"Hyung!! Kau apakan earphoneku?! Kenapa kabelnya hitam semua?!"
"Berisik!! Tercelup di tinta. Tak sengaja."
"Mwo?! Ya! Beruang kutub!!"
"Bakpao bantet!! Berani kau mengataiku, huh?!"
Begitulah pertengkaran yang terjadi di pagi hari Minggu di kediaman keluarga Min. Si sulung dan si bungsu yang tak pernah akur. Pertengkaran kecil yang selalu terjadi, bahkan hampir setiap hari.
"Hey, kalian berdua. Ada apa ini? Pagi-pagi sudah berisik."
Chaerin datang mengintrupsi pertengkaran dua anaknya itu. Di belakang Chaerin terlihat sosok Jungkook yang mengekor. Jungkook tersenyum sambil menganggukkan kepalanya menyapa dua saudara Min itu.
"Tak ingin berdamai, eoh?" Chaerin melipat tangannya di dada ketika melihat tingkah dua anaknya. Yoongi yang menahan wajah Jimin. Dan Jimin yang berusaha melayangkan pukulan pada Yoongi.
"Baiklah. Kalian akan tau akibatnya kalau kalian tak menurut kata eomma. Jungkook sayang, bisa kau tutup telingamu rapat-rapat? Imo ingin berbicara dengan Yoongi dan Jimin." Chaerin mengulas senyumannya sambil melirik kebelakang, kearah Jungkook.
"A-aa!! Andwae, eomma!! Araseo araseo! Kita akur! Benarkan, Yoongi hyung?" Jimin segera merangkul Yoongi dan memasang senyum lebarnya.
"Aku tak merasa akur denganmu." gerutu Yoongi dan kembali fokus dengan buku di tangannya.
Jimin mencebik mendengar perkataan Yoongi. Hyungnya ini menyebalkan luar biasa. Chaerin menyipitkan matanya melihat tingkah Yoongi.
"Eomma mengawasi kalian. Ah Jimin-ah, Jungkook datang mencarimu." Chaerin menarik pelan Jungkook yang ada di belakangnya.
"Oh, Jungkook-ah? Ada apa?" tanya Jimin dengan nada bersemangat. Ia sudah melepaskan rangkulannya pada Yoongi dan menghampiri Jungkook.
"Aku ingin meminta bantuanmu, hyung." ucap Jungkook.
"Bantuanku? Araseo! Kita ke basecampku." ajak Jimin dengan nada kelewat bahagia.
"Ya! Beruang kutub! Pergilah ke agensi! Pd-nim apa yang hanya bersantai dirumah? Cih." cibir Jimin sebelum menarik Jungkook ke basecamp yang di maksudnya.
"Sialan." desis Yoongi dengan wajah kesalnya. Ia mengambil kunci mobilnya di meja.
"Pergilah ke agensimu, beruang!! Kau tak mendengar perkataan adikmu?!" sentak Chaerin yang membuat Yoongi melompat terkejut.
"Oo kamjagiya, eomma! Araseo, aku akan berangkat sekarang! Aku sedang mengambil kunci mobil, eomma! Eomma pikir aku pergi dengan terbang apa?" Yoongi memasang wajah terkejutnya. Ia benar-benar terkejut dengan teriakan eommanya tadi.
Keluargaku tak ada yang benar. Eomma yang selalu membuat spot jantung. Dan adik yang selalu mengajak bertengkar. Hah! Setidaknya gedung agensiku tidak kabur ketika ku datangi.
.
.
.
Jungkook sedang berada di basecamp Jimin. Ternyata basecamp yang dimaksud Jimin adalah dance room.
"Jadi ingin minta bantuan apa?" tanya Jimin setelah masuk ke dance roomnya.
"Kau pasti tau jika eommaku menyertakanku pada theatrical dancemu. Jadi, bisakah kau mengajariku dance, hyung?" pinta Jungkook dengan memaikan jari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop it, Jebal [END]
Fiksi PenggemarSiapa yang tak ingin menjadi anak yang di banggakan oleh kedua orang tuanya? Semua pasti menginginkan itu. Termasuk diriku. Hay, namaku Jeon Jungkook. Murid kelas satu SMA yang ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk...