, Saint mengedarkan pandangannya pada seisi cave itu. Pengunjung yang kebanyakan adalah para gadis itu berteriak histeris, karena penasaran Saint melihat kearah yang di lihat para gadis itu.
Seketika itu Saint membeku melihat orang yang selama seminggu ini membuat hari-harinya kacau sedang berada di depannya. Dengan sebuah gitar di tangannya. Seolah terhipnotis dengan pemuda yang ada di hadapannya itu, Saint melihat kearahnya tanpa berkedip dan mulut yang sedikit terbuka.
Dan tanpa sengaja tatapan mata mereka bertemu. Pemuda itu tersenyum pada Saint. Ada perasaan aneh yang tak pernah di rasakan olehnya. Saint memang sudah sering bergonta-ganti pasangan. Namun selama itu dia tak pernah merasakan perasaan aneh seperti sekarang. Jantungnya berdetak kencang saat melihat senyuman itu.
Pesanannya sudah datang, Saint menyesap kopinya dengan tatapan matanya masih setia pada pemuda itu. Kopi pahit itu bahkan terasa manis bagi Saint. Karena telah melihat orang yang selalu ada dalam pikirannya selama seminggu ini tersenyum padanya.

'apa aku mulai gila? Seperti yang di katakan Copgy? Apa begini rasanya cinta pada pandangan pertama?' monolog Saint.

"Ini kopi pertamaku yang sangat manis" desisnya.

          _______________________
             ____________________
                ________________

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang