28. The Truth

3.7K 412 342
                                    

Ddrtt!! Ddrttt!! Ddrttt!!!

Ponsel hitam yang berada di atas meja nakas berdering. Pemilik ponsel itu berjalan mendekat dan mengambil ponselnya. Melihat id penelfon dan mengangkatnya.

"Yeoboseyo."

"Sungjin deoryeonnim, saya ingin memberitau sesuatu pada anda."

"Ada apa? Kau menemukan hal penting, Kang ahjussi?"

Itu Sungjin tengah berbicara dengan Heegun. Orang yang memberitau Sungjin semua mengenai Jungkook. Ya, Heegun adalah mata-mata Sungjin.

"Sebenarnya ini sudah cukup lama, deoryeonnim. Tapi saya baru memberitau pada anda saat ini."

"Memberitau apa, ahjussi?"

"Mengenai kondisi Jungkook deoryeonnim. Beberapa hari sebelum kepulangan anda, Jungkook deoryeonnim sempat di larikan ke rumah sakit."

"Rumah sakit?"

"Ne, deoryeonnim. Jungkook deoryeonnim mengeluhkan sakit diperutnya. Untuk itu, saya dan Taehyung-ssi membawa Jungkook deoryeonnim ke rumah sakit atas saran dari dokter sekolah Jungkook deoryeonnim."

"Lalu, bagaimana?"

"Dokter yang menangani Jungkook deoryeonnim masih belum memberi tau apapun, deoryeonnim."

Sungjin menghela nafas panjang. Ia menggigit bibir bawahnya. Sekarang ia sangat mencemaskan Jungkook.

"Tapi, hasil pemeriksaannya sudah keluar, deoryeonnim."

"Lalu hasilnya?"

"Jungkook deoryeonnim sama sekali tak memberitaukannya, deoryeonnim. Sepulang dari rumah sakit, Jungkook deoryeonnim hanya diam. Dan ketika Taehyung-ssi bertanya, Jungkook deoryeonnim hanya diam dan menangis."

"Kalau tak salah, itu ketika aku pulang kemari, kan?"

"Ne, deoryeonnim. Saya merasa ada hal yang ditutupi oleh Jungkook deoryeonnim. Seperti ada.. hal buruk yang telah menimpa Jungkook deoryeonnim."

Sungjin benar-benar sangat khawatir sekarang. Perkataan Heegun membuatnya memikirkan namja kelinci itu sekarang.

"Gomawo atas informasinya, ahjussi."

Sungjin menutup telfonnya. Ia mendudukkan dirinya di tempat tidurnya. Perasaan cemas benar-benar menyelimuti Sungjin saat ini. Apalagi Jungkook sedang tak berada di rumah.

Sungjin memutuskan untuk mengurangi rasa cemasnya. Hanya ada satu tempat dimana ia bisa mengurangi kecemasannya. Kamar sang adik. Hanya disana, Sungjin bisa menemukan tempat yang sangat kuat di dominasi oleh namja kelinci itu.

Cklek..

Kamar Jungkook sangat rapi dan tertata. Sungjin masuk kedalam kamar adiknya. Senyumnya tercipta ketika melihat kamar adiknya. Sama sekali tak berubah. Mungkin dulu kamar adiknya itu selalu berantakan. Dan dirinya yang selalu merapikannya.

Sungjin berjalan perlahan. Mengamati kondisi kamar adiknya. Kamar yang rapi. Buku-buku yang semakin memenuhi rak buku Jungkook. Sungjin berjalan menuju meja belajar Jungkook dan mendudukkan dirinya disana. Kedua matanya masih menelisik kamar namja kelinci itu.

Puk!

Sungjin melirik kearah tangannya yang menyentuh sesuatu. Sebuah buku bersampul coklat. Sungjin mengambil buku itu. Mengamati sampulnya yang bersih. Mata Sungjin menangkan sebuah kertas putih yang sedikit mencuat dari buku itu.

Sungjin menarik keluar kertas putih itu. Mungkin lebih tepatnya sebuah amplop putih. Sungjin mengerutkan dahinya ketika melihat amplop putih itu. Terlihat polos, tapi membuat rasa penasaran Sungjin timbul. Tangan Sungjin hendak membuka amplop itu.

Stop it, Jebal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang