31. Hospital

5.5K 404 240
                                        

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah bersahutan dari dua orang yang berbeda, terdengar menggema di lorong rumah sakit. Si pemilik langkah, Chuni dan Hyejin, bergegas dengan cepat menuju ke ruang UGD. Pasutri itu melihat Sungjin dan Heegun berada disana.

"Bagaimana Jungkook, Sungjin-ah?" tanya Hyejin pada anak sulungnya. Tapi Sungjin sama sekali tak menjawab. Ia bahkan membuang wajahnya kearah lain.

"Sungjin, jawab eomma! Bagaimana Jungkook?!" sentak Hyejin yang kesal karena anak sulungnya tak menjawab perkataannya.

"Jwiseonghamnida, samunim, sajangnim. Dokter masih memeriksa Jungkook deoryeonnim dan belum keluar." ucap Heegun.

Hyejin dan Chuni menghela nafas panjang. Sungjin masih memalingkan wajahnya. Ekspresinya terlihat tengah menahan emosi saat ini.

Cklek..

Semua menoleh dengan cepat ketika mendengar suara pintu terbuka. Sungjin segera bergegas menghampiri Jaehyun.

"Bagaimana kondisi Jungkook, seonsaengnim?" tanya Sungjin dengan wajah khawatirnya.

"Kondisi Jungkook saat ini sedang kritis. Ia harus mendapat perawatan intensif." ucap Jaehyun dengan wajah sendunya. Sungjin tak bisa berpikir apapun ketika mendengar kondisi Jungkook.

"Seonsaengnim, lakukan apapun yang terbaik pada Jungkook. Berapapun biayanya akan aku berikan." ucap Chuni.

"Kami pasti melakukan yang terbaik yang kami bisa, sajangnim. Saya permisi." Jaehyun membungkuk dan berjalan pergi dari sana.

Sungjin kembali berjalan ke kursi yang ada disana. Dengan tatapan kosongnya, ia kembali duduk di kursi.  Pikirannya saat ini berkelana kepada Jungkook.

"Bagaimana bisa Jungkook kritis? Heegun, apa yang kau lakukan selama ini? Kau tak mengawasi Jungkook?" Hyejin menatap Heegun dengan tatapan tajam. Heegun hanya menundukkan kepalanya.

"Apa ini karena Jihyo yang tak memperhatikan makan Jungkook?"

"Jwiseonghamnida, samunim." Heegun sama sekali tak mengangkat kepalanya. Ia hanya menunduk dan mengatakan maaf pada nyonya besarnya.

"Apa kerja kalian sebenarnya?! Aku membayar kalian bukan untuk bermalas-malasan dan melepas tanggungjawab kalian!! Menjaga Jungkook saja tidak becus!!"

Sungjin memejamkan matanya erat. Mengepalkan tangannya. Ia sudah berusaha menulikan telinganya. Tapi perkataan eommanya membuat dirinya tak bisa menahan emosinya.

"Hebat sekali, eomma." Sungjin berdiri dari posisi duduknya. Ia menghadap Hyejin dan menatap eommanya tajam.

"Apa maksudmu?" Hyejin menatap bingung kearah Sungjin.

"Eomma sangat hebat. Eomma menyalahkan orang lain atas perbuatan yang eomma lakukan sendiri. Bukankah itu sangat luar biasa, eomma?" ucap Sungjin dengan tatapan emosi dan sendu yang bercampur menjadi satu.

"Jangan berkata sembarangan, Sungjin." Chuni menatap tajam pada anak sulungnya.

"Sembarangan, appa? Ani. Itu memang kenyataannya. Jungkook sampai kritis dan masuk rumah sakit seperti ini, karena kalian yang selalu menuntut Jungkook melakukan ini itu. Apa kalian tak menyadarinya? Kalian dengan seenaknya menyalahkan orang lain."

"Kita sudah membahas masalah ini sebelumnya, Sungjin. Appa dan eomma melakukan itu untuk kebaikan Jungkook. Untuk masa depannya yang lebih baik."

"Masa depan Jungkook.. atau masa depan perusahaan appa?" Sungjin menatap tajam kearah Chuni.

"Sudahlah. Jangan membuat keributan di rumah sakit." ucap Chuni yang melihat beberapa orang menatap kearah mereka.

Stop it, Jebal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang