Sudah dua hari Jungkook berlatih penuh dengan Jimin dan Hoseok. Ia tak berangkat sekolah selama dua hari. Tapi selama ia tak sekolah, Eunwoo selalu mengirimkan file ke emailnya. File tugas dan pelajaran hari itu.
Dan tugasnya sebagai ketua osis tetap berjalan sebagaimana mestinya. Jungkook mengikuti rapat melalui video call. Menerima file dari penggurus lainnya melalui email. Membacanya. Mengoreksinya. Menandatanganinya. Semua Jungkook lakukan di sela-sela waktu istirahatnya.
"Kau serius sekali. Beristirahatlah, Jungkook-ah."
Jimin dan Hoseok menghampiri Jungkook yang sibuk dengan laptopnya. Ia tengah membaca beberapa berkas yang baru saja di kirimkan oleh Mingyu. Wakilnya selalu dapat diandalkan ketika ia tak berada di ruang pertemuan secara langsung.
"Ne, hyung. Aku harus menyelesaikan ini. Hanya tinggal sendikit lagi." ucap Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya. Tangannya sibuk mengetik di atas keyboard laptopnya.
"Setidaknya, makan dulu, Jungkook-ah. Kau meninggalkan makananmu utuh seperti itu." Hoseok melirik kearah kotak makanan berisi kimbab yang masih utuh.
"Nanti akan kumakan, hyung." Jungkook membuka sebuah folder file dokument. Ia segera membacanya dengan cepat.
Jimin dan Hoseok saling melempar tatapan. Hoseok mengangkat sebelah alisnya. Dan Jimin mengangkat bahunya, tak tau. Jungkook sibuk dengan laptopnya untuk beberapa saat.
"Akhirnya."
Jungkook menutup laptopnya dan meregangkan otot-ototnya yang kaku. Ia memasukkan kedalam tasnya lalu menatap kearah Jimin dan Hoseok bergantian.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Jungkook menatap polos kearah dua namja yang lebih tua.
"Ekhm! Aku ingin bertanya satu hal padamu, Jungkook-ah. Aku sangat penasaran sejak bertemu denganmu." Jimin membenarkan posisi duduknya, bersila menghadap Jungkook.
"Bertanya apa, hyung?"
"Sebenarnya, kau menjadi apa di sekolah?"
"Aku menjadi ketua osis, hyung."
"Dikelas sepuluh?!" Jimin melotot tak percaya.
"Ne. Apa ada yang salah, hyung?"
"Salah apanya? Itu luar biasa, Jungkook-ah. Kudengar kau juga berada di kelas yang sibuk. Benarkan?"
"Ne. Banyak yang mengatakan kalau kelasku kelas tersibuk dari kelas lain karena banyak tugas."
Rahang Jimin jatuh seketika. Ia tak percaya, seorang Jungkook yang baru kelas sepuluh sma dan berada di kelas tersibuk, menjadi ketua osis. Jimin tak bisa membayangkan bagaimana sibuknya Jungkook disekolahannya. Ditambah lagi dengan jam di luar sekolahnya.
"Kau mengurusi cafe. Membuat menu baru untuk cafemu. Bersekolah dan menjadi ketua osis yang sangat sibuk. Bermain piano dengan Yoongi hyung, yang aku yakin kau harus les piano. Sekarang kau berlatih dance bersama kami. Waahh.. aku yakin kau tak tidur sama sekali, Jungkook-ah." ucap Jimin yang di akhiri dengan tawa ringan.
"Mana mungkin Jungkook tak tidur, Jimin-ah. Ia pasti akan kelelahan jika tidak tidur sama sekali." timpal Hoseok yang membuat Jimin mengangguk setuju.
Jungkook hanya mengulas senyumannya. Ia malah memikirkan perkataan Jimin dan Hoseok.
Kenapa aku tak mengantuk sama sekali? Padahal aku tak tidur berhari-hari. Apa aku insomnia akut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop it, Jebal [END]
FanfictionSiapa yang tak ingin menjadi anak yang di banggakan oleh kedua orang tuanya? Semua pasti menginginkan itu. Termasuk diriku. Hay, namaku Jeon Jungkook. Murid kelas satu SMA yang ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk...