32. Can't Holding

3.8K 398 125
                                    

Cklek..

Pintu utama kediaman keluarga Jeon terbuka. Terlihat Sungjin yang berjalan memasuki rumah besar itu. Tak ada sambutan maid seperti biasanya. Ya, karena para maid sekarang tengah sibuk. Sibuk membereskan beberapa kekacauan di rumah besar itu.

"Ada apa ini? Kenapa banyak barang yang pecah?" gumam Sungjin yang melihat para maid sibuk membersihkan pecahan itu.

"Oh, hwanyeonghamnida, Sungjin deoryeonnim." sapa salah satu maid yang menyadari keberadaan Sungjin.

"Dimana Song ahjumma?"

"Beliau ada di ruang tamu, deoryeonnim."

"Gomawo."

Sungjin segera berjalan menuju ruang tamu. Ia melihat Jihyo yang tengah sibuk membersihkan kekacauan. Ternyata ruang tamu sangat kacau.

"Ahjumma, ada apa ini?" tanya Sungjin sambil melihat sekelilingnya. Benar-benar berantakan.

"Akhirnya anda pulang, deoryeonnim." Jihyo bergegas menghampiri Sungjin. Membungkuk sekilas pada tuan mudanya itu.

"Kenapa semua berantakan seperti ini, ahjumma?"

"Saya kurang tau, deoryeonnim. Tiba-tiba saja, sajangnim marah dan membuat rumah seperti ini."

"Dimana appa dan eomma?"

"Ada di ruang tengah, deoryeonnim."

Sungjin segera melangkahkan kakinya menuju ruang tengah. Disana sudah ada Chuni dan Hyejin. Mereka terlihat sangat kacau. Apalagi Chuni. Penampilannya sangat semrawut.

"Jadi, seperti ini yang di lakukan appa dan eomma dirumah? Bersantai disaat anaknya terbaring di rumah sakit." ucap Sungjin dengan senyum remehnya.

"Jangan mencari masalah, Sungjin-ah. Appa dan eomma sedang pusing sekarang." ucap Hyejin sambil memijit keningnya.

"Siapa yang mencari masalah, eomma? Aku hanya mengatakan fakta yang aku lihat."

"Dan kenyataannya tidak seperti yang kau lihat, Sungjin!"

"Diamlah!! Kalian membuatku semakin pusing!" sentak Chuni dengan wajah lelahnya. Ia terlihat sangat frustasi. Sungjin berjalan dan mendudukkan diri di single sofa.

"Jadi, apa yang menimpa kalian saat ini? Perusahaan bangkrut? Butik rugi besar?" tanya Sungjin dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Dari mana kau tau? Atau jangan-jangan kau.." Chuni menatap tak percaya kearah Sungjin.

"Sebegitu negatifkan pikiran kalian padaku?" Sungjin mendecih tak percaya. Chuni dan Hyejin membuang muka dari Sungjin.

"Semua orang juga tau itu. Seorang Jeon Chuni dan Jeon Hyejin terlihat lelah, kacau, dan frustasi, tak lain dan tak bukan pasti alasan pekerjaan. Kalian gila kerja. Gila bisnis. Jika terjadi sesuatu pada pekerjaan kalian, kalian akan seperti ini." ucap Sungjin.

"Bahkan Jungkook masuk rumah sakit saja, kalian terlihat santai. Sebegitu besarkah pengaruh pekerjaan dari pada anak kalian sendiri?" Sungjin menatap remeh kearah Chuni dan Hyejin.

"Kami mengeluarkan uang untuk membayar rumah sakit Jungkook. Disana banyak dokter yang lebih mengerti apa yang harus dilakukan pada Jungkook. Ia akan baik-baik saja di bawah pengawasan dokter."

"Apa dengan itu bisa menjamin Jungkook sembuh, appa?"

"Kau bisa berhenti membahas hal itu, Sungjin-ah? Appa sangat pusing memikirkan dua perusahaan yang diambang kebangkrutan. Jadi jangan membuat appa semakin pusing." ucap Chuni dengan nada tegasnya.

Stop it, Jebal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang