Maafkan aku

2.3K 241 11
                                    


  Saint sampai di apartemennya, dia segera masuk kedalam kamarnya ingin melihat keadaan Perth yang ia tinggalkan tadi.
Namun kamar itu kosong dan makanan di meja juga tidak tersentuh.
Saint panik. Ia takut Perth akan pergi meninggalkannya, tiba-tiba Perth keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Saint bernafas lega melihatnya.
Seolah berada di rumah sendiri, Perth membuka lemari pakaian Saint dan mengambil baju piyama di sana.
Sesekali ia merintih kesakitan saat memakai celananya, setelah selesai berpakaian ia kembali duduk di atas tempat tidur, dan mengambil nampan yang berisi makanan untuknya.
Perth makan dengan tenang, tak memperdulikan tatapan Saint yang dari tadi seolah bingung ingin mengatakan sesuatu, namun ia ragu.

  Perth meletakkan nampan itu setelah isinya habis dan segera meminum obat yang sudah di siapkan oleh Saint tadi, kemudian ia kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Saint.
Kini Saint sadar bahwa kekuatan itu sedang marah padanya karena dari tadi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya dan menganggap Saint tidak ada di sekitarnya.

  Saint berdiri untuk mengganti pakaiannya, setelah itu ia juga naik ke atas tempat tidurnya dan memeluk Pinggang Perth dari belakang.

    "Kau masih marah padaku?"
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Perth, Saint semakin mengeratkan pelukannya.

   "Maaf.. Maafkan aku.. apa itu sangat sakti?"
Perth membalikan badannya dan menatap Saint, lalu kembali memeluknya.

   "Hemb. Sudah lebih baik."
Jawab Perth, kemudian Saint mencium keningnya dan tersenyum mendengar Perth masih mau berbicara padanya.

    "Eerr.. apa yang Krist lakukan padamu? Apa kau melakukan itu dengannya?"
Perth menggeleng, ia meremas baju belakang Saint.
Saint mendesah lega, dan mengusap lembut punggung Perth agar ia sedikit tenang.

    "Maafkan aku, seharusnya aku mendengarkan mu dulu, sebelum melakukannya. Maaf.."
Saint kembali meminta maaf, dan Perth kembali menggeleng mendengar ucapan Saint.

    "Jangan minta maaf, phi tidak salah, mungkin aku juga akan melakukannya jika itu terjadi padamu, dan maafkan aku yang selalu menjadi bebanmu."
Ucap Perth dan mendongak melihat kearah wajah Saint.
Saint tersenyum kemudian mengecup hidung Perth dengan gemas.

   "Tidak apa.. asal itu kau, aku tidak akan pernah keberatan."
Saint duduk di atas tempat tidurnya, dan meletakkan kepala Perth di atas pangkuannya.

    "Semalam aku hanya takut phi akan meninggalkan ku.. setelah apa yang terjadi padaku."
Tatapan matanya menjadi sendu, mengingat kejadian kemarin saat hendak pergi dari fakultas teknik.
Saint menggeleng.

   "Apapun yang terjadi pada mu phi tidak akan pernah meninggalkan mu."

   "Meskipun seandainya mereka melakukan itu padaku?"
Tanya Perth sambil mendongak melihat kearah Saint yang sedang mengusap rambutnya.
Saint menggeleng dan tersenyum manis pada Perth.

   "Sudahlah.. aku tidak ingin membahasnya lagi, jangan di ingat lagi. Krist tidak akan mengganggumu, percaya padaku."

  "Apa yang phi lakukan padanya?"

   "Tidak ada, hanya membuatnya menyesal karena telah menyakitimu."

   "Apa phi memukulnya?"

   "Sedikit, dia tidak akan mati hanya dengan satu pukulan saja. Apa kau menghawatirkannya?"

Perth terdiam sejenak mendengar ucapan Saint, dari pada khawatir Perth lebih kasian melihat keadaan Krist yang sebenarnya.

You are my world (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang