15. Showcase

2.9K 350 110
                                        

Hari terus berganti. Terus mendekati hari showcase diadakan. Kondisi YM entertainment sangat sibuk. Banyak staff yang berlalu lalang. Meski agensi itu sangat sibuk, tapi sepertinya CEO mereka terlihat santai. Ya, hanya terlihat santai. Kenyataannya Yoongi juga tengah kalang kabut memikirkan showcase itu..

Dan kini, Yoongi tengah duduk di kursi panjang. Menatap tajam kearah namja lain yang tengah bermain piano. Menajamkan telinganya untuk mendengar dentingan piano itu. Sedangkan si pemain, Jungkook, terlihat sangat berkonsentrasi penuh. Fokus dengan nada-nada pianonya. Dan akhirnya ketukan keras dari Jungkook mengakhiri permainannya dengan apik.

"Jal haesso*. Kau hampir melakukannya dengan baik." Yoongi mengambil kertas partitur dan menandai not balok disana.

"Apa yang kurang, hyung?" Jungkook menatap Yoongi penasaran sembari melemaskan jari-jarinya. Ia tak pernah berhenti memainkan bagiannya. Bahkan sampai bermain berulang kali. Sampai jari-jarinya terasa pegal.

"Kau ingin tau kekuranganmu? Dengarkan alunan aslinya dan kau akan menemukan kekuranganmu." ucap Yoongi sambil meletakkan kertas partiturnya kembali ke atas meja.

Jungkook berpikir sejak. Tangannya meraih ponselnya. Mengeluarkan earphone dan menyambungkannya ke ponselnya. Membuka pemutar musiknya. Symphony No. 9 Mvt. 4 berada di urutan teratas di play listnya. Jarinya menyentuh tombol play di sana. Dan alunan musik mulai memenuhi telinga Jungkook.

Sret..

"Sekarang beristirahatlah, bocah. Kau seperti tak punya waktu saja." ucap Yoongi setelah menarik earphone dari telinga Jungkook.

"Aku memang tak punya waktu, hyung. Showcase hanya tinggal empat hari lagi."

"Dan kau sudah berhasil mencapai 139 dbm."

"Aku masih banyak kekurangan, hyung. Kau yang mengatakannya. Permainanku hampir baik. Itu artinya masih banyak hal yang harus kulakukan, sampai aku menjadi baik."

Puk!

Yoongi menepuk bahu Jungkook. Menatap namja kelinci itu dengan tatapan tajam dan tegas. Aura kewibawaan Yoongi menguar. Membuat Jungkook mengerjap tak percaya jika namja pucat itu memiliki aura kewibawaan yang sangat kuat.

"Istirahatlah. Kita akan langsung berlatih two piano concour nanti."

"Ne, hyung."

Yoongi mengusak rambut Jungkook pelan sebelum berjalan keluar dari ruangan itu. Sepertinya Yoongi akan ikut mengurus kesibukan staff menyiapkan showcase. Jungkook beranjak dan berjalan kekursi panjang.

Brugh!!

Jungkook menjatuhkan dirinya berbaring di kursi panjang itu. Menatap langit-langit dengan pandangan yang penuh dengan pikiran. Selama berlatih piano dengan Yoongi, Jungkook kembali tak pulang ke rumah. Ia menginap di ruangan ini. Terus berlatih, sekolah dan belajar. Bahkan jam untuk tidur hanya tiga puluh menit. Sisanya, ia mengisi dengan berlatih, sekolah dan belajar.

Ddrrtt!! Ddrrtt!! Ddrttt!!

Jungkook tersentak ketika ponsel di atas dadanya bergetar. Ia melihat layar ponselnya. Membaca id penelfon membuat Jungkook menegakkan badannya.

"Yeoboseyo, eomma."

"Neo eodiya?"

"Aku di agensi Yoongi hyung, eomma."

"Berlatih piano?"

"Ne, aku sedang berlatih piano."

"Baguslah."

Stop it, Jebal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang